Dimensipers.com (06/06). Komisi Pemil­i­han Umum Maha­siswa (KPUM) IAIN Tulun­ga­gung men­gadakan Pemilu Raya (Pemi­ra) pada tang­gal 07 Juni 2018. Pemi­ra kali ini sem­pat mem­anas kare­na adanya pam­flet yang men­gatas­na­makan pasan­gan calon (Paslon) nomer urut 1 dan men­catut logo beber­a­pa lem­ba­ga ekstra maupun intra kam­pus. Pam­flet terse­but juga bertuliskan IAIN BERSATU, COBLOS NOMER (1) CUKUP.”

Logo lem­ba­ga yang dican­tumkan dalam pam­flet terse­but adalah Him­punan Maha­siswa Juru­san Per­bankan syari­ah (HMJ PS), Him­punan Maha­siswa Juru­san Ekono­mi Syari­ah (HMJ ES), Him­punan Maha­siswa Juru­san Man­a­je­men Zakat Wakaf (HMJ MAZAWA), Dewan Ekseku­tif Maha­siswa Fakul­tas Ekono­mi dan Bis­nis Islam (DEMA FEBI), Komu­ni­tas Maha­siswa Juru­san  Man­a­je­men Keuan­gan Syari­ah (KMJ MKS), Ikatan Maha­siswa Alum­ni Darul ‘Ulum (IMADU), Forum Silat­u­rahim Maha­siswa Alum­ni Pon­dok Pesantren (FORSMAPP), Perg­er­akan Maha­siswa Islam Indone­sia (PMII), Him­punan Mahaiswa Islam (HMI), Komu­ni­tas Maha­siswa Juru­san Man­a­je­men Bis­nis Syari­ah (KMJ MBS), Unit Kegiatan Maha­siswa Bakat Minat (UKM BM), dan Pagar Nusa.

Ada beber­a­pa lem­ba­ga yang tidak ter­i­ma den­gan dicatut­nya logo mere­ka, yaitu HMJ PS, KMJ MBS, IMADU dan FORSMAPP. Lem­ba­ga-lem­ba­ga terse­but telah mem­bu­at press release untuk mengk­lar­i­fikasi pen­catu­tan logo yang isinya, “Meny­atakan bah­wa kami tidak per­nah ikut cam­pur dalam pemil­i­han calon pres­i­den dan wak­il pres­i­den IAIN Tulun­ga­gung di pemil­i­han tahun 2018–2019.” Di samp­ing itu, HMJ PS, IMADU Tulun­ga­gung, FORSMAPP dan DEMA FEBI telah meny­atakan memang benar-benar tidak ada koor­di­nasi sama sekali antara pihak yang mem­bu­at pam­flet yang berisikan pen­catu­tan logo den­gan lem­ba­ga yang terkait.

dok. istime­wa

Saat di wawan­car­ai Kris­mon Bangk­it selaku ket­ua HMJ PS men­gatakan, “Kalau dari koor­di­nasi terkait logo kemarin itu memang tidak ada, hanya saja dari FEBI kemarin itu ada garis koor­di­nasi dari per lem­ba­ga, tapi, gak habis pikir sam­pai sekarang, ya cuma kaget trus tahu-tahu ada penye­baran pam­flet itu dan tin­dakan  dari lem­ba­ga khusus­nya saya sendiri lang­sung menghubun­gi paslon 1, dari pihak paslon 1 juga bin­gung lang­sung men­cari info terkait hal itu dan sem­pat ramai dan saya sendiri mem­inta klar­i­fikasi untuk hal itu.”

Hal seru­pa dis­am­paikan Zul­vi selaku ket­ua umum IMADU,“Tidak ada koor­di­nasi mas, soal­nya dari IMADU sendiri tidak ada asas dalam lingkup poli­tik kare­na IMADU sendiri berasaskan kekelu­ar­gaan, jika ada omong-omon­gan atau apalah itu yang berkai­tan den­gan poli­tik kam­pus itu tidak ada kai­tan­nya, jikalau ada itu tidak benar atau hoax.” Ungkap­nya.

Fajrul Falah selaku ket­ua DEMA FEBI dan Koor­di­na­tor FORSMAPP juga turut mene­gaskan bah­wa tidak ada koor­di­nasi dan adanya pro­pa­gan­da dari tim suk­ses (Tim­ses) terkait den­gan pam­flet dan pen­catu­tan logo. “Per­ta­ma terkait den­gan koor­di­nasi pen­can­tu­man logo terse­but dari DEMA FEBI dan FORSMAPP itu tidak ada. Jadi, murni itu pro­pa­gan­da dari pihak tim­ses, oknum­nya sendiri. Dan saya sudah klar­i­fikasi den­gan salah satu teman-teman tim­ses nomer urut 2 memang tidak mem­bu­at, dan saya belum klar­i­fikasi den­gan tim­ses nomer urut 1. Jadi saya memi­li­ki praduga ter­sang­ka yaitu dari tim­ses nomer urut 1. Pada intinya tidak ada koor­di­nasinya, murni itu pen­ca­catan (cacat, red) dalam demokrasi.”

