Dimensipers.com — Pelatihan Resensi dan Essay diselenggarakan Sabtu, 21 April 2018 di Pusat Studi Timur tengah (PSTT) IAIN Tulungagung pukul 09.00 waktu setempat. Pelatihan bersifat umum dan gratis yang dimotori Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Dimensi.
“Acara ini merupakan serangkaian acara dalam rangka diesnatalis atau ulang tahun Dimensi,” jelas Alif Dyah selaku ketua pelaksana. Secara umum, pelatihan bertujuan menekankan peserta agar selalu istiqomah menulis. Sedangkan pemilihan resensi dan essay dilatarbelangi lemahnya beberapa mahasiswa terkait penulisan keduanya.
“Kita dari akademik sendiri kan, essay itu lebih dipentingkan, meskipun semua penulisan itu penting, cuma ketika kita sudah bisa mengungkapkan bagaimana essay yang baik, maka menulis artikel dan teman-temannya itu menjadi lebih mudah atau mungkin sebaliknya, karena kita sudah sering menulis artikel dan opini maka kita akan mudah dalam menulis essay,” sambungnya.
Tema yang diusung kali ini adalah “Aplikasi Budaya Literasi melalui Resensi dan Essay.” Di acara tersebut dua pemateri khusus didatangkan dari Solo, Jawa Tengah, yaitu Hanputro Widyono sebagai editor Bilik Literasi Solo dan Na’imatur Rofiqoh selaku penulis njedhul (emerging) di Ubud Writer and Readers Festival (UWRF) 2017 dan pemenang kompetisi bahasa Indonesia tingkat Internasional Fakultas Ilmu Budaya (UNS).
“Menurutku benar-benar seperti pelatihan, bukan pemberian materi,” ungkap Isa sebagai peserta seusai acara. Pelatihan dilakukan dengan pembekalan atau gambaran secara umum perihal resensi dan essay oleh Hanputro Widyono dan Na’imatur Rofiqoh. Selanjutnya peserta diminta menulis essay mengenai pohon, yang kemudian dibaca di depan peserta lainnya. Pemateri menanggapi dan mengkritik. Beberapa tulisan yang terpilih mendapat hadiah buku secara cuma-cuma.
“Pematerinya wow banget, mau membagi buku untuk peserta-pesertanya. Di acara yang gratis ini, bisa dapat segitu banyak fasilitias adalah hal yang nggak biasa didapat ditempat lain,” tambah Prilly yang mendapat buku berjudul Perjalanan Titik dan Koma.
Sementara itu, beberapa kendala sempat terjadi. “Kalau kendala sebenarnya ada, cuma semua itu tertutupi karena adanya teman-teman dari panitia,” Alif menjelaskan. Acara yang direncanakan pukul 08.00 terpaksa dimulai pukul 09.00. “Jam 9 kita baru mulai karena memang dari pemateri karena jarak jauh mereka masih butuh istirahat, mandi, dan makan. Kita jam 8 sebenarnya sudah siap. Kita tinggal tunggu peserta dan pemateri untuk kumpul, gitu aja.” Selain itu beberapa peserta mengkonfirmasi tidak dapat mengikuti acara, yang kemudian diganti peserta lain untuk mengisi kuota peserta yang kosong. Pelatihan diakhiri pukul 16.30 waktu setempat. Meskipun demikian pelatihan resensi dan essay berjalan sesuai harapan.
“Teman-teman di Tulungagung seru dan humoris,” terang Na’imatur Rofiqoh yang akrab disapa Naim selaku salah satu pemateri ketika diwawancara. Na’im juga berpesan agar peserta menjaga kesehatan raga dan pikiran.
-