Dimensipers.com — Fakul­tas Ushu­ludin Adab dan Dak­wah (FUAD) Insti­tut Aga­ma Islam Negeri (IAIN) Tulun­ga­gung gelar Musyawarah Maha­siswa (Mus­ma) pada Kamis-Sab­tu, 25–27 Maret 2021  di  Gedung Sai­fudin Zuhri lan­tai 6.

Sebe­narnya Mus­ma itu meru­pakan sidang istime­wa, kare­na di dalam­nya mem­ba­has Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tang­ga (AD/ART), Per­at­u­ran Perun­dan­gan (PP) Pesta Fakul­tas Ushul­ludin Adab dan Dak­wah (FUAD), dan seba­gainya,” terang Adi Yulianto, Ket­ua Pelak­sana Musma.

Ran­can­gan yang diba­has dalam Mus­ma dibu­at den­gan meli­hat berba­gai aspek atu­ran, seper­ti Surat Kepu­tu­san Direk­tur Jen­der­al (SK Dir­jen), Musyawarah Per­wak­i­lan Maha­siswa (MPM), dan Surat Kepu­tu­san Dewan Ekseku­tif Maha­siswa (Dema). Per­an­can­gan ini diru­muskan de look Sen­at Maha­siswa (Sema).

Musyawarah yang men­gusung tema “Revi­tal­isasi  Demokrasi Rule of Law Maha­siswa FUAD“ini diiku­ti oleh empat del­e­gasi seti­ap lem­ba­ga, baik Lem­ba­ga Semi Otonom (LSO) maupun Him­punan Maha­siswa Juru­san (HMJ). Namun, pen­del­e­gasian peser­ta  diubah dari yang awal­nya empat del­e­gasi (dua offline dan dua online) men­ja­di dua del­e­gasi peser­ta offline dan meni­adakan peser­ta online. Menu­rut Adi, peni­adaan peser­ta online kare­na dikhawatirkan peser­ta online men­ja­di pasif.

Menu­rut Umi Kul­sum, Ket­ua HMJ Man­a­je­men Dak­wah, pem­ba­hasan ran­can­gan ini dini­lai kurang mak­si­mal. “Pem­ba­hasan­nya belum sele­sai. Harus­nya tiga hari sam­pai besok (Sab­tu). Harus­nya pem­ba­hasan hari ini sudah masuk pada ART. Kare­na wak­tun­ya molor, hari ini masih pada pem­ba­hasan AD. Jadi menu­rut saya, masih kurang mak­si­mal. Selain itu, pem­ba­hasan pasal­nya pun, ran­can­gan dari SEMA. Sedan­gkan rekomen­dasi dari seti­ap HMJ Fakul­tas Ushlludin dan Dakwah hanya terser­ap sek­i­tar 14 aspi­rasi suara pada Mus­ma hari ini terkait pem­ba­hasan AD/ ART. Mungkin keti­dak­mak­si­malan pem­ba­hasan pasal-pasal ini akan berdampak pada tata tert­ib (Tatib) dan kejang­galan-kejang­galan pada ART yang kurang konkret den­gan juru­san-juru­san,” tutur Umi.

Hasil dari semua pem­ba­hasan terkait AD/ART belum bisa dipu­tuskan selu­ruh­nya pada Mus­ma ini. Hal terse­but juga dikatakan Umi bah­wa untuk tahun kemarin, seti­ap lem­ba­ga telah memi­li­ki AD/ART mas­ing-mas­ing. Namun, AD/ART di tingkat teren­dah pada Sema Fakul­tas masih (akan diadakan) pada tahun ini. Sehing­ga dari seti­ap HMJ belum memi­li­ki acuan dalam melak­sanakan pro­gram ker­ja. Jadi, hasil dari pem­ba­hasan Mus­ma ini nan­ti­nya akan dijadikan acuan mas­ing-mas­ing HMJ untuk ber­jalan kedepannya.

