Satu peri­s­ti­wa terukir
Ali­ran sun­gai-sun­gai tak lagi kikir
Bau anyir desir men­galir
Darah-darah men­cu­rah pas­rah terser­ap tanah
Kelemp­ing dag­ing com­pang-camp­ing tak bergem­ing
Rubuh
Run­tuh
Meng­gu­ruh
Lusuh
Semua rata
Rata
Rata
Bersama dunia

Malam, men­je­lang 1 Okto­ber 1965
Usa­ha kude­ta telah ter­ta­ta
Jen­dral-jen­dral dije­gal
Sebab aral yang diang­gap final
Pengkhi­anatan
Keke­ja­man
dan sadisme lubang buaya

Fajar muncul sem­pur­na, sisih pak­sakan gelap guli­ta
Jua tujuh per­wira pahlawan negara

Pemu­na­han jalan hidup nyaris sem­pur­na
Penangka­pan tan­pa pen­dak­waan
Intim­i­dasi diirin­gi penyik­saan
Pena­hanan tan­pa ada pen­gadi­lan
Penumpasan diha­lalkan
Penistaan dile­galkan
Olehmu, poli­tik sen­ja­ta tan­pa sekutu

Tidur malam­mu ter­pak­sa dihen­tikan
Senyum kelu­arga­mu mende­sak dihi­langkan
Air matanya, men­syaratkan kedukaan
Sebab, hanya tat­ap muka bersama kole­ga yang ada
di lubang yang sama
Gugur bun­ga, pahlawan bangsa

Tuhan mulai bosan den­gan keke­ja­man zaman
Sangkakala ditiup­kan tan­pa ada per­mintaan
Apakah benar ini kare­na­mu, PKI?
Sederet kisah mulai dike­biri
Berkelok-kelok, tajam, bahaya sekali
Hing­ga lahirlah buah-buah opi­ni pribadi