Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) merupakan upaya pengenalan lingkungan kampus kepada Mahasiswa Baru (Maba). Setiap pergurun tinggi memiliki kebijakan tersendiri terhadap kegiatan PBAK (Ospek) dan Rektor selaku pimpinan tertinggi lembaga bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan. Terlaksananya PBAK juga melibatkan mahasiswa dan tenaga kependidikan lembaga kampus. Sementara panitia yang terlibat berada di bawah koordinasi pimpinan perguruan tinggi pada bidang kemahasiswaan.
Menurut Keputusan Direktur Jendral (Dirjen) Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) Republik Indonesia Nomor 096/B1/SK/2016, Tentang Panduan Umum Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, materi yang perlu disampikan pada kehidupan kampus meliputi materi pokok dan materi tambahan.
Materi pokok meliputi, wawasan kebangsaan, bela negara, pendidikan hak asasi manusia berperspektif gender, dan layanan kemahasiswaan. Sedangkan materi tambahan yaitu, materi yang sesuai dengan kebutuhan perguruan tinggi misalnya prospek peluang kerja dan kesadaran diri akan bahaya narkoba.
PBAK IAIN Tulungagung dimulai pada tanggal 14 Agustus sampai dengan 17 Agustus 2019. Kegiatan selama empat hari tersebut dilaksankan di area kampus. Pada 14–15 Agustus merupakan kegiatan PBAK Institut (PBAK‑I) yang dibuka langsung oleh Rektor. Sedangkan pada 16–17 Agustus merupakan kegiatan PBAK Fakultas yang dipimpin oleh Wakil Rektor (Warek) Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama.
Pada PBAK IAIN Tulungagung 2018, terdapat syarat ketentuan yang harus dilengkapi oleh mahasiswa baru Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) berupa pohon. Berbeda halnya dengan PBAK 2019 kali ini, melalui rapat yang pertama kali antara panitia dengan Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan sekaligus Warek Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama, yang membahas tentang pengabdian masyarakat, memutuskan di PBAK 2019 ini membawa tumbuhan di PBAK FUAD dan beras di PBAK‑I.
Perlengkapan membawa beras tersebut atas usulan Abad Badruzzaman, Warek bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama yang disepakati oleh seluruh panitia, mahasiswa dan Wakil Dekan yang mengarahnya ke pengentasan kemiskinan.
Rencana beras tersebut akan dialokasikan ke masyarakat sekitar kampus. Adanya beras yang dijadikan sebagai bagian perlengkapan mahasiswa baru mengacu kepada kegiatan bakti sosial. Seperti yang dipaparkan oleh Silvia Ade Prastika Naga Anggara, Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES) selaku pendamping PBAK‑I, bahwa, “Rencananya beras akan dikasihkan ke orang yang kurang mampu, panti asuhan dan disebar di lingkungan kampus”.
Pengumpulan beras mahasiswa baru direncanakan pada hari pertama PBAK dan akan didistribusikan setelah PBAK selesai. Mahasiswa baru ditugaskan untuk membawa beras sebesar 1 kg per orang. Jumlah mahasiswa baru mencapai 5.521 dan total keseluruhan beras mencapai 5 ton 5 kwintal 21 kg. Beras tersebut akan diserahkan kepada Unit Pelayanan Zakat (UPZ) IAIN Tulungagung untuk dikelola.
Lembaga UPZ dikelola langsung oleh kampus. Ketika lembaga UPZ membutuhkan bantuan untuk mengelola zakat, maka mahasiswa dari jurusan Manajemen Zakat dan Waqaf (Mazawa) yang diminta bantuan. Hal tersebut ditegaskan ulang oleh Muniri, “Kalau Mazawa itu tentang sedekah, tentang zakat, memang benar ada sangkut pautnya, artinya begini, kegiatan ini juga mendongkrak kegiatan proses akreditasi Mazawa, tetapi ini sifatnya umum dan tidak ingin membebani mahasiswa baru karena sudah ada Uang Kuliah Tunggal”.
Namun, pada 7 Agustus 2019, Abad menginstruksikan kepada Ibrahim Kholil Majid, selaku ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Institut (Dema‑I) untuk membatalkan adanya perlengkapan beras. Kemudian, pada 8 Agustus 2019 mendatang, pembatalan perlengkapan beras tersebut diumumkan kepada peserta PBAK.
Di sisi lain, Muhammad Bangkit Saputra, selaku ketua pelaksana menambahkan, pembatalan juga terjadi sebab UPZ pernah mengalami kevakuman dan tidak siap menerima beras. “Kemarin langsung dihapuskan saja soalnya sudah terlalu mepet dan ternyata masih kurang persiapan.” //