Vir­goun-Buk­ti, salah satu lagu yang sejak awal men­gun­dang rasa penasaran dan kek­agu­man pada tiap lirik-liriknya. Dalam seti­ap lirik yang san­gat frontal ser­ta dipenuhi sas­tra itu selalu mengin­gatkanku pada sesosok manu­sia. Ya, manu­sia yang seu­tuh­nya manu­sia. Sesosok manu­sia yang benar-benar mam­pu men­gap­likasikan seti­ap lirik dalam bait yang tidak begi­tu pan­jang. Den­gan lagu itu, kiranya semakin men­cip­takan perasaan cin­ta yang men­dalam pada manu­sia yang kuse­butkan tadi.

Seti­ap lirik dicip­takan den­gan kek­agu­man yang berlebih pada cip­taan-Nya. Men­gagu­mi bah­wa Dia telah men­cip­takan perem­puan kuat dan tang­guh seper­ti dalam lagu terse­but mulai dari awal sam­pai akhir. Ya, tahukah kau lagu itu san­gat cocok untuk kita nyanyikan kepa­da sia­pa? Ibu. Ya, lagu yang san­gat cocok kita senan­dungkan untuk ibu ter­cin­ta. Ibu yang selalu menger­ti ten­tang putra-putrinya sejak kecil hing­ga dewasa. Ibu yang dicip­takan den­gan segala kelebi­han den­gan tiap-tiap di antaranya melekat san­gat indah pada putra-putrinya. Ya, kek­agu­man pada Ibu yang kemu­di­an mam­pu men­cip­takan nada dan larik indah seti­ap hari.

Coba kita lihat satu per satu dari bait yang ada, maka sung­guh kita akan temukan beta­pa indah lagu ini untuk dinyanyikan kepa­da ibu yang kasi­h­nya sep­a­n­jang masa. Dalam seti­ap liriknya, ingin kucer­i­takan dari sikap­ku sendiri sejak kecil yang kiranya tidak akan berbe­da den­gan kisah manu­sia lain. Jika tidak sama, min­i­mal ada sedik­it titik yang muncul dari kisahku ini.

Beber­a­pa lirik itu misalnya:

Meme­nangkan hatiku

Bukan­lah satu hal yang mudah

Kau berhasil mem­bu­at

Ku tak bisa hidup tanpamu

Sejak aku kecil. Aku san­gat tau sikap­ku. Nakal, ceri­wis, tak mau kalah dan masih banyak lagi. Ter­ma­suk ten­tang ceri­ta ibuku bah­wa aku adalah salah satu anak yang selalu ingin ditu­ru­ti semua kemauan­nya. Salah sedik­it saja, wajah tak sedap akan muncul seketi­ka memenuhi bibir dan pipiku. Namun demikian, satu orang yang dipang­gil ibu, selalu mam­pu mem­bu­atku ten­ang dan tetap berdiri. Tidak hanya itu, dia juga telah selalu meme­nangkan hatiku, men­gusik rindu dan mem­bu­atku selalu ingin pulang ke rumah hanya untuk men­e­muinya. Ya, orang itu, perem­puan kuat nan tegar yang telah mem­be­sarkanku dalam seti­ap kesuli­tan yang ada. Dia, masih meme­nangkan hatiku.

Men­ja­ga cin­ta itu

Bukan­lah satu hal yang mudah

Namun sede­tikpun tak per­nah kau

Berpal­ing dariku

Sejak kecil pula, perem­puan tadi tidak per­nah beran­jak kasih sayangnya untukku. Mes­ki ker­ap kali aku mem­bu­at kesala­han dan dia memarahiku, mem­ben­takku atau bahkan beber­a­pa kali mele­takkan tan­gan­nya pada tubuhku. Namun, sede­tik pun dia tak per­nah berpal­ing mem­per­hatikanku. Dia selalu men­ja­ga cin­ta yang san­gat tulus itu untukku. Dalam hatinya hanya ada satu hal saja, meyakinkan diri bah­wa aku baik-baik saja.

Sayangnya aku tak dap­at mengin­gat kisah masa kecil ten­tang bagaimana dia ter­ja­ga dari tidurnya hanya untuk men­e­maniku menangis di malam hari. Bagaimana dia ter­ja­ga dari seti­ap kegiatan­nya hanya untuk men­e­maniku meli­hat-lihat atap rumah yang sebe­narnya tak per­nah berubah. Namun, mes­ki aku tak bisa mengin­gat semua itu, satu hal yang mem­bu­atku per­caya bah­wa dia melakukan semua itu. Sam­pai saat ini, dia tak bisa lep­as dari menanyakan kabarku, mes­ki ser­ingkali aku lupa atau ter­lewat mem­ba­canya. Ya, dia masih tetap sama den­gan men­ja­ga cin­tanya untukku.

Berun­tungnya aku

Dim­i­li­ki kamu

Kamu adalah buk­ti, dari can­tiknya paras dan hati

Kau jadi har­moni saat ku bernyanyi

Ten­tang terang dan gelap­nya hidup ini

Perem­puan yang sekarang usianya ham­pir seten­gah abad itu, masih tetap ter­li­hat can­tik nan menawan. Dia adalah har­moni yang san­gat indah untuk terus mem­bu­atku mam­pu menuliskan kisahku saat aku tak memi­li­ki satu ide pun untuk kutulis dan kun­yanyikan. Ya, ini adalah suatu keberun­tun­gan den­gan memi­li­ki dia dalam dunia yang begi­tu kejam. Saat seti­ap kege­la­pan datang, akan selalu ada cahaya yang meman­car melalui nasi­hat-nasi­hat­nya. Entah akan bera­pa ribu kata yang dap­at kutulis dalam mendeskrip­sikan can­tik dan indah­nya perem­puan itu.

Kaulah ben­tuk terindah

Dari baiknya Tuhan padaku

Wak­tu tak men­gu­saikan cantikmu

Kau Wani­ta ter­he­bat bagiku

Tolong kamu camkan itu.

Tak banyak kata yang dap­at ku tuliskan di akhir ceri­ta ini. Perem­puan itu adalah perem­puan can­tik, hebat dan menawan yang per­nah kute­mui. Tia­da perem­puan seper­ti itu untuk ked­ua kalinya, bahkan meskipun aku juga adalah perem­puan. Tia­da sat­upun orang yang mam­pu menandin­gi kehe­batan­nya. Kiranya jika boleh, ingin kutanyakan pada Tuhan, bagaimana bisa Tuhan anuger­ahkan perem­puan itu untukku? Aku yakin Tuhan akan men­jawab den­gan san­gat mudah. Ya, kare­na Tuhan mencintaiku.

Hanya pun­ya mimpi: Cip­ta, Cita, Cinta