Dimensipers.com — Simposium Pendidikan diselenggarakan perdana oleh anggota Divisi Pendidikan Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung. Dikemas dalam bentuk ruang silaturahmi bertema “Improving Quality of youth in Facing Challenges” atau meningkatkan kualitas pemuda dalam menghadapi tantangan.
“Atas dasar kita dari Fakultas Tarbiyah, otomatis dasar kita pendidikan. Kita keluar (lulus) nanti, bukan hanya pendidikan yang kita temui. Kita perlu wawasan-wawasan dari sudut pandang seperti filsafat, budayawan, ekonomi, bisnis, yang nanti kita survive-lah dengan keadaan zaman sekarang. Terus terciptalah simposium ini,” ujar Rico, Ketua Dema FTIK.
Acara dimulai pukul 09.30 di Gedung Arif Mustakim lantai 6 dan ditayangkan secara live di Youtube Dema FTIK. Acara tersebut dibuka dengan pertunjukan musik dari Kedung Budaya Santri (KBS) Tulungagung dan Tari Kenconowungu persembahan dari mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Islam (PGMI).
Setelah itu, sambutan disampaikan oleh M. Cholid Syaifullah sebagai ketua pelaksana, Rico Nur Ubaidillah selaku Ketua Dema FTIK, beserta Muniri selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan FTIK.
Acara diambil alih oleh Mega Tunjung Hapsari, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) sekaligus moderator dalam acara ini.
Dalam acara inti Simposium, perserta diajak berbicara tentang banyak aspek, yaitu pendidikan dan keagamaan, akademis dan filsafat, kebudayaan, ekonomi dan bisnis.
Narasumber pertama, Teguh selaku Wakil Dekan I Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) sekaligus Mudir Ma’had Al-Jami’ah UIN SATU Tulungagung, menyampaikan terkait dengan upaya untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa menghadapi era digital perspektif akademis dan filsafat.
Dalam materi yang disampaikannya, Teguh mengatakan, “kita adalah pemenang dari jutaan benih sperma/calon benih manusia. Maka dikehidupan tidak tergantikan oleh siapapun. Itulah alasannya mengapa kemudian Tuhan memilih kita untuk lahir dan hidup di dunia sebagai khalifah fil ardl. Itulah arti pendidikan sejak awal jangan pernah takut gagal dalam mencoba karena dalan hidup hanya ada dua pilihan, yaitu sukses atau gagal.”
Dalam kacamata pendidikan keagamaan disampaikan oleh narasumber kedua, So’im Alkassi selaku Dekan FTIK Institut Agama Islam (IAI) Pangeran Diponegoro Nganjuk. So’im menjelaskan bahwa dalam menghadapi tantangan global harus memperhatikan empat kunci menjadi mahasiswa sukses, yaitu jujur, cerdas, tangguh, dan peduli.
Selain itu, So’im juga menambahkan prinsip tentang sukses. “Perindah pagi dengan syukur, ceriakan hati dengan senyuman, jalani hari dengan keikhlasan, I Can, if I Think I Can,” terangnya.
Narasumber ketiga dari sisi ekonomi dan bisnis, Nur Wakhidun, Owner Kampoeng AG One. Ia menjelaskan bahwa setiap generasi mengukir sejarahnya masing-masing. Dalam hal bisnis tidak ada kata sukses sebelum ada kata kun fayakun.
Mega selaku moderator juga menambahkan bahwa untuk mewujudkan bisnis seseorang harus bermimpi tinggi, memiliki rencana, menyusun tujuan, dan berkomitmen.
Narasumber terakhir, Pimpinan Sanggar Pariagung, Bambang Kardjono yang berbicara tentang kebudayaan.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga jam ini, dihadiri oleh 100 mahasiswa, terhitung panitia dan peserta dari delegasi HMJ se-FTIK, Dema FUAD, Dema FEBI, Dema Fakultas Hukum dan Ilmu Syariah (Fasih), Senat Mahasiswa (Sema) FTIK, dan Dema Universitas. Selain Organisasi Mahasiswa (Ormawa), tiga mahasiswi FTIK peraih Juara I Nasional Lomba Muhadhoroh dan beberapa mahasiswa berprestasi lainnya juga diundang dalam acara tersebut.
Titania, Koordiator Divisi Pendidikan menyatakan bahwa acara tersebut berlangsung selama dua hari. Selain silaturahmi dan simposium pendidikan, di hari berikutnya akan diselenggarakan Webinar Education secara online.
Ivo, Peserta Delegasi Sema FTIK menyatakan bahwa materi untuk keseluruhan sudah bagus karena narasumber sendiri diambil dari beberapa ahli akan tetapi kurang adanya partisipasi dari peserta.
“Untuk keseluruhan, saya selaku ketua pelaksana tentu banyak problem, banyak kurangnya, terus acara juga molor. Setidaknya (acara ini) memberikan sedikit (manfaat) yang bisa membantu mahasiswa untuk bergerak kedepan,” ucap Cholid.
Penulis: Ria
Reporter: Ria
Editor: Ulum