Kicauan burung bersaut-saut
Dahan-dahan padi saling bertaut
Gelaran tanah tawaduk menyambut
Jejak-jejak telapak kaki keriput
Jalanberiringan berturut-turut
Divaksincekakikdiserumudut
Suntikan semangat tak mudah surut
Di pematang embun yang ramah nan lembut
Bebaskan damen dari kepungan aliansi rumput
Tanah sawah kami abadi mengandung harta
Bumi asri kami primpenmenyimpan kekayaannya
Mengalokasi berbagai sumber daya
Yang rawan dilirik ribuan pasang mata durjana
Tetap,Tuan-tuan bercapil yang arif mengelola
Konsisten menjaga dan merawat Malika
Sepenuh hati kepedulian jiwanya
Sekonyongkoder pada buana
Sebagai belahan jiwa
Bukan sekadar mata pencaharian
Jaga ekosistem tetap berjalan
Agar eseimbangan alam tetap bertahan
Memastikan bumi tetap aman
Dengan kealamian dan kenaturalan
Tiba-tiba awan mendung
Datang berbondong tak terbendung
Mengubah raut muka menjadi murung
Dengan alat berat yang kokoh nan jangkung
Tanah sawah hijau pun siap digulung
Segera diuruk tanah pasir yang menggunung
Alih-alih diambil alih oleh para pencari untung
Diam termenung
Dan merenung
Terpasung
Oleh keadaan kaprah yang tak berujung
Sawah-sawah diuruk ditanami besi
Hutan-hutan dibabat dan dikuliti
Kebun-kebun dipangkas, ditinggal pergi
Terumbu karang ditimbun, laut direklamasi
Gunung-gunung dikeruk sampai inti bumi
Alam dieksploitasi sesuka hati
Satwa langka dijual sana sini
Diakuisisi dan dipelihara secara mandiri
Disunati
Diamputasi
Dimutilasi
Dicabut tanduknya, dirampas kulitnya, dicopot cangkangnya
Terlalu berani atau durhaka?
Demi meroketkan laba
Sampai menganiaya makhluk Tuhannya
Bencana datang silih berganti
Gedung-gedung diruntuhkan gempa bumi
Resort pantai digulung tsunami
Angin puyuh menyapu aset-aset di muka bumi
Banjir bandang mulai penuh menggenangi
Bumiku makin murung
Alamku makin mendung
Paru dunia telah terhempas dan terhuyung
Betapa berdosanya manusia
Sudah kambing hitamkan Tuhan turunkan bencana Bak Tuhan sebagai dalangnya
Penulis: Toni Setyawan
Redaktur: Natasya