Adanya kejang­galan dari awal sis­tem pemil­i­han, yakni peng­gu­naan NIM seba­gai user­name dan pass­word mem­bu­at bun­tut per­masala­han semakin meman­jang. Alih-alih melakukan per­baikan sis­tem vot­ing, pihak penye­leng­gara tetap melakukan pemil­i­han den­gan  memakai sis­tem vot­ing yang sama. Hal ini berim­bas pada sen­gkarut pemerole­han suara itu sendiri.

Dimensipers.com — Fakul­tas Ushu­ludin Adab dan Dak­wah (FUAD) men­gadakan Pemilu Raya, guna memil­ih ket­ua dan wak­il Him­punan Maha­siswa Juru­san (HMJ) dan Dewan Ekseku­tif Maha­siswa Fuad (DEMA‑F). Acara ini meru­pakan agen­da tahu­nan yang biasanya dilak­sanakan pada akhir tahun.

Pemilu Raya yang berta­juk Pemil­i­han Serentak Tahu­nan (Pes­ta) Fuad 2020 ini, bermu­la pada Rabu, 18 Novem­ber lam­pau, den­gan mengge­lar seko­lah per­si­dan­gan. Dilan­jutkan agen­da Paripur­na Juru­san pada Rabu-Senin, 25–30 Novem­ber. Selasa-Rabu, 1–2 Desem­ber Paripur­na Dema dan Sema (Sen­at Maha­siswa). Kamis-Jumat, 3–4 Desem­ber Pendaf­taran calon ket­ua HMJ, Dema dan Anggota Sema.

Lalu Sab­tu, 5 Desem­ber ver­i­fikasi berkas dan men­gung­gah pam­flet calon. Ming­gu, 6 Desem­ber dial­o­gis calon ket­ua dan wak­il HMJ. Senin, 7 Desem­ber dial­o­gis calon ket­ua dan wak­il Dema. Selasa, 8 Desem­ber hari ten­ang. Rabu 11–12 Desem­ber Pemilu, dan pengu­mu­man hasil pemil­i­han pada Kamis, 17 Desem­ber. Hal ini men­gacu pada akun insta­gram pestafuad2020.

Pada DEMA‑F sendiri ter­da­p­at 3 Pasan­gan Calon (Paslon), sedan­gkan di juru­san Sejarah Per­ad­a­ban Islam (SPI) 2 paslon, Ilmu Hadits  (IH) 1 paslon, Ilmu Per­pus­takaan dan Infor­masi Islam (IPII) 2 paslon, Aqi­dah Fil­safat Islam (AFI) 2 paslon, Psikolo­gi Islam (PI) 2 paslon, Ilmu Alquran dan Tafsir (IAT) 1 paslon, Komu­nikasi Penyiaran Islam (KPI) 3 paslon, Bahasa dan Sas­tra Arab (BSA) 2 paslon, Tasawuf Psikoter­api (TP) 1 paslon, Sosi­olo­gi Aga­ma (SA) 2 paslon, dan Bimbin­gan Kon­sel­ing Islam (BKI) 2 paslon.

Pemilu Raya pada tahun ini, meng­gu­nakan sis­tem E‑Voting. Di mana maha­siswa Fuad akan memil­ih paslon HMJ dan Dema‑F secara Dalam Jaringan (Dar­ing). Ihw­al ini lan­taran Kam­pus belum melak­sanakan kegiatan akademis secara Luar Jaringan (Lur­ing).

Namun, ada masalah dalam sis­tem pemil­i­han ket­ua dan wak­il HMJ dan DEMA‑F. Yakni pada peng­gu­naan Nomor Induk Maha­siswa (NIM) seba­gai user­name dan pass­word sekali­gus. Hal terse­but dini­lai bermasalah dikare­nakan NIM bisa den­gan mudah dike­tahui oleh maha­siswa lain. Peng­gu­naan­nya seba­gai user­name dan pass­word dini­lai memu­dahkan adanya manip­u­lasi, di mana bisa saja ada pemil­ih yang meng­gu­nakan NIM bukan milik prib­a­di, melainkan meng­gu­nakan NIM dari maha­siswa lain untuk memil­ih atau pun meng­gan­dakan suaranya.

Ajeng Kusuma War­dani, maha­siswa semes­ter 5 juru­san Ilmu Per­pus­takaan dan Infor­masi Islam (IPII) meni­lai sis­tem ini tidak efisien dikare­nakan rentan dima­nip­u­lasi datanya. “Yah memang menu­rut saya kurang efisien sih. Kare­na kalau user­name sama pass­word itu meng­gu­nakan NIM jadi kan rentan dima­nip­u­lasi datanya,” tuturnya.

Min­im­nya per­tim­ban­gan oleh pihak Komisi Pemil­i­han Umum (KPU) terkait peng­gu­naan NIM seba­gai user­name dan pass­word yang mudah diak­ses oleh sia­pa saja dis­ayangkan oleh Anma Muniri. Per­i­hal ini berim­bas pada kecen­derun­gan besar untuk dis­alah­gu­nakan orang lain. Mes­ki demikian maha­siswa semes­ter 7 juru­san Sejarah Per­ad­a­ban Islam (SPI) terse­but, berang­ga­pan bah­wa peng­gu­naan user­name dan pass­word adalah ino­vasi. Kare­na baru per­ta­ma kali dilakukan di Fuad.

