Sabtu, 22 Juni 2019, IAIN Tulunggung menggelar wisuda purna wiyata. Jumlah total wisudawan yakni 991 mahasiswa, dengan rincian 880 wisudawan ke-24 S1, 102 wisudawan ke-16 S2, dan 9 wisudawan ke‑2 S3. Dari 991 wisudawan, terdapat 771 wisudawan dengan “nilai tinggi” dan 220 wisudawan berpredikat “sangat memuaskan”.
Suasana mulai meriah diiringi berbagai hiburan yang ditampilkan pada praacara. Suatu hal yang baru, kali ini kampus menggunakan seperangkat gamelan sebagai musik utama dalam acara. Samsi selaku ketua pelaksana menguatkan, bahwa performa ini akan menjadi evaluasi lanjut terkait alat musik yang akan digunakan pada wisuda selanjutnya. “Penampilan (musik gamelan, red.) ini … perdana dan akan dievaluasi, apakah perlu dilanjutkan atau tidak pada acara wisuda-wisuda selanjutnya,” jalasnya.
Hal lain yang cukup menarik perhatian pada wisuda kali ini adalah diwisudanya pula Arumi Bachsin, istri dari Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, yang sempat menempuh pendidikan S1 di IAIN Tulungagung.
Sebelumnya, tepat pukul 07.00, mikrofon telah diambil alih oleh petugas acara dan mengimbau kepada seluruh wisudawan yang hadir agar segera memasuki tempat acara. Hal ini sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, akan tetapi masih terdapat wisudawan beserta keluarga yang belum hadir. Oleh karena itu, menyebabkan sebagian wali studi tidak mendapatkan tempat duduk sebagaimana mestinya.
Salah satu wali studi, dengan inisial ST mengatakan, bahwa ia telah menempuh perjalanan jauh untuk mendampingi anaknya yang diwisuda, akan tetapi sesampainya di tempat tidak mendapatkan jatah kursi, “Padahal saya tamu undangan,” keluhnya.
Menurut keterangan yang didapat, hal tersebut terjadi sebab munjungnya wisudawan yang membawa wali ataupun keluarga lebih dari dua orang. Meskipun sebelumnya panitia telah menyiapkan sekitar 400 kursi tambahan dari jumlah yang normal.
”Kami menyediakan tempat dan kursi di sebelah timur tenda utama dengan fasilitas media layar, untuk menempatkan wali wisudawan yang membawa anak kecil atau saudara lebih dari dua orang,” terang Samsi.
Nyatanya, masih banyak pendamping maupun wali wisudawan yang tidak mendapatkan kursi, hingga sebagian memutuskan untuk berdiri di pintu masuk lokasi wisuda dan sebagian lain duduk-duduk di kiri gedung rektorat IAIN Tulungagung serta di bawah pohon untuk turut menyaksikan prosesi wisuda berlangsung.
Pada wisuda kali ini, Maftukhin selaku rektor IAIN Tulungagung, menyampaikan beberapa pesan kepada hadirin. Salah satunya adalah penegasan bahwa IAIN Tulungagung tidak menciptakan lapangan pekerjaan, akan tetapi menciptakan generasi pemimpin.
Selain itu, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elistianto Dardak juga turut memberikan orasi ilmiah kepada para wisudawan. “Mahasiswa jangan sampai terkungkung, jurusan itu harus efisien, jadi ijazah itu harus dijadikan aset dan bukan handycam,” terangnya.
Suharto salah satu wali wisudawan Pendidikan Agama Islam mengungkapkan kesan yang didapat saat mengikuti acara, “Ya, lumayanlah … lain dari perguruan tinggi lainya. Di sini kan gedungnya terbatas, sehingga begini sudah meriah … dan saya berharap jika IAIN sudah menjadi UIN akan lebih baik dari ini.”
Di samping itu, salah seorang wisudawan Hukum Ekonomi Syariah, M. Helmizain menuturkan, bahwa wisuda kali ini cukup meriah, selain keberlangsungan acara yang baik, adanya Arumi Baschin yang diwisuda turut menarik perhatian. Helmi juga menambahkan saran kepada panitia wisuda, agar setidaknya peserta difasislitasi air minum, mengingat cukup lamanya prosesi wisuda yang membuat beberapa peserta kehausan dan berkeinginan beranjak dari tempat.
Menanggapi terkait hal di atas, Samsi menegaskan, bahwa sebenarnya telah disediakan konsumsi oleh panitia yang dapat diambil pada waktu yang telah ditentukan. “Wisudawan dan dua orang wali telah disediakan konsumsi … kupon pengambilan konsumsi telah disampaikan kepada wisudawan bersamaan dengan penyerahan undangan dan toga wisudawan …. Wisudawan atau wali wisudawan yang menyerahkan kupon pasti akan dikasih 1 paket yang isinya 3 kotak konsumsi.”
Samsi memperkirakan, bahwa jika terdapat wisudawan yang tidak mendapatkan konsumsi, kemungkinan kupon miliknya hilang ataupun tertinggal. [waone]
Related posts