Sebelum Mus­ma ini dilak­sanakan, lem­ba­ga pada juru­san mas­ing-mas­ing sudah memi­li­ki pem­ba­hasan terkait ran­can­gan undang-undang yang akan diba­has dalam Mus­ma. Sema pun telah mem­bagikan info terkait ran­can­gan. Hal terse­but mem­bu­at adanya banyak usu­lan pasal.

Menu­rut saya, usu­lan-usu­alan seper­ti itu pasti selalu ada. Kare­na sebelum Musma ini, seti­ap lem­ba­ga sudah memi­li­ki pem­ba­hasan terkait. Selain itu, pihak Sema telah mem­bagikan info dan pem­ba­hasan Musma pada ket­ua lem­ba­ga mas­ing-mas­ing. Pastinya seti­ap lem­ba­ga telah memi­li­ki pem­ba­hasan pada juru­san  mas­ing-mas­ing. Jadi, kita seba­gai per­wak­i­lan untuk Musma juga menyuarakan pen­da­p­at mere­ka yang tidak hadir dalam acara ini,” jelas Umi.

Dalam pem­ba­hasan ran­can­gan, peruba­han pasal tidak boleh masuk pada ranah pasal-pasal uta­ma dari atasan kare­na sifat­nya yang turunan. Meli­hat lihat dari sebelum­nya, soal­nya kita tidak bisa merubah atu­ran yg sekarang sudah ada, tan­pa merubah atu­ran yang atas ter­lebih dahu­lu,” ujar Adi.

Per­at­u­ran uta­ma atau tingkatan tert­ing­gi bera­da pada MPM yang meng­hasilkan per­at­u­ran maha­siswa. Sedan­gkan AD/ART men­ja­di turunan dari hasil MPM kemarin. Apa­bi­la ada poin atau pasal hasil Mus­ma yang sama den­gan hasil MPM, tetap tidak boleh diubah.

Hasil dari pem­ba­hasan terkait AD/ART akan diketik ulang dan dilakukan pem­be­na­han-pem­bana­han ulang untuk dijadikan AD/ART yang sesuai den­gan kepu­tu­san Mus­ma. Sete­lah itu, baru akan dibagikan pada ket­ua lem­ba­ga yang akan menyosial­isas­ikan kepu­tu­san ini.

Bagi Adi, out­put dari Mus­ma adalah memu­nculkan atu­ran-atu­ran atau pegan­gan untuk Organ­isasi Maha­siswa (Ormawa) FUAD supaya lebih baik lagi. Hal terse­but juga dis­am­paikan oleh Bayu, salah satu per­wak­i­lan del­e­gasi dari LSO Aksara bah­wa output dari mus­ma adalah meng­hasilkan AD/ART yang baik.

Sela­ma tiga hari ini acara ber­jalan seper­ti adanya. Namun, ada beber­a­pa yang dis­ayangkan dari acara ini. “Kebanyakan pasal dari ran­can­gan sudah rel­e­van. Tapi cukup dis­ayangkan dari per­wak­i­lan del­e­gasi yang kurang speak up dalam mengutarakan pen­da­p­at dan hal terse­but men­jadikan beber­a­pa orang men­gua­sai forum. Pada­hal ini salah satu musyawarah tahunan yang menam­pung aspi­rasi maha­siswa. Bersuara atau tidaknya teman-teman itu mem­pen­garuhi dalam pros­es musyawarah ini kare­na diam nya teman teman diang­gap iya sehing­ga keti­ka ada opsi bagus ataubu­ruk men­ja­di kurang tahu, tutur Fikri Mughtisin, salah satu del­e­gasi dari HMJ Komu­nikasi Penyiaran Islam.

Hal seru­pa juga dikatakan oleh Bayu, “banyak dari teman-teman yang lebih ke sungkan, jadi tak banyak bicara dan men­gan­dalkan teman yang lainya bicara, tapi ter­lepas dari itu semua acara mus­ma tetap ber­jalan seper­ti apa adanya.”

Reporter: Ana, Noval, Tony
Penulis: Noval
Edi­tor: Ulum