Peringati Hari Lingkun­gan Hidup 2023, gabun­gan komu­ni­tas pecin­ta lingkun­gan meng­gan­deng Dinas Lingkun­gan Hidup (DLH) Kabu­pat­en Tulun­ga­gung untuk menye­leng­garakan kegiatan bersama pada 10–11 Juni di Jog­lo Agung Desa Plosokandang.

Kegiatan ini memi­li­ki agen­da yang ter­diri dari pam­er­an bran­tas, pelati­han-pelati­han, dan susur Sun­gai Ngrowo. Menu­rut Harun selaku Alian­si Lingkar Wil­is (ALWI), keselu­ruhan rangka­ian terse­but bertu­juan menyin­ergikan berba­gai pihak untuk men­ja­ga alam dan lingkun­gan sekitar.

Rangka­ian acara diawali den­gan pam­er­an yang menya­jikan foto kegiatan peduli lingkun­gan di Sun­gai Bran­tas, pro­duk daur ulang sam­pah, dan temuan hasil mikrop­klastik. Pada pam­er­an ini, Aziz peneli­ti dari Eco­ton turut menun­jukkan hasil temuan­nya beru­pa mikro­plas­tik pada sam­pel air Sun­gai Desa Plosokan­dang. “Ini yang mengk­i­lap ini adalah mikro­plas­tik. Tadi kita ambil sam­pel dari sun­gai sek­i­tar plosokan­dang. Disi­ni dite­mukan ada jenis fil­a­men, frag­men, dan fiber.” Ungkap Aziz.

Alek dari Eco­ton juga menam­bahkan bah­wa mikro­plas­tik yang terkan­dung dalam air mam­pu menye­babkan bio­ta  di sun­gai men­ja­di inter­seks sehing­ga nan­ti­nya sulit berkem­bang biak. Selain itu pada manu­sia, mikro­plas­tik akan  berdampak pada gang­guan kese­hatan dalam jang­ka panjang.

Pada Hari Ming­gu, 11 Juni 2023, kegiatan berfokus pada susur Sun­gai Ngrowo Kabu­pat­en Tulun­ga­gung di sep­a­n­jang Jem­bat­an Desa Plan­daan ke arah barat sam­pai Jem­bat­an Plengkung Man­gun­sari. Sejum­lah komu­ni­tas lingkun­gan hidup dan DLH memu­nguti sam­pah di ping­gi­ran sun­gai. Sedang dalam wak­tu yang bersamaan,  peneli­ti Eco­ton menge­cek kual­i­tas air di beber­a­pa sta­si­un (red: area ter­ten­tu) dan mengumpulkan sam­pel air untuk diu­ji kan­dun­gan mikro­plas­tiknya. Pukul 10.00 WIB, kegiatan susur sun­gai dihen­tikan dan beral­ih pada kegiatan audit sam­pah. Audit sam­pah bertu­juan untuk mengk­lasi­fikasikan jenis sam­pah, dan dari pro­dusen mana sam­pah terse­but berasal. “Jadi nan­ti hasil dari audit sam­pah ini kita tau perusa­haan mana yang sam­pah­nya pal­ing banyak di sun­gai ini, nan­ti kita kir­i­mi surat kepa­da perusa­haan terse­but” ujar Aziz.

Temuan Mikro­plas­tik

Hasil susur sun­gai kemu­di­an dipa­parkan dalam diskusi bersama Dinas Lingkun­gan Hidup (DLH) dan Perum Jasa Tir­ta Bran­tas (PJTB) pada malam harinya.

Data dio­lah oleh: Ana Asihabudin

Berdasarkan hasil susur sun­gai, menun­jukkan bah­wa mikro­plas­tik ter­banyak dite­mukan pada perairan sek­i­tar Jem­bat­an Plengkung Man­gun­sari den­gan persen­tase 42,3%. Dis­usul oleh kawasan Plan­daan sebe­sar 23,4%, kemu­di­an kawasan pem­buan­gan lim­bah pabrik sebe­sar 19,8%  dan persen­tase teren­dah sebe­sar 14,4% di kawasan Tawangsari.

Data dio­lah oleh: Ana Asihabudin

Kemu­di­an jenis mikro­plas­tik yang pal­ing banyak dite­mukan adalah fiber, dis­usul oleh mikro­plas­tik fil­a­ment dan per­ingkat keti­ga adalah mikro­plas­tik fil­a­ment. Menu­rut hasil uji Eco­ton, dida­p­atkan total 111 par­tikel / 50 liter air yang didom­i­nasi oleh mikro­plas­tik fiber sebe­sar 56%, fil­a­men 23%, dan frag­men 22%. Mikro­plas­tik fiber berasal dari ser­pi­han tek­stil yang berasal dari lim­bah hasil cucian baju, mikro­plas­tik fil­a­men berasal dari plas­tik tip­is seper­ti kre­sek dan bungkus makanan, sedan­gkan mikro­plas­tik frag­men berasal dari plas­tik tebal seper­ti sachet.

Hasil Audit Sampah

Sum­ber data: Penelit­ian Ecoton

Berdasarkan hasil brand audit, sam­pah yang pal­ing banyak dite­mukan pada sun­gai Ngrowo adalah sam­pah plas­tik sekali pakai (unbrand), dida­p­ati pula tiga pro­dusen penyum­bang sam­pah plas­tik terbe­sar yakni Danone sebe­sar 9%, Wings 4% dan Tir­ta Suk­ses Perkasa sebe­sar 4%.

Terkait adanya temuan mikro­plas­tik dan hasil brand audit terse­but, sejum­lah pegiat lingkun­gan mende­sak DLH dan PJTB untuk segera bertin­dak dalam men­gatur reg­u­lasi untuk menan­gani per­masala­han terse­but. “Sela­ma ini saya menung­gu sin­er­gi­tas dari instan­si, lem­ba­ga dan masyarakat. Saya men­gusulkan adanya pene­gakan perun­dang-undan­gan pemer­in­tah yang dis­osial­isas­ikan lang­sung melalui lem­ba­ga-lem­ba­ga pen­didikan dan pegiat-pegiat lingkun­gan untuk menan­gani sam­pah, dan kapan pene­gakan perun­dang-undan­gan terse­but akan dilakukan?” Ujar Harun.

Menang­gapi hal terse­but, DLH meny­atakan bah­wa pihaknya akan mere­visi ataupun menyem­pur­nakan per­da pen­gelo­laan sam­pah di tahun 2023.  “Jika kita meli­hat Per­da, kami sudah harus melak­sanakan penyem­pur­naan, kare­na per­da kita sebelum­nya dis­ahkan tahun 2010 yakni Per­da No. 19 tahun 2010. Kemarin kami sudah menyusun draft­nya dan nan­ti­nya kita akan melakukan kon­sul­tasi pub­lik dan men­gun­dang teman-teman dari relawan juga.” Ucap Yud­ha selaku KaBid per­sam­pa­han DLH Tulungagung.

Selain itu, Haris dari salah satu pegiat lingkun­gan, juga menun­tut keikut­ser­taan pemer­in­tah ter­li­bat lang­sung untuk mem­fasil­i­tasi dan menge­dukasi masyarakat dalam men­ja­ga lingkun­gan den­gan melakukan pen­dampin­gan kepa­da pegiat-pegiat lingkun­gan secara prak­tik dan bukan hanya men­gadakan kegiatan yang sifat­nya event.

Penulis: Ana
Reporter: Ana, Septi­na

Edi­tor: Vidya