Dimensipers.com — Pelak­sanaan PBAK tahun ini sedik­it berbe­da, den­gan adanya pan­de­mi Coro­n­avirus Dis­ease-2019 (Covid-19). Pan­de­mi memen­garuhi beber­a­pa bidang dalam PBAK. Salah sat­un­ya adalah bidang keuan­gan, atau sebu­tan akrab di kalan­gan maha­siswa yaitu  anggaran dana PBAK.

Anggaran dana PBAK biasanya dis­usun dalam jang­ka 1 tahun sebelum dis­e­leng­garakan. Begi­tu pula den­gan kegiatan PBAK-Insti­tut ini, yang anggaran­nya dis­usun pada 2019 dalam ren­cana belan­ja tahu­nan. Dana yang berasal dari Anggaran Pen­da­p­atan dan Belan­ja Negara (APBN) ini harus ter­pan­tau dan diper­tang­gung­jawabkan. Maka dari itu, dana yang dida­p­at kam­pus beru­pa cash­less dan bukan tunai. Sehing­ga sis­tem pem­be­lan­jaan pun harus cash­less. “Jika sudah mela­porkan nota maka dana lang­sung ditrans­fer ke reken­ing pihak keti­ga. Namun, jika suatu saat ter­da­p­at barang yang harus dibeli di toko yang tidak memi­li­ki reken­ing, maka bisa ditrans­fer ke reken­ing penang­gung jawab kegiatan tapi harus melam­pirkan surat perny­ataan ber­mat­erai,” ujar Ivana selaku Ben­da­hara Pen­gelu­aran Kampus.

Den­gan adanya hal itu, maka pem­be­lan­jaan PBAK‑I 2020 kali ini pun harus mengiku­ti per­at­u­ran yang ada. Terkait jum­lah dan sis­tem pen­danaan PBAK‑I, Can­ny Agusti­na selaku ben­da­hara 1 PBAK‑I men­gatakan, “Eng­gak diduduhne kok, kene mek setor nota ngunu tok mod­ele. (Tidak dikasih tahu, kami cuma setor nota begi­tu saja sis­tem­nya; red). Soal­nya lang­sung ditrans­fer ke pihak keti­ga (peda­gang).” Sis­tem pen­danaan PBAK‑I meng­gu­nakan down pay­men dalam pem­be­lian kebutuhan.

Di sisi lain pihak kam­pus mem­berikan saran untuk men­cari rekan yang dap­at dihutan­gi ter­lebih dahu­lu. Sehing­ga men­da­p­atkan barang yang dibu­tuhkan kemu­di­an dap­at diba­yarkan di kemu­di­an hari. Pihak kam­pus juga mem­berikan kon­sul­tasi dan ref­er­en­si toko-toko, mitra, dan rekan mana saja yang mem­berikan fasil­i­tas pem­ba­yaran pay­later. Pani­tia bebas men­gatur pem­be­lan­jaan PBAK hanya saja uru­san DP dan penalan­gan dana adalah di luar tang­gung jawab kam­pus. Pani­tia juga dap­at berko­or­di­nasi den­gan kasub­ag rumah tang­ga yang ser­ing men­gu­rusi soal pem­be­lan­jaan untuk men­cari ref­er­en­si mitra-mitra dagang yang mem­beri fasil­i­tas pay­later,” terang Ivana.

Pen­ga­juan anggaran tahun kemarin untuk PBAK‑I 2020 sejum­lah Rp 60.059.500,00. Jum­lah terse­but, rin­cian lebih tepat­nya pada bagian peren­canaan kepani­ti­aan, seper­ti adanya kon­sum­si. Mes­ki demikian, anggaran itu berubah sete­lah adanya PBAK Vir­tu­al Dari Tem­pat Ting­gal (VDTT). Den­gan adanya PBAK VDTT ini, anggaran sebe­sar Rp 60.059.500,00 yang seharus­nya digu­nakan sela­ma 4 hari kini men­ja­di 1 hari. Namun, jum­lah terse­but belum meru­pakan jum­lah bersih. “Soal­nya itu masih per­an­can­gan tahun kemarin, belum dis­esuaikan den­gan masa pan­de­mi,” ujar Canny.

Den­gan anggaran yang dis­usun oleh pani­tia sendiri ter­da­p­at rin­cian dana untuk fasil­i­tas yang wajib diper­oleh maha­siswa baru seperi kaos, buku kegiatan, dan ser­ti­fikat. Abad Badruz­za­man selaku Wak­il Rek­tor Bidang Kema­ha­siswaan dan Ker­ja Sama men­gungkap­kan, “Fasil­i­tas yang akan dida­p­atkan maha­siswa baru di PBAK nan­ti yang mana sudah tert­era di RKKL (Ren­cana Ker­ja dan Anggaran Kementer­ian dan Lem­ba­ga) yang sudah diran­cang 2019. Pada saat itu juga tidak ada yang tahu kalau ada pan­de­mi Covid-19, dan sekarang PBAK‑I digan­ti den­gan PBAK VDTT.”

Terkait adanya fasil­i­tas yang wajib diter­i­ma oleh maha­siswa terse­but, Ahmad Fauzi selaku Kepala Sub Bagian Kema­ha­siswaan, men­gungkap­kan, “Kaos masih proses.” Namun, Fauzi juga men­gatakan bah­wa pen­gelu­aran semacam ini oleh kementer­ian keuan­gan lebih ser­ing tidak dis­e­tu­jui, kare­na tidak terkait lang­sung den­gan kegiatan. 

Di sisi lain, anggaran PBAK nor­mal atau sebelum pan­de­mi berjum­lah 1,4 mil­iar. “Seper­ti PBAK ini, keselu­ruhan anggaran­nya itu 1,4 (mil­iar). Bukan hanya men­cakup pelak­sanaan PBAK saja, tetapi itu menyangkut semua yang terkait den­gan maha­siswa baru, ter­ma­suk alma­mater,” terang Fauzi. Akan tetapi anggaran den­gan jum­lah terse­but tidak ser­ta-mer­ta dap­at dikelu­arkan. Ter­da­p­at atu­ran seper­ti kegiatan atau kebu­tuhan den­gan buk­ti transak­si yang jelas. 

Prin­sip dari pen­gelo­laan anggaran 1,4 itu bukan berar­ti 1,4 harus kelu­ar. Ini adalah angka saja, angka yang kita anggarkan sejum­lah itu. Kecuali kalau sudah ada pen­gelu­aran yang tert­era, itu baru bisa dikelu­arkan,” pungkas Fauzi.

Reporter: Khozin, Nurul, Warid, Nova, Bayu S., Nay­la, Nuzuli Rohmah
Penulis: Quro­tul Aini
Redak­tur: Rifqi Ihza F.