Judul Film : Kim Ji young, Born 1982
Sutradara : Kim Do-young
Penulis Naskah : Cho Nam-ju
Produser : Lotte Entertainment
Pemeran : Jung Yu-mi, Gong Yoo
Durasi : 118 min
Kim Ji Young Born 1982, menceritakan kisah seorang perempuan bernama Kim Ji Young. Lahir dan tumbuh di negara yang memiliki budaya patriarkal yang kuat. Ji young awalnya aktif sebagai wanita karir. Namun karena menikah, ia harus mengundurkan diri dari pekerjaannya. Dia harus mengurusi anak serta suami. Ia sama seperti seorang ibu kebanyakan, setiap hari mengurus keperluan anak dan suami. Ia terlihat menikmati perannya sebagai seorang ibu rumah tangga. Namun dalam diri Kim Ji Young, terkadang dia sangat ingin kembali bekerja. Tetapi ada saja hal yang menghalanginya untuk kembali. Salah satunya alasannya, karena ia perempuan. Seorang perempuan yang sudah berkeluarga lebih baik di rumah untuk mengurus rumah tangga.
Film ini merupakan hasil adaptasi dari novel yang sama, karya Cho Nam Jo. Film dan novelnya sama-sama menuai pro dan kontra dari masyarakat Korea. Banyak masyarakat yang menolak dan mencoba memboikot film ini dengan membuat sebuah petisi, terutama para laki-laki. Sang pemeran utama yang memerankan sosok Kim Ji Young (Jung Yu Mi) mendapatkan puluhan ribu hate komen di instagramnya. Alasannya, karena tema yang diangkat merupakan hal yang sangat tabu di Korea. Namun meski mendapatkan penolakan dari beberapa masyarakat, film ini tetap dirilis pada tanggal 20 November 2019 dan sukses menjadi box office. Film ini menempati posisi pertama film yang paling ditonton di bioskop Korea.
Dalam film ini, kita diperlihatkan cuplikan masa lalu dan kehidupan masa kini Kim Ji Young. Pada masa lalu Kim Ji Young mengalami pelecehan seksual, diperlakukan berbeda oleh sang ayah, dan diskriminasi gender di tempat kerja. Masalah demi masalah serupa terus terjadi dan menumpuk sampai Ji Young berkeluarga. Pada puncaknya Ji Young mengalami depresi. Film ini mengajak kita untuk melihat dari sudut pandang perempuan, mencoba mengerti tentang perempuan. Kita tidak hanya diberitahu tentang masalah yang Ji Young hadapi saja, namun juga masalah perempuan lainnya. Seperti atasan Ji Young yang dicemooh klien karena dianggap gila kerja, dan kakak perempuannya yang mendapatkan kritikan dari saudara karena tidak kunjung menikah.
Kim Ji Young merupakan cerminan para wanita di Korea saat ini. Sebagai negara yang maju, Korea Selatan masih melanggengkan budaya patriarki. Feminisme menjadi hal yang baru bagi masyarakat Korea yang konservatif dan masih menjunjung tinggi kaum laki-laki. Perempuan masih dianggap nomor dua di lingkungan kerja maupun keluarga. Film ini memperlihatkan secara gamblang bagaimana sistem patriarki mencederai perempuan dan mengambil hak perempuan sebagai manusia seutuhnya.
Selain fokus mengangkat tema tentang feminisme, film ini juga mengangkat tema tentang kesehatan mental. Tema yang memang akhir-akhir ini sedang hangat diperbincangkan. Ji Young menyimpan segala emosinya dan dibiarkan menumpuk sejak kecil sampai berkeluarga. Sampai pada puncaknya Ji Young mengalami depresi. Ia tanpa sadar bertingkah menjadi orang lain seperti seseorang yang kerasukan. Dae Hyun yang merasa khawatir akan hal yang terjadi pada Ji Young, menyarankan untuk berobat ke psikiater dan mendapat perawatan. Adanya film ini, memberitahukan kepada penonton untuk selalu awareness terhadap kesehatan mental. Tidak ada salahnya untuk pergi ke psikiater, karena kesehatan mental sangat penting.
Film ini menjadi tamparan keras untuk masyarakat Korea, juga untuk masyarakat Asia yang masih melanggengkan sistem patriarki. Tidak hanya wajib ditonton oleh kaum perempuan saja, namun semua kalangan perlu untuk menonton film ini. Dengan adanya film ini, diharapkan mampu menyadarkan masyarakat tentang kejamnya budaya patriarki, bahwa masih banyak perempuan di luar sana yang masih dibelenggu oleh sustem patriarki. Juga menambah awareness masyarakat tentang kesehatan mental. Kim Ji Young: Born 1982 berhasil merefleksikan dan merepresentasikan kehidupan sehari-hari para perempuan yang terjebak patriarki. Sistem yang mengakar di masyarakat entah sejak kapan dan sampai kapan terus dipraktikkan.
Penulis: Laili Muhibbah
Editor: Nifa K. F.