Dimensipers.com — Alian­si maha­siswa se-Tulun­ga­gung melakukan aksi demon­strasi pada hari Rabu, 13 April 2022  bertem­pat di depan kan­tor Dewan Per­wak­i­lan Raky­at Daer­ah (DPRD) Kabu­pat­en Tulun­ga­gung. Dalam aksi ini para maha­siswa mem­bawa beber­a­pa tun­tu­tan yang ditu­jukan kepa­da para wak­il raky­at, den­gan hara­pan tun­tu­tan yang mere­ka bawa akan diden­gar dan dis­am­paikan kepa­da pemer­in­tah pusat. Beber­a­pa hal yang men­ja­di tun­tu­tan maha­siswa di antaranya meno­lak kenaikan bahan bakar minyak (BBM), kenaikan har­ga minyak goreng dan kebu­tuhan pokok, peno­lakan wacana penun­daan Pemilu dan menun­tut pemer­in­tah dalam hal ini Pemer­in­tah Kabu­pat­en (Pemkab) Tulun­ga­gung untuk menye­le­saikan kon­flik agraria yang ada.

Per­ta­ma, maha­siswa menge­cam kenaikan har­ga BBM jenis per­ta­max. Menteri Ener­gi dan Sum­ber Daya Min­er­al (ESDM) melalui KEPMEN (Kepu­tu­sann Menteri) Nomor. 33.K/MG.03/DJM//2022, menaikkan har­ga BBM jenis Per­ta­max berok­tan 92 dari har­ga Rp 9.000, ke Rp 12.000. Meskipun yang men­gala­mi  kenaikan har­ga adalah BBM jenis per­ta­max yang notabene BBM non-sub­sisi, tetapi ada gelom­bang-gelom­bang protes muncul imbas dari kenaikan har­ga terse­but. “Memang per­ta­max itu kon­sum­si untuk orang kaya tapi kalau per­tal­ite lang­ka dan susah dicari, pasti mau tidak mau masyarakat yang ekonominya menen­gah ke bawah pasti akan ikut men­gon­sum­si per­ta­max,” ujar Muza­ki selaku Koor­di­na­tor aksi.

Kemu­di­an menge­cam sikap pemer­in­tah yang tidak bijak men­ge­nai har­ga bahan pokok. Salah satu komod­i­tas di antaranya adalah minyak goreng yang keber­adaan­nya susah dite­mukan. Hal ini  ter­ja­di mulai akhir 2021. Di mana saat itu pemer­in­tah mene­tap­kan har­ga ecer­an tert­ing­gi (HET) minyak goreng bera­da pada angka Rp. 14.000, melalui Per­me­ndag (Per­at­u­ran Menteri Perda­gan­gan)  Nomor 11 Tahun 2022. Namun, yang mem­bu­at jang­gal adalah keti­ka Per­men terse­but dicabut stok minyak di pasaran kem­bali nor­mal, akan tetapi har­ga dari minyak goreng itu juga ikut melam­bung ham­pir dua kali lipat dari har­ga nor­mal. Hal ini lah yang diprotes oleh para mahasiswa.

Selan­jut­nya maha­siswa meno­lak tiga peri­ode masa jabatan pres­i­den den­gan menga­mende­menkan UUD 1945 dan peno­lakan ter­hadap penun­daan Pemilu. Isu tiga peri­ode  masa jabatan Pres­i­den sem­pat beredar di masyarakat akhir-akhir ini. Hal itu meru­pakan dampak dari adanya wacana penun­daan Pemilu pada 2024 men­datang. Maha­siswa khawatir apa­bi­la para pemangku kekuasaan akan menabrak kon­sti­tusi yang ada. Namun, pada 11 April 2022 kemarin, Pres­i­den Repub­lik Indone­sia, Joko Wido­do melalui akun Insta­gram­nya menyam­paikan bah­wasanya  pemilu akan tetap di gelar pada bulan Feb­ru­ari 2024 men­datang dan akan melan­tik anggota Komisi Pemil­i­han Umum (KPU) dan Badan Pen­gawas Pemil­i­han Umum (Bawaslu) peri­ode 2022–2027 keesokan harinya pada 12 April 2022.

