Dimensipers.com — Pelun­cu­ran aplikasi SAT­U­pay pada 14 Jan­u­ari 2022 di Uni­ver­si­tas Islam Negeri Sayyid Ali Rah­mat­ul­lah Tulun­ga­gung (UIN Satu) yang masih dalam tahap pengem­ban­gan, diang­gap menyulitkan pem­ba­yaran uang kuli­ah tung­gal (UKT) maha­siswa. Angga­pan ini dise­babkan banyaknya keluhan dari maha­siswa dalam melakukan pem­ba­yaran. Mulai dari pendaf­taran akun, pengisian dana ke aplikasi, hing­ga layanan pem­ba­yaran UKT.

Aplikasi SAT­U­pay dilun­curkan oleh kam­pus guna mem­per­mu­dah pem­ba­yaran UKT. Maha­siswa tidak per­lu lagi datang ke kam­pus atau ke bank untuk melaku­nan pem­ba­yaran. Sebuah sis­tem pem­ba­yaran dig­i­tal yang dihara­p­kan dap­at mem­ban­tu maha­siswa melakukan pem­ba­yaran melalui pon­sel pintar. 

Tetapi keny­ataan­nya keti­ka digu­nakan malah mem­per­sulit maha­siswa dalam melakukan pem­ba­yaran. Beragam kendala menim­pa maha­siswa mulai dari men­gun­duh aplikasi, pendaf­taran akun sam­pai pros­es pem­ba­yaran UKT.

Menu­rut N maha­siswa juru­san Tadris Bahasa Ing­gris (TBI) kesuli­tan yang menim­pa­nya kare­na aplikasi yang tidak opti­mal. “Kare­na seper­tinya aplikasi itu belum siap untuk dilun­curkan,” tutupnya.

Beber­a­pa dari maha­siswa yang terk­endala dalam men­gak­ses SAT­U­pay mene­gaskan bah­wa dalam video tuto­r­i­al peng­gu­naan aplikasi juga kurang jelas. Sehing­ga men­gak­i­batkan kebin­gun­gan dalam meng­gu­nakan aplikasi ini. 

Menu­rut NCN maha­siswa juru­san Komu­nikasi dan Penyiaran Islam (KPI). “Mungkin kalau pen­je­lasan dan video tuto­ri­al­nya jelas seharus­nya bisa faham. selain itu bug (kesala­han-red) ter­lalu banyak serv­er ser­ing error,” ungkapnya.

Keluhan juga datang dari maha­siswa yang men­geluh kesuli­tan untuk melakukan pem­ba­yaran melalui aplikasi SAT­U­pay. Kare­na ter­lalu berbe­lit-belit dan lama prosesnya. 

Meng­gu­nakan aplikasi SAT­U­pay mem­per­sulit pem­ba­yaran, dimana dulu ting­gal trans­fer ke ATM atau lewat teller saja UKT sudah ter­ba­yar, sedan­gkan sekarang kita per­lu trans­fer, kemu­di­an top up lalu bayar tag­i­han UKT. Malah ribet,” ungkap AS maha­siswa progam stu­di Ilmu Al Qur’an dan Tafsir (IAT).

Kemu­di­an soal aplikasi yang seharus­nya dap­at digu­nakan pada dua sis­tem oprasi pon­sel pin­tar. Seper­ti dilan­sir dari Dimensipers.com, Sab­tu (15/01/2022) Edi Wibowo selaku per­wak­i­lan dari tim devel­op­er (pengem­bang-red.) men­je­laskan SAT­U­Pay meng­gu­nakan dua sis­tem operasi yang cukup besar yaitu IOS dan Android. Perny­ataan ini juga tidak ter­buk­ti sepenuh­nya, kare­na fak­tanya aplikasi SAT­U­pay tidak terse­dia pada sis­tem operasi IOS melainkan hanya terse­dia pada sis­tem operasi Android.

Sadar layanan belum opti­mal pihak kam­pus kemu­di­an mem­bu­ka layanan pen­gad­u­an. Ter­da­p­at dua akses pen­gad­u­an. Melalui dalam jaringan (Dar­ing) den­gan salu­ran pesan What­sApp, maupun luar jaringan (Lur­ing) yang bertem­pat di lan­tai 2 gedung KH. Sai­fud­din Zuhri. Kare­na kebin­gun­gan beber­a­pa maha­siswa memil­ih datang ke kam­pus untuk berkon­sul­tasi pada pihak kam­pus agar masalah pem­ba­yaran UKT segera terselesaikan. 

Seper­ti yang dilakukan SU maha­siswa progam stu­di Hukum Kelu­ar­ga Islam (HKI). Ia men­gatakan untuk men­gu­rus per­masala­han SAT­U­pay secara Lur­ing mem­bu­tuhkan wak­tu lama dan antri­an san­gat pan­jang. Kalu­a­pun kon­sul­tasi lewat Dar­ing belum ten­tu cepat dibalas. “Selain itu rumah saya juga jauh. Saya berangkat pagi jam 8 sam­pai rumah jam 7 malam” ungkap­nya.

Menang­gapi hal terse­but, Syam­sul Umam seba­gai Kepala Pusat Pengem­ban­gan Bis­nis UIN Satu angkat bicara. Per­soalan aplikasi Sebe­narnya sudah siap digu­nakan, terkait kendala yang ter­ja­di ia mem­be­narkan dan men­je­laskan bah­wa, “Kendala tek­nis yang memang muncul belakan­gan terus kami benahi”.

Lebih lan­jut ia juga men­je­laskan, “Sebe­narnya lebih ke ekster­nal seper­ti konek­si link antara pro­gram BRI den­gan pro­gram SAT­U­Pay masih butuh penye­sua­ian-penye­sua­ian yang mem­bu­tuhkan wak­tu”.  Ia berharap kede­pa­nya SAT­U­pay dihara­p­kan bisa men­ja­di pelo­por bagi smart cam­pus teruta­ma bagi kam­pus islam negri di Indonesia.

Soal kendala yang ter­ja­di Umam men­je­laskan soal pendaf­taran, sep­a­n­jang prose­durnya ditaati pasti bisa diak­ses. Selan­jut­nya masalah top-up sep­a­n­jang kasus yang dipan­tau memang pal­ing banyak pada top up.

Rata-rata user yang bermasalah tidak men­can­tumkan tiga angka kode unik di belakang saat top up yang di kir­im sela­ma user request (per­mintaan peng­gu­na-red), kemu­di­an mem­ba­yar lang­sung ke teller tidak melalui aplikasi, dan antara request top up den­gan wak­tu pem­ba­yaran melebi­hi wak­tu sehing­ga wak­tu habis, itu masalah umum yang pal­ing banyak diala­mi user. Menu­rut­nya hal ini bukan kesala­han sepenuh­nya user, sis­tem juga dil­i­hat dan dibenahi, sehing­ga ber­jalan antara menge­dukasi para user untuk sesuai prose­dur, dan sis­tem juga untuk bisa segera merespon.

Umam juga men­gatakan bah­wa aplikasi SAT­U­pay belum sem­pur­na. masih banyak keku­ran­gan dan per­baikan yang harus dilakukan terus-menerus sehing­ga peng­gu­na bisa famil­iar den­gan sis­tem dan nya­man untuk digu­nakan. Umam juga berharap kede­pan­nya aplikasi SAT­U­pay dap­at menam­bah fitur yang dibu­tuhkan mahasi­wa juga peng­gu­na umum seper­ti e‑wallet, OVO, GoPay, ShopeeP­ay dsb.

Penulis: Novi
Reporter: Yuni, Nuris, Cintya, Lin­da
Redak­tur: Bayu