“Mahasiswa Berperan, Membangun Peradaban Gemilang” menjadi tema Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) yang diselenggarakan 16–17 Agustus 2022 di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Bayu Afrizal selaku Ketua Pelaksana PBAK tahun 2022 menyebutkan peran Mahasiswa tersebut salah satunya terkait isu lingkungan.
Bayu mengatakan bahwa dalam PBAK tahun ini tidak memperkenankan untuk membuang sampah sembarangan. Ia juga menegaskan bahwa PBAK tahun ini non sampah plastik, mengingat Indonesia menjadi salah satu negara penghasil sampah plastik terbesar di dunia. “Jadi kita harus bisa mengambil peran dari hal itu (Indonesia salah satu penghasil sampah terbesar) supaya kita bisa menjaga lingkungan dengan cara kita memberikan contoh yang baik (red.)”ucap Bayu dalam youtube Dimensi Pers.
Untuk merealisasikan gagasan tersebut, Bayu mengatakan bahwa perlengkapan PBAK brupa makanan akan dibungkus daun jati dan daun pisang, sedangkan untuk wadah makanan menggunakan besek atau anyaman dari bambu. Ia juga mengungkapkan bahwa bekas wadah makan tersebut akan dibawa pulang oleh peserta PBAK.
Bayu menambahkan bahwa dari pihaknya selaku panitia telah menyiapkan serta menugaskan Pendamping/Instruktur pendamping (P/Ip) tiap kelompok peserta PBAK untuk mengkoordinir peserta. “Jadi kami menugaskan mereka (P/Ip) untuk mengontrol sampah plastik dan atribut (peserta) yang kurang lengkap,” jelas Bayu.
Namun sayang, konsep apik tersebut tidak berbanding lurus dengan praktik di lapangan. Banyak peserta yang melanggar dengan tidak membawa pulang besek wadah makan. Beberapa peserta terlihat membuang wadah besek di dalam area kampus.
Beberapa peserta yang membawa pulang wadah besek, terlihat membuang sampah di area luar kampus. Selain itu peserta juga terlihat membungkus wadah besek dengan plastik keresek. Khayatul ‘Amalia Fauziah salah satu peserta PBAK Fakultas FTIK mengatakan, “ada yang membawa Keresek, soalnya kalau besek doang kan nanti kotor, kalau yang (peserta) lain (bilang) ada semutnya kalau di lapangan”. Ia juga mengungkapkan tidak ada arahan dari P/Ip untuk membawa pulang besek tersebut.
Tidak hanya itu, tema PBAK yang mengambil peran, salah satunya dalam menjaga lingkungan dengan memberi contoh yang baik nampaknya hanya berlaku bagi peserta. Pasalnya beberapa panitia PBAK justru terlihat mengonsumsi makanan menggunakan wadah berbahan styrofoam juga menggunakan kemasan botol air berbahan plastik.
Tumpukan sampah beserta atribut perlengkapan PBAK dalam area kampus tersebut dibersihkan oleh petugas kebersihan kampus. Hasyim, salah satu petugas kebersihan mengungkapkan bahwa pihaknya harus mengangkut sampah dengan tossa sebanyak 3 kali angkut dari hari biasanya. Ia juga menegaskan tidak ada tambahan upah terkait hal tersebut.
Penulis: Ervian
Reporter: Riza, Luqman, Ervian
Editor : Nurul
“Kalau tidak bisa membuat bangga kampus, minimal jangan memperjelek kampus sendiri”. Ujar sang faqir yang tidak punya apa apa. Yang terpenting bagaimana sampah sampah tersebut dapat didaur ulang.