Tulungagung – Jumat (21/4) Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Tadris Bahasa Inggris IAIN Tulugagung mengadakan Training International English Language Testing System (IELTS). Acara yang dimulai pukul 08.00 WIB di Aula Lantai 3 Gedung Rektorat ini mendapat apresiasi positif dari mahasiswa Tadris Bahasa Inggris.
IELTS merupakan sejenis TOEFL namun lebih sulit dan tingkatannya juga lebih tinggi. Nilai TOEFL hanya dapat digunakan untuk masuk ke perguruan tinggi di beberapa negara tertentu, sedangkan nilai IELTS bisa digunakan untuk berbagai negara. Sehingga IELTS memiliki jangkauan yang lebih luas dari TOEFL. dan bentuk tes yang lebih sulit karena pada IELTS juga termuat test dalam bentuk speaking. Maka dari itu, acara tersebut bertujuan memfasilitasi dan mempermudah mahasiswa tidak hanya dari Tadris Bahasa Inggris apabila dari mereka ingin melanjutkan S2 diluar negeri.
Acara tersebut berlangsung dengan antusiasme positif dari para peserta yang kurang lebih 200 peserta, bukan hanya dari kalangan mahasiswa melainkan juga beberapa dosen di IAIN Tulungagung. HMJ Tadris Bahsa Inggris berkontribusi dengan salah satu dosen IAIN Tulungagung juga yang pernah berpengalaman dengan IELTS, yaitu Faizatul Istiqomah M. Ed. Walau hanya dosen lokal namun beliau memilki pengalaman interlokal. Gelar yang tertulis M. Ed. menggambarkan bahwa pengalaman beliau yang pernah mengemban ilmu di luar negeri tepatnya Monas University, Australia.
Mengusung tema “One Step Closer with IELTS” atau satu langkah lebih dekat dengan IELTS Faiz ingin mengenalkan dulu tentang IELTS itu sendiri. Jika memulai dengan pelatihan atau training itu sendiri langsung dalam praktek dirasa tidak cukup jika hanya dengan durasi waktu tiga jam. Umumnya pelatihan semacam ini butuh waktu sampai seminggu untuk bisa tuntas. Dengan singkatnya waktu yang ada, beliau mengharapkan dari acara ini untuk mengenal dahulu apa dan bagaimana bentuk IELTS itu. “Setelah memperkenalkan IELTS itu apa selebihnya itu apa kami serahkan pada Mam Faiz, mungkin di semester berikutnya Mam Faiz akan mengadakan short course atau bagaimana”, ungkap Afryl, salah satu anggota HMJ TBI.
IELTS merupakan program kerja dari Divisi Research and Development (RnD), yaitu divisi yang terjun pada penelitian yang berbau ilmiah. Training IELTS baru dilakukan tahun ini, sebagai pengganti Scientific Journal yang dirasa lebih penting dan berguna kedepannya. Cangkupan IELTS yang meliputi listening, reading, writing, and speaking yang menjadi bantuan bagi mereka yang ingin melanjutan studi di luar negeri. Bahkan tidak hanya spesifik pada keempat aspek tersebut tetapi juga pada langkah-langkah dan saran dalam pengerjaan IELTS itu sendiri dan juga masih membagi dari setiap aspek tersebut kedalam beberapa bagian lagi.
Acara selesai sekitar pukul 11.00 WIB menghasilkan banyak respon baik dari para peserta. “Setelah mengetahui IELTS saya ingin mencoba dan ingin mencoba melanjutkan S2 saya di luar negeri. Syukur-syukur jika bisa walau juga hanya di Australia”, ungkap Nadhif, salah satu peserta Training IETLS.
Selain itu juga memunculkan harapan bagi panitia. “Kami berharap setelah agenda yang sesuai dengan tema kita One Step Closer with IELTS, kami dari panitia itu semoga temen-temen lebih mengenal IELTS dan memiliki motivasi untuk memiliki impian S2 di luar negeri”, ungkap Afryl []