Dimensipers.com – Dalam satu minggu terakhir kebijakan terkait kuliah tatap muka sedang gencar diperbincangkan. Alih-alih menyambut pengumuman dan mendapat kepastian, mahasiswa malah merasa dikecewakan.
Setelah simpang siur kuliah tatap muka di Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN Satu) Tulungagung, terbitlah pengumuman resmi dari kampus mengenai terselenggaranya pembelajaran semester genap tahun akademik 2021/2022 secara Daring (Dalam jaringan). Pengumuman tersebut cukup mengecewakan para mahasiswa, khususnya yang sudah datang jauh-jauh dari luar kota bahkan luar pulau. Pasalnya, pengumuman tersebut disampaikan cukup mendadak yaitu sore hari sebelum pembelajaran dimulai pada 21 Februari 2022.
Sebelumnya, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) sudah mengedarkan jadwal perkuliahan semester genap yang akan dimulai pada hari Senin, 21 Februari 2022. Jadwal tersebut telah beredar sejak hari Senin, 14 Februari 2022 yang mana dalam jadwal tersebut telah tertera ruang-ruang pembelajaran. Wakil Dekan (Wadek) 2 FTIK, Khoirul Anam menyatakan bahwa ruangan yang tertera dalam jadwal mengartikan bahwa perkuliahan akan dilaksanakan secara offline. “Kemarin dipenjadwalan kita mengacu ke kebijakan rektorat yaitu Pak Rektor berkenan bahwa di semester genap ini perkuliahannya adalah Luring,” tutur Khoirul Anam, Senin (21/02/22).
Wadek Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum (FASIH) Kutbuddin Aibak juga membenarkan mengenai rencana untuk diadakannya perkuliahan secara tatap muka. Ia juga menuturkan bahwa keadaan pandemi yang tak kunjung reda membuat kampus untuk mengeluarkan kebijakan baru, yang kemudian dinilai para mahasiswa cukup mendadak.
UIN Satu Tulungagung mengeluarkan pengumuman resmi mengenai kuliah online pada hari Minggu, 20 Februari 2022 sekitar pukul 17.30 WIB. Pengumuman kuliah online ini sekaligus mengevaluasi pengumuman kuliah offline sebelumnya, yang disampaikan pada 14 Februari 2022. Berdasarkan pengumuman tersebut, Penyebaran Covid-19 varian Omicron menjadi alasan diadakannya perkuliahan secara online di semester ini. Untuk selanjutnya akan ditinjau sesuai dengan situasi dan kondisi penyebaran virus Covid-19.
Alasan tersebut dirasa cukup membingungkan. Pasalnya, menurut keterangan Bupati Tulungagung Maryoto Birowo yang dikutip dari Detik.com, Tulungagung sudah mengalami peningkatan kasus yang mengakibatkan turun dari level 1 ke level 2 di awal Februari 2022. Sedangkan berdasarkan data perkembangan kasus Covid-19 Dinas Kesehatan, kenaikan kasus sudah terjadi sejak awal bulan dan tidak ada tanda-tanda penurunan kasus di Kabupaten Tulungagung hingga 14 Februari 2022. Artinya ketika jadwal perkuliahan tatap muka diedarkan kondisi penyebaran kasus Covid-19 sudah mengalami kenaikan.
Pemberitahuan keputusan yang dirasa mendadak kemudian menimbulkan polemik, karena sudah banyak mahasiswa luar kota yang berangkat menuju Tulungagung. Untuk kemudian bersiap melakukan perkuliahan secara tatap muka. Banyak dari mereka yang sudah memesan tiket kereta api bahkan sudah sampai di Tulungagung. Kerugian material pun juga cukup mereka rasakan.
Kondisi demikan disampaikan oleh Freshantie seorang mahasiswa yang sudah berada di Tulungagung untuk bersiap melakukan kuliah tatap muka. Menurutnya, imbas dari pengumuman yang mendadak ini menimbulkan kerugian material baginya, “Rugi aku bayar kostan buat sebulan 550k tapi cuman aku tempatin dua mingguan,” tutur Freshantie.
Berkaitan hal tersebut, Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) UIN Satu Tulungagung Ulil Abshor memberikan keterangannya mengenai pengumuman yang dinilai cukup mendadak. Ia mengatakan bahwa di bulan Februari ini sedang gencar-gencarnya persebaran penyakit terlepas dari Omicron. Setelah memulai pertimbangan, jajaran pimpinan melaksanakan rapat koordinasi dan akhirnya diputuskan untuk kuliah secara Daring lagi hingga 12 Maret 2022.
Ia juga menjelaskan bahwa kebijakan yang telah disampaikan tidaklah mendadak melainkan tanggap darurat. “Tidak ada kata mendadak, disebut mendadak karena waktunya H‑1 ya? Sebenarnya lebih tepatnya ke tanggap darurat, tanggap bencana jadi semua keputusan diambil setelah melalui pertimbangan kondisi saat ini,” kata Ulil Abshor, Selasa (22/02/22).
Kemudian soal alasan keputusan kampus yang cukup diragukan oleh para mahasiswa dan terkesan grusah-grusuh, Ulil Abshor menegaskan bahwa semua itu telah dipertimbangkan. “Kita mikir mahasiswa kita tidak hanya dari Tulungagung atau Kabupaten sekitar atau Satu Provinsi, tapi kan ada dari Luar Pulau Jawa, beda pengelolaannya dengan SMA atau SD,” tegas Ulil Abshor, Selasa (22/02/22).
Namun, kenyataannya kebijakan tersebut masih mengecewakan bagi beberapa mahasiswa, khususnya yang sudah terlanjur datang jauh-jauh dari luar kota. Menurut keterangan dari Freshantie mahasiswa UIN Satu Tulungagung. “Sebagai orang yang terorganisir ya aku udah planning ini, itu buat offline, diskusi sama keluarga juga udah. Berangkat tanggal 20 soalnya 21 nya masuk kan, malah tanggal 20 malem ada pengumuman online, aku yang udah dikosan bisa apa,” tuturnya, Rabu (23/02/22).
Senada dengan Freshantie kekecewaan juga dirasakan Laily, Mahasiswa UIN Satu yang berasal dari Mojokerto. Ia juga mengeluhkan rasa kekecewaannya pada kebijakan kampus pada hari itu. “Kenapa ngomonge pas bengi (Kenapa disampaikan saat malam-red),” tutupnya, Rabu (23/02/22).
Berdasarkan informasi dari Ulil Abshor keputusan ini juga terkait surat pemberitahuan yang sebelumnya telah dikirimkan kepada pihak Satuan Tugas (Satgas) Covid-19. Bahwa dalam waktu dekat akan dilakukan perkuliahan secara luar jaringan (Luring) di UIN Satu Tulungagung, namun tidak kunjung mendapatkan balasan yang menyebutkan boleh atau tidak boleh.
Menindaklanjuti keputusan mengenai perkuliahan yang dilakukan secara online sampai 12 Maret mendatang, selaku Kepala Humas Ulil Abshor berharap semoga efektivitas proses perkuliahan segera terpenuhi yaitu dengan cara kuliah Luring. Ia juga berharap agar kasus Covid-19 segera mereda dan kondisi berangsur normal kembali, sehingga perkuliahan dan aktivitas akademik dapat berjalan secara Luring agar proses transfer ilmu lebih efektif.
Penulis: Novinda
Reporter: Lila, Deva, Choniva, Silvi
Redaktur: Bayu