Musyawarah maha­siswa (Mus­ma) dan musyawarah tahu­nan (Mus­ta) Fakul­tas Tar­biyah Ilmu Kegu­ru­an (FTIK) tahun ini kem­bali dis­e­leng­garakan serentak. Kegiatan ini dilak­sanakan secara lur­ing, bertem­pat di Aula Gedung Unit Kegiatan Maha­siswa (UKM) lan­tai tiga. Pelak­sanaan Mus­ma dan Mus­ta FTIK dim­u­lai dari 8–25 Desem­ber 2021.

Munif Ardian­syah, selaku Ket­ua Sen­at Maha­siswa (Sema) FTIK men­erangkan bah­wa pem­ba­gian jad­w­al pelak­saan Mus­ma dan Mus­ta FTIK bergant­ian pada tang­gal yang sudah diten­tukan. “Jadi untuk Mus­tanya itu sete­lah Mus­ma, dari tang­gal 13–25. Dan itu sudah ter­jad­w­al semuanya untuk HMJ-HMJ (Him­punan Maha­siswa Juru­san). Sudah ada jad­wal­nya,” ungkap­nya.

Mus­ma dan Mus­ta meru­pakan musyawarah tert­ing­gi yang akan dilakukan baik di tingkat fakul­tas maupun juru­san.  Musyawarah ini rutin dige­lar pada akhir peri­ode masa kepemimp­inan, ter­ma­suk dalam lingkup Fakul­tas Tar­biyah dan Ilmu Kegu­ru­an (FTIK).

Hal-hal yang diba­has dalam Mus­ma dan Mus­ta antara lain mene­tap­kan Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tang­ga (ART), Pro­gram Ker­ja Organ­isasi (Pro­ker), ser­ta mengeval­u­asi hal yang harus dijalankan oleh pengurus.

Sesuai jad­w­al, Mus­ma FTIK dige­lar pada 8–9 Desem­ber 2021. Namun, pada pelak­sanaan­nya men­gala­mi kemoloran hing­ga hari berikut­nya, sehing­ga Mus­ma berakhir pada 10 Desem­ber 2021. Menu­rut Ari­na Nur Nil­am Sari, salah satu peser­ta Mus­ma per­wak­i­lan dari Dewan Ekseku­tif Maha­siswa (Dema) FTIK, kemoloran ini diak­i­batkan dari misko­mu­nikasi antara penye­leng­gara dan peser­ta terkait lapo­ran yang dis­am­paikan saat Mus­ma. “Belum cukup, sebe­narnya kemarin harus­nya sele­sai gitu kan. Molor sam­pai hari ini. Sam­pai jam 3- seten­gah 4 ya, molor sam­pai jam segi­tu. Soal­nya dari Lapo­ran Per­tang­gun­giawa­ban­nya (LPJ) itu h‑3 atau h‑2 itu masih dikasih tau lo reka­pan-reka­pan­nya. Kita menyi­ap­kan­nya itu annu­al report. Tapi terny­a­ta sam­pai sana itu yang ditag­ih itu LPJ.”

Munif juga tak menampik adanya misko­mu­nikasi terse­but. Namun, menu­rut penu­tu­ran­nya dari pihak Sema sendiri sudah melakukan sosial­isasi jauh-jauh hari terkait LPJ yang harus dis­er­ahkan keti­ka Musma.

Selain kemoloran dan misko­mu­nikasi, per­gant­ian tang­gal pelak­sanaan Mus­ma juga mem­bu­at beber­a­pa peser­ta kelabakan teruta­ma yang sedang bera­da di semes­ter tiga dan lima. Pasal­nya, pada tang­gal pelak­sanaan terse­but meru­pakan pekan Ujian Akhir Semes­ter (UAS).  

Muham­mad Rus­da, salah satu peser­ta Mus­ma sekali­gus Ket­ua HMJ Tadris Fisi­ka men­gatakan, bah­wa salah satu dampak dari terse­leng­garanya Mus­ma saat pekan UAS adalah tak sedik­it peser­ta aktif yang men­ja­di pasif.

Berkai­tan den­gan UAS emang kemarin kan dari pihak pani­tia sendiri juga ndak bisa menyangkal, kan banyak yang men­ja­di peser­ta aktif akan tetapi bersi­fat pasif, tetap mengiku­ti sidang tapi meng­hadap lap­top sendiri-sendiri,” ujarnya.