Ser­ta maha­siswa menun­tut Pemkab Tulun­ga­gung menye­le­saikan kon­flik agraria yang teja­di di wilayah Tulun­ga­gung. Seti­daknya ter­da­p­at dua kon­flik agraria yang ter­ja­di di wilayah Tulun­ga­gung yang harus dis­e­le­saikan, yakni kon­flik pem­ban­gu­nan Jalan Lin­tas Sela­tan (JLS) dan pem­ban­gu­nan jalan tol Tulun­ga­gung-Bli­tar-Kepan­jen (Agung­bli­jen) supaya tidak ter­ja­di seper­ti yang ter­ja­di di Wadas. “Kita berharap dari pemer­in­tah Tulun­ga­gung maupun dari pusat supaya keja­di­an ini tidak ter­ja­di seper­ti Wadas. Itu memang opi­ni masyarakat namun bisa jadi poli­tis, yang mana nan­ti­nya jika kita tidak anal­i­sis dan mem­pun­yai sikap kehati-hat­ian itu pasti akan ter­ja­di,” ucap Muzaki.

Diku­tip dari Antaranews.com, jalan Tol Agung­bli­jen ini mem­pun­yai pan­jang 99,91 KM. Dari pan­jang keselu­ruhan, Tulun­ga­gung mem­pun­yai 33 KM ruas jalan tol yang mele­wati 43 desa di tujuh keca­matan yaitu Keca­matan Rejotan­gan, Ngunut, Sum­bergem­pol, Boy­o­longu, Kedung­waru, Gon­dang, dan Tulun­ga­gung. Ser­ta akan terkonek­si den­gan Tol Tulun­ga­gung-Kediri dan ruas Tol Malang-Kepan­jen. Hal ini dis­am­paikan oleh Makrus Man­an, Sekre­taris Dinas Lingkun­gan Hidup (DLH) Kabu­paat­en Tulungagunng.

Tun­tu­tan seru­pa juga dis­uarakan oleh alian­si HMI (Him­punan Maha­siswa Indone­sia) se-Tulun­ga­gung yang juga mengge­lar aksi demosntrasi di tem­pat yang sama, beber­a­pa jam sebelum alian­si BEM se-Tulun­ga­gung. Menu­rut Fuad Fajrus selaku Ket­ua Komis­ari­at HMI FASIH (Fakul­tas Syari­ah dan Ilmu Hukum), ia men­je­laskan bah­wasanya den­gan men­gak­tifkan ele­men-ele­men masyarakat atau pemu­da di Tulun­ga­gung bisa bergu­na untuk men­gaw­al pem­be­basan lahan di daer­ah ter­dampak jalan tol, ”Ditakutkan keti­ka nan­ti ada pem­be­basan lahan imbas jalan tol terse­but, akhirnya make­lar-make­lar tanah yang sama merugikan masyarakat,” paparnya.

Ter­da­p­at beragam tang­ga­pan dari peser­ta aksi men­ge­nai tun­tu­tan-tun­tu­tan yang diangkat dalam demon­strasi ini. Seba­gian besar soal isu-isu yang diangkat. Dari poin-poin tun­tu­tan yang dis­am­pa­iakan, tidak semua peser­ta menge­tahui isu-isu terse­but, ter­da­p­at beber­a­pa pese­ta yang tidak menge­tahui. Hal itu yang dirasakan oleh Maya­di­an salah satu peser­ta aksi, “Kalau kon­flik agraria aku kurang tahu sih, kare­na aku ke sini itu baru-baru pas offline,” ujarnya. Sena­da den­gan Maya­di­an, Erli­na men­gungkap­kan keti­dak paham­nya terkait isu agraria yang men­ja­di poin tun­tu­tan dalam aksi ini, namun men­dukung poin-poin lain. “Kalau itu belum tau sih Mbak.  Kalau saya lebih setu­ju ke BBM naik sama minyak goreng naik,” ungkap­nya.

Sete­lah sele­sai menyam­paikan tun­tu­tan muncul hara­pan dari beragam pihak untuk terus men­gaw­al tin­dak lan­jut dari aksi ini, supaya tun­tu­tan-tun­tu­tan yang telah dis­uarakan tadi tere­al­isas­ikan. Mengin­gat pihak dari DPRD juga sudah turun men­e­mui maha­siswa yang melakukan aksi, yang di akhiri den­gan penan­datan­ganan press release oleh Ket­ua DPR, Mar­sono, Kapol­res Tulun­ga­gung, AKBP. Han­dono Subi­ak­to, dan Dandim Kodim 0807 Tulun­ga­gung Letkol Inf. Yoki Molin­ton Kurniafari.

Penulis: Fatra
Reporter: Toni, lala, imas, zaki, wildan

Redak­tur : Bayu