Dimensipers.com –Aksi penyampaian aspirasi yang terjadi di depan Gedung Rektorat, merupakan keresahan dari sekitar 35 mahasiswa, Kelompok Belajar Mahasiswa (KBM) terhadap transparansi kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan hal lainnya. 06/09/2018 Sekitar pukul 12.00 WIB, beberapa mahasiswa berkumpul untuk menyampaikan kegelisahan, aspirasi, dan meminta keterangan. Hal ini mereka lakukan di jalan gedung FUAD lama menuju muaranya yakni depan gedung Rektorat. Berbekal bendera merah putih, sebagian dari mahasiswa yang melakukan aksi tersebut diminta menuju lantai 3, tepatnya di aula Rektorat, untuk melakukan mediasi bersama Rektor dan wakil-wakilnya.
“Kelompok Belajar Mahasiswa menyatakan, transparasikan UKT dan dana masjid, berikan sistem pelayanan yang layak, layakkan fasilitas lokal pendidikan.” Sepatah tulisan yang ada di dalam sepanduk mereka.
Adapun beberapa hal yang menjadi persoalan atas terjadinya aksi demo tersebut.
1.UKT tiap tahun kenapa naik?
2.Tuntutan kegunaan rekening BRI “dulu” dan untuk BNI “sekarang”?
3.Transparansi sumbangan masjid dan pembangunannya bagaimana?
4.Pemaksaan lobbying oleh dosen?
5.Lobbying ruang kelas (Kekurangan lokal). Dosen seharusnya tidak meminta pindah jam karena menyulitkan dan menghambat proses pembelajaran.
6.Kaos PBAK: anggaran yang disediakan 5000 mahasiswa sedangkan mahasiswanya 5605 mahasiswa.
7.FUAD mendapatkan 1 ruang UKM, FTIK hanya separuh lembaga yang mendapat ruang UKM.
8.DLL
Namun, dalam aksi tersebut tidak menjadi permasalahan yang dilakukan KBM terhadap birokrasi kampus. Maftukhin selaku rektor IAIN Tulungagung tidak mempersalahkan demo tersebut.
“Gak masalah anak muda ngapain dipermasalahkan. Memang kalo kalem mah orang tua. Anak muda harus begitu. Karena saya juga sama dulu seperti itu, bahkan saya tidak hanya demo rektornya saya demo kyainya. Jadi hal yang biasa anak muda harus, memang gak ada masalah, dan kami menganggap itu masih wajar dan tidak ada masalah,” ujarnya.
Bukan hanya itu saja, Maftukin memberi tanggapan baik dan mengapresiasi yang dilakukan kelompok tersebut, “Bagus bagus. Jadi bagaimana mahasiswa itu selalu respon terhadap perkembangan lingkungan, perkembangan sosial, dan perkembangan bangsa ini. Jadi hal-hal seperti inilah yang harus sering-sering dilakukan biar untuk mengasah kepekaan sosial, kritis terhadap problem masyarakat , dan ini sangat penting sebenarnya disampaikan ke kita,” imbuhnya. []
Redaktur Online