Lain hal­nya den­gan Nil­am, pihaknya tidak keber­atan kare­na untuk semes­ter tujuh sudah tidak ada mata kuli­ah atau tidak melak­sanakan Ujian Akhir Semes­ter (UAS). Namun ia juga menyayangkan, kare­na imbas­nya peser­ta mus­ma tidak mak­si­mal. “Semes­ter tujuh. Tidak tidak ada. Gak ada mapel uda­han. Mungkin dari semes­ter lima, semes­ter tiga itu. Makanya acara Mus­ma ini jarang, mak­sud­nya peser­tanya cuman sedik­it begi­tu. Mungkin kayak bisa dihi­tung, soal­nya kayak yang datang itu cuman ketum-ketum­nya aja. Pada­hal undan­gan­nya itu BPH (Badan Pen­gu­rus Har­i­an) kan. BPH tapi yang datang cuman ketum­nya aja. Hari ini juga. Jadinya peser­tanya gak mak­si­mal gitu lo untuk acara Mus­ma kali ini,” tutur Nilam.

Terkait hal ini Ket­ua Sema men­gatakan, bah­wa sebe­narnya dari penye­leng­gara sudah men­canangkan pelak­sanakan Mus­ma dan Mus­ta serentak pada akhir Novem­ber namun, dari pihak ekseku­tif yakni Dema dan HMJ mas­ing-mas­ing masih menye­le­saikan pro­gram kerja.

M. Diki Irham­ni, selaku ket­ua pelak­sana pun mem­be­narkan hal terse­but, saat dikon­fir­masi secara online. Menu­rut penu­tu­ran­nya selain kare­na adanya pro­ker pihak ekseku­tif yang belum sele­sai juga kare­na bertabrakan den­gan jad­w­al pemil­i­han umum maha­siswa (pemil­wa).

Nah, awal­nya akhir Novem­ber, terny­a­ta ada HMJ yang belum sele­sai, maka itu memu­tuskan diun­dur pada tang­gal 13 (Desember,red). Nah, sete­lah tang­gal 13, saya kon­fir­masi ke ket­ua Sema sama ke KPUM-nya, ke Komisi Pemil­i­han Umum Maha­siswa (KPUM) saya kon­fir­masi, bagaimana Mus­ma tang­gal 13? Kata ket­ua Sema-nya itu, kalau dilak­sanakan tang­gal 13 itu kemepe­ten sama pemil­wanya. Nan­ti malah repot sendiri. Makanya saya ajukan ke tang­gal 8,” ungkapnya. 

Dis­isi lain, men­ge­nai pelak­sanaan Mus­ma dan Mus­ta FTIK yang bertepatan pada pekan UAS, ia menu­turkan bah­wa sebe­narnya bagi peser­ta yang sedang melak­sanakan UAS diberikan kelong­garan untuk menger­jakan ter­lebih dahu­lu kemu­di­an, sete­lah sele­sai bisa mengiku­ti sidang kembali.

Hasil Pem­ba­gian jad­w­al Mus­ta secara beru­rut diawali dari HMJ Tadris Matem­ati­ka, Man­a­je­men Pen­didikan Islan, Pen­didikan Guru Madrasa Ibtidaiyah, Tadris Fisi­ka, Tadrus Biolo­gi, Pen­didikan Aga­ma Islam, Tadris IPS, Pen­didikan Anak Usia Dini, Tadris Bahasa Indone­sia, dan ter­akhir dari HMJ Tadris Bahasa Ing­gris pada 25 Desem­ber. Semen­tara untuk juru­san Pen­didikan Bahasa Arab, sam­pai tulisan ini diter­bitkan belum ada konfirmasi. 

Ket­u­anya masih belum bisa dihubun­gi, ” ujar Munif.

Terkait pelak­sanaan Mus­ma dan Mus­ta ke depan Nil­am berharap, agar dise­di­akan fasil­i­tas ruang vir­tu­al khusus­nya bagi peser­ta yang berha­lan­gan hadir. “Ini untuk masukan untuk Sema mungkin. Ini harus­nya ada peser­ta offline dan online. Harus­nya kan kalau online itu ada gitu lo. Untuk tetap hadir. Dari­pa­da yang belum bisa ikut offline kan sekarang ya pan­de­mi jadinya banyak yang dirumah. Sekarangkan ser­ba online gitu. Jadikan bisa dibu­at yang gak bisa datang itu di online, seba­gian di offline. Mak­sud­nya biar semua itu menge­tahui,” ucapnya.

Hal terse­but juga dis­am­paikan oleh M Khoir­ul Abidin, menu­rut­nya terkait hara­pan Mus­ma untuk tahun selan­jut­nya bisa dibu­at lebih sakral. “kalau bisa lebih dibu­at sakral lagi sih, ya keseriu­san dalam sidang masih kurang jadi inter­ak­si di forum masih biasa,” tutur nya.

Penulis: Septi­na
Reporter: Nat­ul, Eva, She­ri­na
Edi­tor: Nurul