Menu­rut Fajrul adanya kasus ini mem­bu­at beber­a­pa pihak merasa ter­ciderai. “Hal ini ten­tu memicu kon­flik dan memicu suatu per­tika­ian yang tidak baik. Bahkan apa­bi­la demokrasi dikaitkan den­gan penyan­tu­man logo yang secara ile­gal tang­ga­pan saya sendiri seba­gai ket­ua lem­ba­ga, saya merasa ter­ciderai, dan bahkan seakan-akan lem­ba­ga kami ini diper­jual belikan, hara­pan saya DIMeN­SI sete­lah menulis hal ini, bisa meng­gu­gah oknum-oknum pelaku agar bisa melakukan demokrasi den­gan baik.” Tutur Fajrul.

Paslon 2 yaitu Dza­ky mem­berikan tang­ga­pan­nya men­ge­nai logo yang ter­catut pada pam­flet yang beredar, “Kemarin cukup viral yang men­gatas­na­makan di media, media sosial khusus­nya untuk paslon 1, nama nama yang terkait itu. Itu awal­nya yang menge­tahui hal seper­ti itu adalah tim­ses, kemu­di­an dikasih tahu ada isu seper­ti ini di media sosial, kare­na juga yang tahu ter­lebih dahu­lu salah seo­rang di tim­ses dan belum mem­ber­i­tahu keselu­ruhan tim­ses, itu salah sat­un­ya juga mem­beri respon terny­a­ta polemiknya lebih besar sete­lah ada respon lain dari timses.” 

Dari kami prib­a­di kemarin juga sudah mem­berikan klar­i­fikasi bah­wasanya paslon 2 tidak ada sangkut paut­nya sama sekali keterkai­tan dan kemarin paslon 1 juga sudah mem­berikan klar­i­fikasi di med­sos juga. Dari paslon dua mungkin hara­pan­nya KPU sendiri agar lebih inten­sif untuk men­ja­ga jalan­nya pemilu ini.”  Lan­jut Dzaky.

Kho­lil selaku capres 1 men­je­laskan terkait pen­catu­tan logo pada pam­flet yang beredar, “Jadi begi­ni soal itu kemarin sebe­narnya tidak ada sepenge­tahuan dan per­se­tu­juan saya terkait pam­flet yang berisi logo-logo terse­but. Sebe­narnya yang buat itu tidak tahu, tiba-tiba dishare tan­pa sepenge­tahuan saya.” 

Saya tahu betul dan jan­gan dishare, dan memang di per­mainan media itu seper­ti itu, memang sulit untuk pen­gen­dalian­nya dan mengkon­disikan. Sebe­narnya saya juga tidak tahu sia­pa, tiba-tiba sudah dishare dan saya bilang jan­gan dishare, di grup itu juga ada. Jadi, soal itu bagaimana ya, kita nyan­tai saja kalau ada yang minta mem­per­tang­gung­jawabkan kita siap untuk mengk­lar­i­fikasi.” Lan­jut­nya.

Kho­lil mengk­lar­i­fikasi atas pen­catu­tan logo terse­but memang seba­gian sudah dis­ep­a­kati dan seba­gian belum ada koor­di­nasi sama sekali. Kho­lil juga men­je­laskan bah­wasan­nya memang dari paslon 1 tidak menyetu­jui atas pub­likasi dan pem­bu­atan pam­flet yang berisi logo tersebut.

Kemaren beber­a­pa yang merekomen­dasi itu memang dari beber­a­pa lem­ba­ga, tetapi soal logo itu memang belum ada per­se­tu­juan, sehing­ga saya melarang untuk hal itu. Memang untuk hal itu saya kira asal-asalan. Kalau yang merekom tidak ada per­masala­han, memang saya prib­a­di tidak mem­inta izin dari beber­a­pa logo ini, ya mungkin beber­a­pa sudah sep­a­kat dan beber­a­pa saya belum minta izin memang dan saya tidak menyu­ruh logo-logo itu dijadikan satu dan dishare, ya memang sekarang momen­tum pemi­ra sekarang rawan sekali dan yang saya takutkan dari logo-logo terse­but mem­bu­at salah satu paslon itu jatuh dan men­jatuhkan. Memang tidak ada intruk­si untuk mem­bu­at desain seper­ti itu.” Ungkap Kholil.

Saya mem­inta klar­i­fikasi, yang per­ta­ma saya mewak­ili pihak paslon 1 mem­o­hon maaf kepa­da selu­ruh lem­ba­ga yang ter­can­tum di pam­flet terse­but. Yang per­ta­ma saya klar­i­fikasi bah­wa itu tidak benar bah­wasanya yang mem­bu­at dari paslon 1. Ked­ua yaitu saya sendiri prib­a­di tidak ada komu­nikasi dan tidak mem­o­hon izin kepa­da lem­ba­ga-lem­ba­ga jika logo terse­but dima­sukkan dalam pam­flet memang tidak ada koor­di­nasi sama sekali. Keti­ga saya sama sekali tidak men­gizinkan adanya pam­flet terse­but.” Lan­jut­nya.

Per­lu dike­tahui bah­wa pam­flet yang men­can­tumkan logo lem­ba­ga-lem­ba­ga terse­but memang tidak melakukan kon­fir­masi den­gan lem­ba­ga terkait, selain itu sam­pai sekarang belum dike­tahui sia­pa dalang di balik per­bu­atan yang tak bertang­gung­jawab ini. Hing­ga beri­ta ini diter­bitkan, beber­a­pa pihak seper­ti, SEMA Insti­tut, ket­ua pelak­sana pemi­ra eng­gan untuk dite­mui dan berkomentar. []

Redak­tur Online