Tulungagung adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Pusat pemerintahan Kabupaten Tulunaggung berada di Kecamatan Tulungagung. Kabupaten Tulugagung terbagi dalam 19 kecamatan, 257 desa, dan 14 kelurahan. Berbagai tempat sejarah ada di sana, dari tempat rekreasinya, paronama keindahan alamnya, serta kultur budaya yang melekat pada masyarakat. Tulungagung juga dikenal sebagai Kota Ingandaya alias industri, pangan, dan budaya. Tiga pilar kekuatan ini sampai sekarang masih terasa kuat, di samping perkembangan sektor perdagangan dan pendidikan. Kota Ingandaya merupakan moto dalam mengembangkan dan mempercepat pembangunan di daerah pemerintahan Kabupaten Tulungagung.
Di sektor industri, Tulungagung terkenal sebagai daerah penghasil marmer terbesar di Indonesia. Selain itu juga kerajina khas; batik Tulungagung, marmer, dan batu oniks di Kecamatan Campurdarat, konfeksi border, kerajianan kulit hewan, kerajinan ijuk atau dari kulit kelapa. Di Tulungagung juga berkembang industri pembuatan perabotan rumah tangga yang berada di Kecamatan Ngunut. Sektor pariwisata Tulungagung juga berkembang pesat, baik wisata buatan maupun wisata alam. Seperti pantai: Gemah, Patok Gebang, Sine, Brumbun, Popoh, Klatak, dan Kedung Tumpang
Di sektor pangan, Kabupaten Tulungagung merupakan salah satu lumbung pangan di Jawa Timur. Di mana untuk padi pada tahun 2015 mampu memproduksi padi 298.578,48 ton gabah kering giling, maupun jagung sebanyak 276.001,74 ton pipilan kering. Makanan khas: nasi lodho, tape bakar, krupuk/opak rambak, sompel Tulungagung, jenang abang, jenang putih, jenang grendul, pecel, cenil, gethuk, dan kopi cethe. Semua jajanan/makanan khas Tulungagung bisa kita jumpai di Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera) yang berada di Pasar Ngemplak Tulungagung.
Di sektor kebudayaan, Tulungagung merupakan gudangnya. Ada tayub/lelangen beksan, ritual tari tiban, jaranan sentherewe, reog kendang, ketoprak, wayang kulit, wayang jemblung, kentrung, dan campursari. Keragaman budaya di Tulungagung sesuatu yang harus di syukuri dan dilestarikan.
Selain dari sisi industri, dari segi budaya juga tidak kalah menarik. Berbagai upacara adat seperti manten kucing atau upacara jamasan kyai upas masih tetap dilakukan sampai saat ini. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kota tulungagung ini memiliki banyak sumber daya baik itu industri, pangan maupun budaya. Dan kita sebagai warga/generasi penerus budaya tersebut seharusnya bangga dan dapat melestarikannya.[]