Dimensipers.com — Forum Maha­siswa Fakul­tas Ushu­lud­din Adab dan Dak­wah dis­ingkat FORMAD, kem­bali dige­lar den­gan men­gangkat tema “Memu­pus Keterasin­gan Manu­sia Ter­hadap Alam” pada 3 Sep­tem­ber 2019. Forum yang dike­t­u­ai oleh Hel­mi ini dim­u­lai pada pukul 11.00 WIB di aula lan­tai 6 Gedung Arief Mus­taqiem. Acara ini dige­lar seba­gai salah satu Fol­low up dari Pen­ge­nalan Budaya Akademik dan Kema­ha­siswaan (PBAK) FUAD 16–17 Agus­tus 2019 Lalu. 

Diskusi kali ini mem­ba­has eti­ka lingkun­gan hidup dari dua par­a­dig­ma, yaitu anto­posen­trisme dan ekosen­trisme. Antro­posen­trisme diar­tikan seba­gai ajaran yang meny­atakan bah­wa pusat alam semes­ta adalah manu­sia. Dalam ajaran ini, nilai tert­ing­gi adalah manu­sia dan kepentin­gan­nya. Hanya manu­sia sajalah yang memi­li­ki nilai dan per­ha­t­ian dalam kehidupan. 

Par­a­dig­ma ekosen­trisme adalah ajaran yang men­gang­gap bah­wa seti­ap kehidu­pan dan makhluk hidup mem­pun­yai nilai dan berhar­ga pada dirinya sendiri. Ajaran ini mem­beri pengert­ian bah­wa kita semua yang ada di bumi ini setara, semua adalah bagian dari eko­sis­tem. Manu­sia, hewan, tum­buhan, dan ben­da lain­nya ter­ma­suk bagian dari alam. 

Manu­sia ser­ing melu­pakan kedudukan­nya di alam semes­ta ini. Keti­ka kita menden­gar kata “alam”, bayan­gan yang terbe­sit pasti beru­pa hutan, rawa-rawa, pan­tai, laut, hewan, dan tum­buhan. Manu­sia lupa jika ia adalah bagian dari alam itu sendiri, hal ini­lah yang men­ja­di pemicu teras­ingnya manu­sia den­gan alam. Mere­ka dap­at tum­buh kare­na men­gon­sum­si segala pro­duk dari alam. San­dang, pan­gan, dan papan mere­ka juga berasal dari alam. 

Namun, “manu­sia semakin ser­ing acuh ter­hadap alam dan tidak peduli den­gan lingkun­gan.” Terang Vir­go seba­gai peman­tik diskusi ini. Con­tohnya adalah mem­buang sam­pah sem­barangan, mem­bakar hutan, memanc­ing ikan den­gan setrum, mence­mari tanah, dan lain sebagainya.

Diskusi ini bertu­juan mem­berikan penyadaran dan memu­pus keterasin­gan manu­sia ter­hadap alam. Mem­beri pema­haman sia­pa dan apa kedudukan kita seba­gai manu­sia di alam semes­ta sebelum melestarikan­nya. “Hara­pan­nya ini men­ja­di pemicu untuk teman-teman, bah­wa maha­siswa memi­li­ki kegiatan yang posi­tif terkhusus untuk hubun­gan kita seba­gai manu­sia den­gan alam.” Jelas ket­ua pelaksana.

Hara­pan dige­larnya diskusi ini agar kesadaran manu­sia tum­buh akan berbu­at baik pada alam. “Semua ten­tang kesadaran. Keti­ka alam rusak, kita juga rusak, kare­na kita adalah bagian dari alam itu sendiri.” Tam­bah peman­tik diskusi.[] (Ats)

Mar’a­tush Sholikhah

Ham­ba yang selalu ham­pa tan­pa Tuhannya