Redo Ilvan­za meny­atakan per­lu adanya pem­be­daan antara user­name dan pass­word, bila per­lu meng­gu­nakan cara lain selain meng­gu­nakan NIM seba­gai user­name dan pass­word. Kalau dari KPU sendiri sudah tahu kalau NIM itu rentan untuk dima­nip­u­lasi, seharus­nya ada cara lain seper­ti sebelum pemil­i­han itu selu­ruh maha­siswa atau selu­ruh DPT (Daf­tar Pemil­ih Tetap; red) diber­i­tahu untuk segera meng­gan­ti pass­word atau meng­gu­nakan cara login pakai akun google, kan juga banyak beber­a­pa aplikasi yang login-nya pakai google ada yang pakai face­book seper­ti itu” tan­das maha­siswa semes­ter 3 juru­san Komu­nikasi dan Penyiaran Islam (KPI) itu.

Kemu­da­han dalam pen­gat­u­ran sis­tem cod­ing dan pem­ro­gra­man web men­ja­di per­tim­ban­gan oleh tim KPU guna menen­tukan NIM seba­gai user­name dan pass­word. Sebab  oper­a­tor web masih keku­ran­gan tena­ga ahli untuk merubah pass­word atau mem­bu­at pass­word yang baru. ”Terkait kea­manan ya kurang mas, soal­nya keku­ran­gan SDM (Sum­ber Daya Manu­sia;red) yang cukup bisa di bidang IT (Infor­ma­tion Tech­nol­o­gy; red)jelas Achmad Novan Subek­ti, ket­ua KPU Fuad.

Rokhi­matur Rob­by, koor­di­na­tor Badan Pen­gawas Pemilu (Bawaslu), men­je­laskan bah­wa awal­nya ada usa­ha mem­bikin user­name dan pass­word tidak sama per­sis. Namun, akun E‑Voting sejum­lah 3000 DPT tidak memu­ngkinkan untuk dimod­i­fikasi. Sebab jum­lah DPT fakul­tas lebih banyak dari­pa­da Insti­tut. Den­gan sedik­it­nya jum­lah DPT Insti­tut memu­ngkinkan untuk memakai Sis­tem Akademis (Siakad) yang lebih ter­jamin kea­manan­nya. “Kita eng­gak sama den­gan insti­tut, insti­tut pake siakad itu pastinya seti­ap orang pegang pass­word-nya sendiri-sendiri dan eng­gak akan dikasihkan ke orang lain,” paparnya.

Peruba­han Durasi E‑Voting

Selain pemil­i­han NIM seba­gai user­name dan pass­word, ter­da­p­at kejang­galan lain terkait peruba­han durasi vot­ing Paslon Dema. Yang ren­cananya dilak­sanakan pada pukul 17.00–24.00 WIB, kemu­di­an dis­ingkat men­ja­di pukul 17.00–19.30 WIB. Peruba­han ini dini­lai men­dadak kare­na diu­mumkan pada pukul 18.30 WIB. 1 jam sebelum E‑Voting diny­atakan sele­sai. Peruba­han ini juga mem­bu­at maha­siswa Fuad yang belum memil­ih, ter­pak­sa tidak bisa memil­ih. Dikare­nakan wak­tu E‑Voting sudah selesai.

Menu­rut saya itu ter­lalu men­dadak dan juga tidak ada pem­ber­i­tahuan sebelum­nya. Dan sebab itu banyak maha­siswa Fuad yang belum nge-vote kare­na terk­endala pem­ber­i­tahuan pema­juan jam yang men­dadak,” imbuh Ajeng.

Achmad Novan Subek­ti beralasan, penu­tu­pan ini dilakukan den­gan per­tim­ban­gan adanya lapo­ran maha­siswa juru­san terkait penyalah­gu­naan NIM, seba­gai tin­dakan anti­si­pasi maka pihak KPU mem­per­cepat waktunya. 

Anma jus­tru mem­per­tanyakan penu­tu­pan yang men­dadak itu. Jika alasan­nya adalah penyalah­gu­naan suara jus­tru harus dis­e­le­saikan sesuai durasi vot­ing awal. Agar ter­li­hat ben­tuk penyalah­gu­naan, sia­pa yang menyalah­gu­nakan, dan bagaimana penggem­bun­gan suara itu terjadi.

.“Ya, miris saja sih kena­pa kok ditut­up men­dadak seper­ti itu, pada­hal kalau ditut­up sesuai wak­tu yakni pukul 24.00 akan lebih ter­buk­ti semakin banyak,” paparnya.

Untuk pemerole­han data sendiri, KPU sudah mem­pun­yai hasil dari pemilu tem­po hari. Dari data yang dita­mpilkan di laman http://evoting-iainta.ddns.net/demafuad, paslon nomor 2 ung­gul dari dua paslon lain­nya. Den­gan jum­lah suara 558. Menyusul paslon nomor 3 sebanyak 470 suara dan nomor 1 den­gan 258 suara. Namun, suara ini masih memicu pro dan kon­tra. Mengin­gat banyaknya kejang­galan-kejang­galan yang terjadi.

Per­ole­han suara Paslon Ket­ua Dema Fuad 2020/dok.dim

Achmad Novan Subek­ti meny­atakan bah­wa pihak KPU akan menung­gu gugatan atau lapo­ran men­ge­nai data terse­but. Gugatan atau lapo­ran itu sendiri berben­tuk pen­gad­u­an melalui google form. Rokhi­matur Rob­by menam­bahkan, hasil data terse­but akan dis­er­ahkan kepa­da Bawaslu, KPU dan SEMA‑F yang kemu­di­an akan memu­tuskan perkara ini. Jika per­masala­han tidak sele­sai maka akan dibawa ke jalur Dekan.

Laman pen­gad­u­an Pes­ta Fuad 2020/dok.dim

Reporter: Syafi­ul Ardi F., Luk­man Hakim
Penulis: Syafi­ul Ardi F.
Redak­tur: Rifqi Ihza F.

Mem­perbe­sar kemu­ngk­i­nan pada ruang-ruang ketidakmungkinan.