Dimensipers.com, 15/08. Pen­ge­nalan Budaya Akademik dan Kema­ha­siswaan (PBAK) hari ked­ua diisi den­gan pengumpu­lan buku seba­gai salah satu agen­da. Aswar, Maha­siswa Baru (Maba)  juru­san Komu­nikasi dan Penyiaran Islam (KPI) men­gungkap­kan buku yang dim­inta sesuai fakul­tas dan juru­san masing-masing.

Pani­tia mewa­jibkan seti­ap maba mengumpulkan mas­ing-mas­ing satu buku. Pani­tia tidak mewa­jibkan buku yang dikumpulkan beru­pa buku baru. Buku yang dikumpulkan dap­at beru­pa buku bekas maupun foto­copy. Hal terse­but dimak­sud­kan untuk tidak mem­ber­atkan maha­siswa yang berasal dari beragam sta­tus ekonomi.

Pani­tia menu­gaskan maba untuk review tiga pilar atau tiga materi. Keti­ga materi ini antara lain; Kebangsaan, Keis­la­man dan Pen­didikan. Maba diwa­jibkan memil­ih salah satu dari keti­ga materi terse­but. Hal ini diperku­at den­gan penu­tu­ran dari wak­il Pres­i­den Maha­siswa, Moham­mad Iqbal Farid, keti­ka dite­mui di kan­tor Dewan Ekseku­tif Maha­siswa (DEMA) Insti­tut Aga­ma Islam Negeri (IAIN) Tulun­ga­gung,  kemarin. “Buku itu seba­gai penu­gasan. Terus diwe­ki tugas mere­view dari buku. Mak­sute kan tiga pilar, tiga materi: kebangsaan, keis­la­man, pen­didikan. Maba kon mil­ih satu materi. (Buku itu seba­gai penu­gasan. Terus diberikan tugas mere­view dari buku. Mak­sud­nya kan tiga pilar, tiga materi: kebangsaan, keis­la­man, pen­didikan. Maba dis­u­ruh memil­ih salah satu materi, red).”

Semen­tara men­ge­nai sanksi ter­hadap maba apa­bi­la tidak melakukan pengumpu­lan belum dike­tahui. “Nggak tahu. Masih belum diten­tukan. Tapi katane kemarin ya dap­at pun­ish­ment. (Tidak tahu. Masih belum diten­tukan. Tapi kemarin men­da­p­at huku­man, red),” ungkap Aswar keti­ka diwawan­car­ai di lapan­gan utama.

Hal sena­da juga diungkap­kan Bin­ti, juru­san Ekono­mi Syari­ah (ES). Menang­gapi hal ini, wak­il Pres­i­den Maha­siswa meng­in­for­masikan bah­wa sanksi yang diberikan bergan­tung pada Pen­damp­ing ℗ dan Instruk­tur (IP).

Sebelum­nya per­lu dike­tahui bah­wa seti­ap tahun maba melakukan pengumpu­lan buku. Tahun ini, IAIN Tulun­ga­gung mener­i­ma sek­i­tar 4.900 maha­siswa yang terdaf­tar di berba­gai juru­san. Apa­bi­la dikalku­lasikan dan seti­ap maha­siswa melakukan pengumpu­lan dua buku, maka diper­oleh sek­i­tar 9.800 buku atau lebih dari 9.000 buku di PBAK tahun 2017.

Itu kalau semuanya mengumpulkan,” ucap Reza selaku Ster­ring Com­mite (SC) keti­ka dihubun­gi via what­sapp.

Maba mem­per­oleh infor­masi melalui pen­damp­ing bah­wa buku yang dikumpulkan nan­ti­nya akan dis­um­bangkan. Men­ge­nai lokasi penyum­ban­gan, pedamp­ing men­gungkap­kan kurang menge­tahui. Mengiku­ti per­in­tah atasan dan kurangnya infor­masi seba­gai alasan keti­datahuan pendamping

Tang­ga­pan lain datang dari Nau­fal Zabi­di selaku Coor­di­na­tor (CO) acara PBAK Insti­tut, “Aku belum tahu tepat­nya diarahkan dimana, cuma kalau kita secara kon­sep itu, diarahkan kepa­da teman dan masyarakat yang belum per­nah ataupun kurang atau min­im­nya buku. Tapi diber­dayakan, mis­al­nya di KKN.”

Ter­siar kabar pelak­sana tek­nis dan pani­tia bah­wa seba­gian buku dip­i­lah dan diam­bil pihak per­pus­takaan sebelum dis­um­bangkan. Hal ini diungkap­kan wak­il Pres­i­den Maha­siswa. “Buku iku dijalok kam­pus, per­pus. Terus didonasikan dari pihak KKN. Arek KKN wes ngewe­ki surat akeh ngge iku. (Buku itu dim­inta kam­pus, per­pus­takaan. Terus didonasikan dari pihak KKN. Anak KKN telah mem­berikan banyak surat untuk mem­inta buku itu).

Namun, per­pus­takaan pusat IAIN Tulun­ga­gung mem­ban­tah kabar ini. Mere­ka tidak per­nah mener­i­ma dan mem­inta sum­ban­gan dari maba. “Kalau yang dulu-dulu itu malah gini pros­es­nya. Bukan­nya kami mengam­bil, teman-teman pani­tia itu pin­jam buku  di per­pus. Terus dikasih tugas untuk peser­ta ospek, untuk me-resume buku. Itu bukun­ya pin­jam dari sini. Bukan­nya saya minta,” papar Sam­sul selaku petu­gas per­pus­takaan pusat IAIN Tulungagung.

Sam­sul men­je­laskan per­pus­takaan memi­li­ki anggaran tersendiri dalam pen­gadaan buku. Seti­ap tahun mem­berikan kat­a­log men­ge­nai buku yang diper­lukan oleh seti­ap juru­san. “Jadi total­nya itu ham­pir 1,2 bera­pa mil­yar itu untuk buku cetak. Belum yang diang­garkan untuk buku e‑book dan e‑jurnal itu kita anggarkan 400 juta.”

Semen­tara Ulil, petu­gas per­pus­takaan Fakul­tas Ushu­lud­din Adab dan Dak­wah  (FUAD) men­erangkan mere­ka tidak mengam­bil buku sum­ban­gan yang berasal dari maba keti­ka PBAK. “We nev­er received such grant. (Kami tidak mener­i­ma hibah terse­but, red),” paparnya via what­sapp. []

/Fi/Syafi’/As/