Saat ini kampus IAIN Tulungagung sedang tidak baik-baik saja, yakni terkait dengan polemik Pemilihan Raya (PEMIRA). (21/09) Diketahui pamflet mengenai PEMIRA, kampus IAIN Tulungagung, tersebar begitu saja di kalangan mahasiswa melalui media antarwhatsapp. Pamflet tersebut menginformasikan mengenai tahapan jadwal pemilihan umum presiden dan wakil presiden Dewan Eksekutif Mahasiswa Institut. Juga beserta prasyarat yang harus dipenuhi oleh para calon ketua presiden dan wakil presiden.
Runtutan jadwal acara yang tertera dalam pamflet tersebut, antara lain pengambilan dan pengumpulan formulir bakal calon presiden dan wakil presiden. Sebagaimana tertera di pamflet, formulir tersebut disediakan di kantor Senat Mahasiswa Institut, pada 20–23 September 2019, pukul 09.00–15.00 WIB. Sedangkan penetapan calon presiden dan wakil presiden dilaksanakan pada 23 September 2019, pukul 17.00 WIB. Selanjutnya, pada 24 September 2019, dilaksanakannya masa kampanye. Yang terakhir, jadwal pemilihan dan penetapan presiden dan wakil presiden pada tanggal 25 September 2019.
Penyebaran pamflet ini terkesan sangat mendadak. Mengingat runtutan jadwal dari mulai penyebaran pamlet sampai pengambilan dan pengumpulan formulir pendaftaran yang berbenturan, sehingga terlihat kurang persiapan.


PEMIRA ini juga mengalami kecacatan, yaitu terkait panitia KPU (Komisi Pemilihan Umum). Seperti yang terdapat pada foto di atas. Jelas sekali menunjukkan bahwa panitia KPU sebenarnya ditargetkan berjumlah 20 orang, yang berasal dari delegasi masing-masing Himpunan Mahasiswa Jurusan. Sementara itu, sampai (23/09) hanya terdapat 10 pendaftar saja.
Kemudian pada (23/09) panitia penyelenggara dan para calon mengadakan mediasi di ruang UKM lantai tiga. Namun mediasi tersebut tidak menghasilkan apapun, sebab tidak menemukan titik temu. Selain itu, ada pasangan calon pendaftar yang mengalami kendala. Yakni terkait berkas persyaratan mereka yang belum lengkap. Hal ini pun mengakibatkan jadwal penetapan calon presiden dan wakil calon presiden diundur. Kelanjutan PEMIRA tersebut sampai saat ini belum jelas, tetap diadakan atau malah sebaliknya.
Ketika kru dimensi meminta kejelasan kepada pihak panitia, mereka kurang serius dalam menanggapinya. Sampai narasi ini diunggah, panitia yang bersangkutan masih sulit dimintai keterangan.[]