Teduh di bawah rim­bun­nya pohon

Kokoh berderet dan berdiri tegar

Men­ga­hasilkan udara segar

Sejuk angin men­er­pa kehidupan

Kokoh akar menopang

Dari geser dan run­tuh tanah

Meny­er­ap air men­ge­lak dari banjir

Dis­im­pan seba­gai sum­ber kehidupan

Sat­wa liar berlari den­gan riang

Dalam rim­ba yang penuh petualangan

Tan­pa takut akan kelaparan

Kare­na hutan telah menjamin

Namun itu dulu saat hutan masih sultan

Kini hutan telah melarat

Aki­bat keser­aka­han umat

Manu­sia iri akan kekayaan hutan

Hing­ga mere­ka ingin mere­but semua yang hutan miliki

Alat-alat mulai dik­er­ahkan dan para peker­ja mulai diarahkan

Suara deru mesin ger­ga­ji men­girin­gi tangis penghu­ni hutan

Atas kema­t­ian sum­ber kehidupan

Tidak ada lagi tanah yang gem­bur dan subur

Hanya ada tanah yang gersang

Tidak ada lagi udara sejuk menerpa

Hanya ada kepu­lan asap hitam dari pipa

Pohon-pohon kini telah bergan­ti beton

Penulis: Nad­hir
Ilus­tra­tor: Fatra
Edi­tor: Vidya