Judul                          : Gadis Kretek

Penulis                      : Ratih Kumala

Pener­bit                     : PT Gra­me­dia Pus­ta­ka Utama

Tahun ter­bit               : 2012

Jum­lah hala­man       : 275 halaman

ISBN                           : 978–979-22–8141‑5

Aro­ma tem­bakau seakan men­guar keti­ka mem­bu­ka lem­bar demi lem­bar buku  yang berta­juk ‘Gadis Kretek’ karya Ratih Kumala. Buku bergenre nov­el ini berhasil masuk dalam jajaran sepu­luh besar pener­i­ma peng­har­gaan Kusala Sas­tra Khat­ulis­ti­wa tahun 2012 silam. 

Sejak diter­bitkan tahun 2012 ‘Gadis Kretek’ tak per­nah sepi pem­i­nat. Kare­na kepop­uler­an­nya, Gadis Kretek telah diter­jemahkan dalam 3 bahasa yakni Ing­gris, Jer­man, dan Mesir. Bukan hanya itu, karya keli­ma dari Ratih Kumala ini telah diadap­tasi dalam ben­tuk ser­i­al web berjudul sama yang akan  tayang di Net­flix tahun ini pada 2 Novem­ber mendatang.

Buku ini diawali den­gan kisah Soer­a­ja, seo­rang pemi­lik pabrik kretek nomor satu di Indone­sia yang sekarat kare­na penyak­it stroke yang di der­i­tanya. Dalam kon­disi yang ham­pir tia­da, ia terus memang­gil satu nama perem­puan yang bukan istrinya; Jeng Yah. 

Menden­gar uca­pan dari Soer­a­ja, tiga anaknya berna­ma Lebas, Karim, dan Tegar yang meru­pakan pewaris usa­ha Rokok Kretek Dja­gad Raja merasa gelisah, ter­lebih Pur­wan­ti – istri Soer­a­ja. Pur­wan­ti habis dibakar api cem­bu­ru keti­ka nama Jeng Yah terus dise­but oleh suaminya. Meskipun pur­wan­ti ger­am, ia tak bisa men­ge­lak atas per­mintaan Soer­a­ja yang ingin diperte­mukan den­gan Jeng Yah.

Ceri­ta kemu­di­an berlan­jut pada keberangkatan Lebas dan ked­ua kakaknya menu­ju Kudus, Jawa Ten­gah untuk men­cari keber­adaan Jeng Yah sem­bari berpacu den­gan malaikat maut. Dalam per­jalanan pen­car­i­an terse­but, bukan­nya men­e­mukan sosok Jeng Yah, keti­ganya malah men­e­mukan ceri­ta kelam dari masa lalu men­ge­nai asal usul Rokok Kretek Dja­gad Raja hing­ga men­ja­di kretek nomor wahid di Indonesia.

Melalui Gadis Kretek, saya akui bah­wa Ratih Kumala san­gat piawai dalam men­jahit bagian demi bagian  dalam nov­el terse­but hing­ga meng­hasilkan per­pad­u­an  romansa, sejarah, dan mis­teri yang begi­tu apik den­gan por­si pas.

Seti­ap orang yang mem­ba­ca Gadis Kretek,  saya rasa akan sepen­da­p­at den­gan perny­ataan bah­wa nov­el ini mem­berikan sen­sasi romansa yang unik kare­na diba­lut den­gan trage­di dan mis­teri yang begi­tu kuat hing­ga menim­bulkan tan­da tanya besar di kepala pembacanya. 

Mis­teri sia­pa itu Jeng Yah, hing­ga asal-usul Kretek Dja­gad Raja tak disang­ka rupa­nya meny­im­pan kebe­naran yang menge­jutkan. Peng­hadi­ran tokoh berna­ma Idroes Moe­ria, Roe­maisa, dan Soed­ja­gad akan mem­bawa pem­ba­ca untuk menge­tahui bagaimana rokok kretek dicip­takan. Tak lupa, Ratih Kumala juga menya­jikan per­sain­gan bis­nis antara Idroes  Moe­ria dan Soed­ja­gad supaya pem­ba­ca sang­gup mem­bayangkan asal mula indus­tri rokok bermuncu­lan di Indonesia. 

Dalam pemiki­ran umum masyarakat di sek­i­tar saya, kretek dan tem­bakau adalah dua hal yang berkai­tan erat den­gan laki-laki. Bahkan, hanya kare­na laki-laki lebih ser­ing dite­mui seba­gai penikmat kretek, keti­ka muncul perem­puan yang juga turut menikmati kretek, jus­tru yang dida­p­ati perem­puan hanyalah stig­ma negatif. 

Hadirnya nov­el besu­tan Ratih Kumala ini saya rasa mam­pu melawan stig­ma negatif yang telah diberikan oleh masyarakat ter­hadap perem­puan penikmat kretek. Bagaimana tidak? Ratih Kumala dalam Gadis Kretek juga menampilkan tokoh uta­ma yaitu Jeng Yah, sosok perem­puan vision­er nan cer­das dan pin­tar dalam meracik saus kretek.  Pada nov­el ini dicer­i­takan pula bah­wa perem­puan juga berper­an pent­ing dalam arah ger­ak kema­juan indus­tri rokok kretek di Indonesia.

Jika mem­bicarakan keku­ran­gan pada nov­el ini selain alur yang dibu­at mundur, sebe­narya tidak ada lagi. Kalaupun ada, itu masalah per­son­al saya seba­gai pem­ba­ca kare­na harus menelan ludah beber­a­pa kali sebab ser­ing luput mengin­gat pena­maan tokoh yang meng­gu­nakan ejaan bahasa lama. 

Pem­bawaan ceri­ta yang men­galir, penyetingan alur yang pas, cukup untuk menu­tupi keku­ran­gan dalam nov­el ini. Pen­jabaran yang cukup rin­ci dan mudah dipa­ha­mi san­gat pas untuk kalian yang bahkan tidak tahu menahu ten­tang rokok sekalipun. Sayangnya, nov­el Gadis Kretek yang diban­derol sehar­ga Rp.75.000,- di  Gra­me­dia ini hanya boleh diba­ca oleh usia 18 tahun keatas.

Penulis: Aisyah
Edi­tor: Vidya