Dimensipers.com — Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan Fakultas (PBAK‑F) di IAIN Tulungagung memiliki konsep beragam yang menampilkan ciri khas dari masing-masing fakultas. PBAK Fakultas dilaksanakan pada 16–17 Agustus selepas PBAK Institut.
Konsep yang diangkat oleh setiap fakultas memiliki filosofi dan arti tersendiri. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) mengangkat tema “Pendidikan Karakter Mahasiswa Baru untuk Membangun Bangsa, agar Menjadi Lebih Baik”.
Latar belakang munculnya tema tersebut, yakni memunculkan kembali karakter mahasiswa yang mulai luntur. FTIK memperkenalkan fakultas dengan mendatangkan pemateri-pemateri dari dosen-dosen fakultas dan juga dari ketua jurusan (kajur) serta sekretaris jurusan (sekjur).
Konsep yang diangkat oleh setiap fakultas memiliki filosofi dan arti tersendiri. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) mengangkat tema “Pendidikan Karakter Mahasiswa Baru untuk Membangun Bangsa, agar Menjadi Lebih Baik”.
Latar belakang munculnya tema tersebut, yakni memunculkan kembali karakter mahasiswa yang mulai luntur. FTIK memperkenalkan fakultas dengan mendatangkan pemateri-pemateri dari dosen-dosen fakultas dan juga dari ketua jurusan (kajur) serta sekretaris jurusan (sekjur).
PBAK FTIK dimulai pukul 05.30, bebarengan dengan kedatangan peserta yang diseragamkan dengan setelan kemeja merah muda dan bawahan hitam. Acara diawali dengan pembacaan istigasah bersama, dilanjutkan pengenalan jurusan dan diakhiri pentas seni.
Berbeda dengan FTIK, Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum (FASIH) mengangkat tema Human Justisia, berarti manusia yang berkeadilan. Ketua pelaksana PBAK FASIH menyebutkan bahwa tema tersebut dimaksudkan untuk mengembalikan budaya literasi dan diskusi di tengah mahasiswa baru.
Penanaman human justisia yakni dengan memberikan kesempatan peserta untuk terjun lapangan mencari kasus atau pelanggaran yang terdapat di masyarakat. Kemudian menguatkan dasar-dasar hukum yang ada, mendiskusikannya dan mempresentasikan hasilnya.
Sementara itu, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah (FEBI) mengangkat tema The Internasional Hope (History of Politic Economy), yang membahas tentang ekonomi hari ini. PBAK FEBI bermaksud memperkenalkan budaya kemahasiswaan dan entrepreuner tentang politik yang ada di dalam dan luar negeri.
Latar belakang pemengambilan tema disesuaikan dengan zaman saat ini, yakni Revolusi Industri4.0.Sebab itu, PBAK FEBI kali ini memfokuskan pada penyampaian materi yang meliputi kefakultasan, kemahasiswaan, siakad, kurikulum jurusan, keakademikan, dan ekonomi daerah.
PBAK FEBI hari pertama diisi pengenalan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA), Senat Mahasiswa (SEMA), beasiswa bidikmisi, dan beasiswa Generasi Baru Indonesia (GenBI). Kemudian, hari terakhir diisi dengan mosaik, permainan, pensi, dan bazar.
Sedangkan, Fakultas Usuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) mengangkat tema ekologi, yakni “Bumi Telah Mati, Manusia yang Membunuhnya”. Tema ini diambil sebagai bentuk perhatian terhadap problem ekologi hari ini. Salah satu problem yang dikutip adalah terkait tambang dalam film Sexy Killers dan pemanasan global pada film Before The Flood.
Saikul, selaku ketua pelaksana menegaskan bahwa dengan tema ini dapat mengajak mahasiswa sebagai agen perubahan dan agen kontrol yang mempunyai pemahaman lingkungan. Adapun beberapa materi yang disampaikan, yakni meliputi ke-FUAD-an, profetik, humanis, analitis, kebinekaan, literasi digital, budaya diskusi, dan ekologi.
“Kami ingin mengkaji bahwasanya (nilai kearifan) masyarakat adat (saat) ini mulai hilang. Ayo lestarikan kembali! Mari kita dominankan kembali apa yang kita punya, kearifan lokal yang lebih bersahabat dengan alam …”, imbuh Saikul.
Panitia PBAK FUAD juga menghimbau peserta untuk membawa bibit pohon. Rencananya, setelah PBAK selesai, bibit tersebut disimpan dan dirawat dahulu, setelah musim hujan tiba baru akan ditanam bersama.[] (Sty/Atn/Ynt/Hld)