Dimensipers.com (14/08). Pada pembukaan PBAK Institut di hari pertama, mahasiswa baru (maba) menerima materi berupa Budaya anti Korupsi dan Anti Terorisme. Untuk pemateri Budaya anti Korupsi Airlangga dan Fatimah sedangkan untuk Budaya Anti Terorisme yaitu Wahyu Kuncoro. Materi dilaksanakan di dua tempat berbeda yaitu di lapangan utama dan lapangan Timur dengan sistem bergilir.
Budaya Anti Terorisme perlu digalakkan di kampus. Seperti yang diungkapkan Wahyu kuncoro selaku pemateri Budaya Anti Terorisme yang berasal dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), “Kita mengingatkan pada kampus utamanya mahasiswa baru agar waspada karena memang ancaman ancaman radikalisme selalu ada di kampus-kampus meskipun kita belum pernah survei tapi kalau kita penelitian di bagian kampus itu ada cuma belum terungkap,” ujarnya.
“Kalo kita nggak kita ingatkan yang rugi adalah bangsa kita, ketika teman-teman kampus menggelar acara seperti ini maka saya senang sekali ini kan tugas kita, jadi bersama-sama jadi saya merasa ada temannya lah, apalagi sekarang ada undang-undang baru terorisme membuat semua orang harus terlibat tidak hanya BNPT apalagi kepolisian saja,” katanya lagi.
Di sisi lain, materi kali ini, diharapkan memiliki dampak bagi maba salah satunya untuk mengantisipasi adanya doktrin-doktrin yang masuk kampus. Materi ini mendapat apresiasi dari salah satu peserta PBAK. “Kalau menurut saya sih pas-pas saja soalnya di materinya itu membahas tentang bagaimana kita menjadi mahasiswa baru, yang terbebas dari terorisme, soalnyakan banyak universitas yang sudah dimasuki paham-paham seperti itu,” terang Rose salah satu maba.
Lain halnya dengan Budaya Anti Terorisme, pentingnya Budaya Anti Korupsi juga diberikan pada maba yang mengikuti PBAK di hari pertama. Nuzulul Aminah TMT selaku Pendamping ℗ PBAK Institut mengatakan, “Ya pentinglah, itu kan mencakup nilai-nilai Pancasila. Itu bisa membuka wawasan anak-anak mahasiswa yang baru masuk ini buat mengerti apa itu artinya kejujuran, artinya bagaimana pemerintahan politik yang baik dan benar.”

Tanggapan lain diberikan oleh Septi, maba jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Menurutnya penting untuk mengantisipasi budaya anti korupsi, sehingga materi ini perlu diberikan kepada mahasiswa. Harapannya agar kelak mahasiswa tidak melakukan tindakan tersebut. “Perlu agar tidak korupsi,” jawabnya singkat.
[Reporter: Depta/Helin/Miftah]
Hanya manusia biasa yang sedang menikmati indahnya menyelami lautan ilmu