Dimensipers.com — Rabu, 7 September 2022 Aliansi Mahasiswa Tulungagung turun ke jalan menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi dan non-subsidi. Aksi ini dilakukan oleh beberapa aliansi dari mahasiswa UIN Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU), Universitas Bhineka (UBHI), dan Universitas Tulungagung (UNITA). Dimulai pada pukul 10.00 WIB dan berakir ada 15.00 WIB.
Pagi hari, Rabu, (7/9/2022) sekitar pukul 10.00 WIB peserta aksi demonstrasi berkumpul di depan kampus UIN Satu untuk berangkat secara beriringan menuju kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tulungagung. Dengan dikawal polisi dan beberapa TNI, mahasiswa menyuarakan tuntutan dengan berorasi tanpa henti sepanjang jalan hingga tepat di depan gedung DPRD. Orasi mahasiswa terus berlanjut di depan Gedung DPRD sampai menjelang siang.

Tidak hanya itu, merasa tidak puas dengan orasi. Peserta aksi juga melakukan teatrikal untuk menggambarkan bagaimana keadaan negara saat ini. Aksi kali ini juga sempat diwarnai kericuhan karena adanya aksi saling dorong antara mahasiswa dan pihak kepolosian saat beberapa peserta memaksa masuk ke halaman gedung DPRD. Sampai beberapa saat kemudian masa aksi ditemui oleh Ketua DPRD Tulungagung.
Sebelumnya, sebelum aksi demonstrasi berlangsung, Selasa, (6/9/2022) sempat berlangsung Konsolidasi Akbar yang dilakukan di lapangan utama UIN Satu pada pukul 20.00 WIB. Konsolidasi ini dihadiri oleh beberapa perwakilan elemen mahasiswa dan kampus se-Tulungagung. Diantaranya UIN Satu, UNITA dan UBHI serta beberapa peserta yang akan mengikuti aksi pada pagi harinya.
Setelah sepakat dengan hasil konsolidasi, mahasiswa menyuarakan 4 tuntutan pokok diantaranya: Menolak kenaikan harga BBM subsidi; Menuntut pemerintah mengevalusi kinerja Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas); Menuntut pemerintah untuk transparansi jumlah kuota BBM subsidi; Menuntut pemerintah segera merumuskan Roadmap jangka panjang transisi energi fosil ke energi baru terbarukan yang ramah lingkungan.
Tuntutan ini sekaligus menindaklanjuti seruan aksi yang diserukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara untuk melaksanakan aksi demonstrasi“Karna tujuan kita dan tindak lanjut dari aliansi BEM NUS (Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara- red) yang mengadakan aksi di Nasional, mengintruksikan ke daerah atau korda masing-masing untuk mengadakan aksi di daerah dimasing-masing” Tegas Fikri sebagai Korlap Fakultas Usluhudin Adab dan Dakwah UIN Satu.
Setelah orasi dan pertunjukan teatrikal tidak kunjung mendapatkan respon dari pihak terkait. Kondisi demonstrasi kembali memanas terjadi aksi saling dorong dengan aparat keamanan. Hingga pada pukul 13.15 WIB kericuhan mulai mereda setelah upaya berdialog dengan aparat kepolisian mencapai kesepakatan. Dengan membawa 4 poin tuntutan beberapa mahasiswa diperbolehkan masuk sebagai perwakilan untuk menyampaikan aspirasi dan melakukan negosiasi dengan beberapa anggota DPRD.

Negosiasi yang terjadi di ruang DPRD Tulungagung tersebut berlangsung sekitar 1 jam. Suci Ketua PMII Tulungagung sebagai peserta aksi menjelaskan mengenai tuntutan. “Saat ini dalam situasi dan kondisi covid yang masih belum usai, ekonomi yang masih belum pulih, dengan adanya kenaikan BBM ini menjadikan rakyat makin susah” ungkapnya.
Dalam kesepakatan negosiasti tersebut, Marsono selaku ketua DPRD Tulungagung meminta waktu 30x24 jam untuk menyampaikan aspirasi mahasiswa.“Nanti kami tugaskan Sekwan membuat redaksi surat untuk dikirim ke DPRD Jatim dan DPR RI” Marsono, Rabu (7/9/2022).
Menanggapi aksi tersebut, Hamid yang menjadi salah satu peserta mengutarakan apa yang menjadi harapanya. melihat BBM bersubsidi yang dinikmati oleh masyarakat menengah ke atas. Ia menerangkan bahwa harus ada regulasi yang jelas. Dimana regulasi tersebut berpihak pada konsumen dengan ekonomi menengah kebahah, yang diterapkan oleh seluruh SPBU milik Pertamina. “yang boleh membeli BBM bersubsidi bagi menengah ke bawah,” Tutupnya.
Setelah poin tuntutan mahasiswa ditandatangani oleh Marsono dan perwakilan mahasiswa. Aksi ini selesai kurang lebih pada pukul 15.00 WIB. Selanjutnya mahasiswa kembali melakukan longmarch menuju titik kumpul di PEMDA dan kembali ke kampus masing-masing.
Penulis: Riza
Reporter: Annisa, Nurul, Septina
Redaktur : Bayu