Dimensipers.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar acara Road Show Bus KPK yang dilaksanakan di beberapa daerah, salah satunya di Tulungagung. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung merupakan salah satu tuan rumah bagi Road Show Bus KPK, tepatnya pada Selasa, (17/09/2019). Acara tersebut dilaksanakan di Auditorium Gedung Arif Mustaqiem dengan dihadiri oleh beberapa elemen pejabat, mahasiswa, dan masyarakat.
Pra-acara diisi dengan beberapa lagu oleh IAIN Voice, selanjutnya acara dibuka dengan sambutan dari Rektor IAIN Tulungagung. Kemudian dilanjut dengan kuliah umum yang disampaikan oleh Mohammad Tsani Annafari, selaku Penasihat KPK, dan Sujanarko, selaku Direktur Pembinaan Jaringan Antar Komisi dan Instansi. Acara ini dimoderatori oleh Darin Arif Mualifin, yang merupakan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum.
Peserta kuliah umum bukan hanya dari kalangan mahasiswa IAIN Tulungagung, melainkan dari kampus lain yang turut serta hadir di acara KPK. Tak hanya itu, peserta juga dari berbagai instansi seperti Kementerian Agama dan Kepala Madrasah Aliyah.
Dalam kuliah umum, Penasihat KPK menyampai beberapa poin penting yang mengutip dari tokoh terkait. Seperti yang dikutip dari John Dalberg Acton (1832–1902) yang mengungkapkan bahwa Power tend to Corrupt, Absolute Power, Corrupt absolutely. Korupsi tidak akan terjadi jika seseorang tidak mempunyai kekuasaan. Seseorang yang mempunyai kekuasaan dapat berpotensi melakukan korupsi. Semua jabatan mempunyai risiko seperti ini. Semua orang harus berani menunjukkan komitmen antikorupsi.
Fitria selaku mahasiswa IAIN Tulungagung berpendapat mengenai acara tersebut. “Sebenarnya acaranya bagus dan jarang-jarang juga sosialisasi tentang pemberantas korupsi seperti ini. Apalagi kita adalah seorang mahasiswa yang seharusnya lebih aktif dan kritis, bahwa terdapat penyelewengan seperti ini.”
Hal serupa juga diungkapkan Sholeh, mahasiswa Universitas Tulungagung. “Acara ini cukup memotivasi saya dan teman-teman untuk lebih mengembangkan suatu nilai-nilai kejujuran yang perlu kita kembangkan. Seperti moral yang akan membatasi sebuah perilaku buruk agar tidak terjadi lagi.”
Terkait acara road show, sebenarnya itu adalah inisiatif dari KPK untuk menyelenggarakan kuliah umum di beberapa daerah yang pernah terjangkit kasus korupsi. Kunjungan ini sudah sampai daerah ke- 24 dari sekian daerah rujukan.
Darin, juga memberikan pendapat terkait kunjungan KPK di Tulungagung. “Ini acara adalah sosialisasi bagaimana peran KPK yang ingin mengikutserakan masyarakat dalam wilayah untuk memberikan laporan dalam konteks pencegahan korupsi dengan aktivitas road show.”
Berketepatan dengan momentum tersebut, aliansi mahasiswa Tulungagung menyambut kedatangan KPK dengan menggelar aksi solidaritas. Aksi tersebut sebagai bentuk dukungan kepada KPK terkait penolakan Revisi Undang-Undang (UU) KPK.
“Kami berterimakasih dengan adanya dukungan teman-teman di sini. Dan itu memberi kami semangat untuk bekerja maksismal akan pemberantasan korupsi” . Ungkap Annafari.
Terkait Revisi UU KPK, Penasihat KPK itu juga mengungkapkan pendapatnya.”Bagi saya, Anda mau bubarin KPK, Anda mau cabut undang-undangnya KPK silakan.” Sebab baginya, yang penting adalah tulus sunggguh-sungguh dan konsisten untuk memberantas korupsi.
Sementara itu, Sujarnoko berpendapat,“Menurut saya bukan KPK saja yang kalah, tapi juga kepentingan publik. Korupsi itu memengaruhi hajat hidup kita sehari-hari.”
Saat ditemui kru Dimensi, Sujarnako menceritakan pandanganya mengenai kinerja KPK terhadap Partai Politik (Parpol). Parpol kita itu mencari dana sendiri, jadi kalau di luar negeri hampir semua negara itu parpol itu dibiayai oleh negara melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara. Sedang di Indonesia, parpol mencari dana sendiri. Dulu sumber ekonomi itu dari kekuasaan mereka. Mereka itu punya kader-kader yang menjadi pejabat, apakah itu Bupati atau Gubernur.
Sementara itu, terkait strategi KPK terkait adanya Revisi UU KPK disahkan, Annafari enggan berkomentar. [] (Irs/Hen/Ain/Nat/Ant)