Seperti yang diungkapkan oleh Fadhilah mahasiswa Psikologi Islam bahwa top-up saldo baru masuk setelah satu hari pembayaran dilakukan, “Saldonya itu masuknya lama banget mas, padahal aku sudah top-up dari kemarin tapi baru tadi bisa masuk,” terangnya.
UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung kembali luncurkan platform baru untuk pembayaran UKT (Uang Kuliah Tunggal) atau Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) pada 7 Januari 2024. Platform ini dinamai Satupay V.2 yang dapat diakses melalui https://satupay.uinsatu.ac.id. SATUPay V.2 merupakan pengembangan dari aplikasi SATUPay yang launching pada 14 Januari 2022 dan digunakan sebagai platform transaksi pembayaran UKT/SPP.
Jadwal pembayaran UKT pun turut berubah seiring adanya update pada SATUPay. Jadwal pembayaran UKT yang semula dijadwalkan tanggal 08–12 Januari 2024 berubah menjadi tanggal 15–18 Januari 2024. Hal tersebut disampaikan sesuai dengan Pengumuman Rektor Nomor: 302/Un.18/01/2024 tentang perubahan jadwal UKT/SPP semester genap pada tanggal 5 Januari 2024.
Dengan adanya platform pembayaran baru tentunya tidak terlepas dari beberapa permasalahan yang sempat terjadi. Banyak mahasiswa yang mengeluhkan beberapa gangguan yang dialami saat hendak melakukan pembayaran UKT melalui SATUPay V.2. Salah satu permasalahan yang timbul adalah saldo terlambat masuk pada akun SATUPay.
Seperti yang diungkapkan oleh Fadhilah mahasiswa Psikologi Islam bahwa top-up saldo baru masuk setelah satu hari pembayaran dilakukan, “Saldonya itu masuknya lama banget mas, padahal aku sudah top-up dari kemarin tapi baru tadi bisa masuk,” terangnya.
Tak hanya permasalahan saldo yang terlambat masuk, permasalahan lain juga dialami mahasiswa, seperti; pin masuk akun SATUPay yang tidak valid, beberapa mahasiswa yang bukan penerima UKT 0 namun tercatat telah membayar di akun Smartcampusnya. Selain itu, ditemukan juga mahasiswa yang berstatus penerima UKT 0 dan sudah melakukan aktivasi, namun dalam Smartcampusnya tercatat belum membayar dan kembali ke tagihan UKT semula.
Sehubungan dengan banyaknya keluhan dari mahasiswa, Yuzki Maksum selaku penanggung jawab SATUPay memberikan penjelasan terkait hal itu. Permasalahan mengenai terlambatnya saldo masuk di akun SATUPay dikarenakan terdapat tiga mahasiswa yang namanya terlalu panjang. Sehingga sistem sulit untuk membaca ID tersebut dan menyebabkan penyumbatan pada sistem masuknya saldo.
“Mulai ada laporan saldo tidak masuk tuh jam 12 siang, paginya lancar, kita cari ketemu nih, ada tiga anak ini namanya kepanjangan, gara-gara itu jadi nutup pintu, dan kita punya jatah untuk ID hanya beberapa digit, dan tiga orang ini menyumbat sistem.” jelasnya.
Yuzki juga menambahkan bahwa saldo yang terlambat masuk sebenarnya sudah tercatat di rekening Koran atau rekening penampungan, pihak bank BRI juga melaporkan bahwa memang sempat mengalami keterlambatan.
Abdul Ghofur sebagai pihak bagian keuangan menanggapi persoalan mahasiswa yang bukan penerima UKT 0 namun tercatat telah membayar, serta mahasiswa penerima UKT 0 namun masih ada tagihan dalam Smartcampusnya. Ia menerangkan bahwa kendala tersebut dikarenakan Satupay V.2 ini masih baru, yang mana harus ada penyesuaian data. “Ya maklumlah, ini karena aplikasi baru, jadi harus ada penyesuaian-penyesuaian data disitu, yang penting masalah itu segera teratasi.”
Menurut Abdul adanya kendala ini juga merupakan proses migrasi data dari SATUPay V.1 ke SATUPay V.2 dan pengembangan ini merupakan terobosan baru yang bagus daripada tahun-tahun kemarin. “Ini kan masih proses migrasi data gitu loh, kadang ada tersendat, kadang ada masalah. Namanya aplikasi kan step by step, yang penting ada perubahan yang lebih baik. Dan saya kira ini sudah terobosan yang bagus ketimbang tahun-tahun kemarin itu sudah lumayan bagus lah.” ungkap Abdul.
Alasan mengapa transaksi pembayaran dari aplikasi SATUPay beralih ke SATUPay V.2 karena akan diterapkan one get system dalam transaksi pembayaran. SATUPay yang awalnya memakai sistem semi-manual atau pelaporan riwayat pembayaran, akan berubah menjadi otomatis dan bisa digunakan dalam semua pembayaran apapun itu. One get system ini tidak mampu untuk diterapkan pada SATUPay V.1 yang akhirnya memunculkan SATUPay V.2 dengan beberapa tambahan fitur baru, serta danya kerja sama dengan BRI Pusat yang menggunakan fitur BRIVA.
Adanya platform baru SATUPay V.2 diharapkan bisa merangkap semua pembayaran yang ada dengan adanya one get system, entah itu pembayaran UKT, wisuda tesis, Disertasi, denda perpus dan lain lain. “Kan datanya mahasiswa itu tidak sedikit, dari UKT, wisuda, tesis, disertasi, denda perpus macam-macam pokoknya, itu belum bersifat otomatis, dan karena itu kita adakan one get system pembayaran.” Jelas Yuzki.
Pengembangan dari SATUPay ini memang sebuah hal yang baik, namun beberapa kendala masih dijumpai. Seperti yang diungkapkan Naufal mahasiswa prodi Ekonomi Syariah, bahwa keamanan akun SATUPay V.2 lebih aman dibandingkan dengan SATUPay sebelumnya.
“Jadi untuk satupay yang sekarang. SATUpay V.2, menurut saya dari segi keamanan sudah lebih baik. Mudah di pahami dan tergolong cepat dari sebelumnya. Tetapi menurut saya lebih ribet, karena harus via web, kurang simpel. Terus waktu top-up saldo itu, semisal salah input nominal tidak bisa di batalkan. Kalo yang mengakses banyak, servernya juga masih sering eror. Untuk kedepannya mungkin ya bisa di sempurnakan seperti SATUpay sebelumnya. maksudnya dari segi keamanan dan kecepatan server di tambah atau upgrade,” ungkap Naufal.
Sejak berita ini diterbitkan, pusat bisnis UIN SATU sebagai pihak penyelenggara transaksi SATUPay V.2 telah mengumumkan perpanjangan waktu transaksi pembayaran UKT hingga 22 Januari. Disertai keterangan bahwa helpdesk SATUPay V.2 hanya dapat dihubungi pada tanggal 19 Januari dan 22 Januari di jam kerja saja. Hal ini selanjutnya membuat beberapa mahasiswa mempertanyakan ulang bagaimana jika kendala terjadi diluar jam kerja helpdesk SATUPay, sedangkan pihaknya hanya dapat dihubungi pada tanggal yang sesuai dengan keterangan tersebut.
Penulis: Mustofa
Reporter: Eka Selvia, Mustofa, Lulu
Redaktur: Zulfa
Editor: Novinda