Manusia, hewan, dan tumbuhan menjadi sekumpulan makhluk hidup yang saling berkaitan dan bergantung satu sama lain. Manusia membutuhkan tumbuhan dan hewan untuk keperluan hidupnya.
Tumbuhan dan hewan membutuhkan orang lain untuk merawatnya. Lebih jelasnya, tumbuhan dimakan hewan, dan hewan dimakan manusia, manusia pun turut merawat keduanya.
Mengerucut pada manusia dan hewan, keduanya sama-sama makhluk hidup yang memiliki hak untuk hidup. Bedanya, manusia diberi oleh Tuhan akal untuk berpikir, sedangkan hewan tidak. Keduanya juga sama-sama memiliki hak, jika manusia dikenal memiliki Hak Asasi Manusia (HAM), hewan juga memiliki Hak Asasi Binatang.
Ternyata, hak asasi hewan juga dideklarasikan pada tanggal 15 Oktober di setiap tahunnya, yang mana merupakan kelahiran universal kesejahteraan hewan yang didukung oleh 46 negara dan 339 pendukung kelompok hewan. Jarang sekali manusia yang mengerti jika hewan juga memiliki hak asasi yang harus dihargai dan dilindungi.
Dilansir dari Media Indonesia, hewan memiliki lima hak asasi, yaitu bebas dari rasa lapar dan haus; bebas dari ketidaknyamanan, penganiayaan, dan penyalahgunaan; bebas dari rasa sakit, cedera, dan penyakit; bebas dari rasa takut dan tertekan; serta bebas mengekspresikan perilaku alami.
Sebagai manusia yang diberi akal dan dapat digunakan untuk berpikir mana tindakan baik, mana tindakan buruk. Sudah sebaiknya merawat dan ikut serta menjaga keberlangsungan hidup hewan.
Beberapa keberadaan hewan semakin langka, seperti Harimau Sumatera, badak, orangutan, dan sebagainya. Hewan-hewan tersebut sudah jarang sekali ditemukan di kebun binatang. Beberapa punah karena memang kondisi alam yang kurang cocok dengan keberlangsungan hidupnya, organ tubuhnya yang sudah tidak kuat untuk bertahan hidup, atau karena ulah jail tangan manusia.
Sering bukan, kita mendengar ulah jail tangan manusia terhadap hewan? Penganiayaan, penindasan, hingga pembantaian yang dilakukan manusia seperti tidak memiliki rasa kasih terhadap hewan, sesama makhluk hidup. Bolehkah kita menyebutnya sebagai manusia yang tidak berkehewanan?
Animal abuse atau bisa diartikan sebagai penganiayaan atau tindak kekerasan manusia terhadap hewan sebagai upaya selain melindungi diri. Mereka (manusia) tidak melindungi diri ketakutan terhadap hewan, tapi memang dengan sengaja melakukan penganiayaan atau hal-hal yang dapat menyakiti hewan.
Perilaku manusia tersebut dilakukan semata-mata untuk menguntungkan diri sendiri. Biasanya tindak kekerasan dilakukan dengan mengambil beberapa organ dari hewan yang dapat dimanfaatkan manusia sendiri.
Semakin hari, semakin marak terdengar berita tentang tindak kekerasan terhadap hewan. Hewan yang sering menjadi korban tindak kekerasan adalah hewan yang sering ada di sekitar kita, anjing dan kucing.
Dilansir dari kompas.com pada 1 Februari 2020, dua pengendara motor kedapatan sedang menyeret seekor anjing di Kota Tangerang. Selain itu, pada 2019, seorang laki-laki tidak sengaja memakan seekor kucing dalam keadaan hidup-hidup.
Jika Anda melihat seekor kucing yang tiba-tiba buang air besar di sebuah tempat yang bersih dalam rumah Anda, kira-kira apa yang akan Anda lakukan? Biasanya manusia secara spontan akan memarahi atau mengusir kucing tersebut, kan?
Tapi berbeda dengan yang dilakukan oleh pria dari Bekasi yang memukuli seekor kucing hingga tewas karena telah buang air besar di pot rumah miliknya. Tidak berbeda dari kasus tersebut, di Jakarta Timur, seorang pria menembak seekor kucing dengan sengaja hingga tewas. Kejadian ini bahkan bukan pertama kalinya, namun sudah sering dilakukan oleh pria yang sama tersebut.
Sebenarnya, bukan hanya kejadian itu yang sudah sering dilakukan manusia, banyak sekali kejadian-kejadian bahkan di luar nalar yang sudah dilakukan manusia terhadap penyiksaan hewan. Manusia yang dengan sengaja memelihara hewan, namun dengan sengaja tidak memberikan makanan, ini juga termasuk penyiksaan terhadap hewan.
Bukankah hanya manusia sebagai makhluk hidup yang diberi akal untuk berpikir? Lantas, mengapa justru banyak tindakan yang dilakukan tanpa menggunakan akalnya? Memulai dari diri sendiri untuk tidak melakukan kegiatan kejam terhadap hewan akan menjadi langkah awal untuk memerdekakan kebebasan hidup hewan, sebab mereka memiliki hak hidup dan hak untuk dilindungi.
Penulis: Wanda Rahma Aulia
Editor: Ulum