Pada 7 Novem­ber 2024, Lem­ba­ga Penelit­ian dan Pengab­di­an Kepa­da Masyarakat (LP2M) UIN Sayyid Ali Rah­mat­ul­lah Tulun­ga­gung men­gelu­arkan surat edaran berisi infor­masi Kuli­ah Ker­ja Nya­ta (KKN) yang akan dilak­sanakan den­gan 1 gelom­bang saja yaitu pada 10 Juli sam­pai 30 Agus­tus 2025. Hal ini cukup berbe­da dari tahun sebelum­nya, di mana LP2M mem­bu­ka 2 gelom­bang untuk maha­siswa yang akan melak­sanakan KKN.

Berdasarkan Nomor surat 373/Un. 18/L.I/TL.00/11/2024, yang diter­bitkan pada 7 Novem­ber 2024 den­gan per­i­hal pem­ber­i­tahuan jad­w­al pelak­sanaan kegiatan kuli­ah ker­ja nya­ta tahun 2025, dimana surat ini ditu­jukan kepa­da 4 Dekan fakul­tas sekali­gus, yaitu Dekan Fakul­tas Tar­biyah dan Ilmu Kegu­ru­an (FTIK), Dekan Fakul­tas Ushu­lud­din Adab dan Dak­wah (FUAD), Dekan Fakul­tas Ekono­mi dan Bis­nis Islam (FEBI), dan Dekan Fakul­tas Syari­ah dan Ilmu Hukum (FASIH). Namun, den­gan wak­tu singkat, surat terse­but menye­bar ke selu­ruh maha­siswa. Hal ini men­u­ai respon dari Organ­isasi Maha­siswa (Ormawa) yang merasa resah den­gan adanya kebi­jakan tersebut.

Kere­sa­han ini muncul keti­ka beber­a­pa Ormawa seper­ti Genius FM dan KSR yang merasa bah­wa kebi­jakan terse­but dap­at men­ja­di peng­ha­lang beber­a­pa kegiatan yang sudah mere­ka ran­cang sebelumnya.

Naca selaku ket­ua Korps Sukarela (KSR) mengkhawatirkan angkatan junior akan lebih ekstra dan ngoyo dalam melak­sanakan tugas kepen­gu­ru­san­nya. “Jika itu di kasih satu gelom­bang otoma­tis angkatan yang lebih tua, itu full dihen­del di angkatan muda. Itu masih new­bie, otoma­tis lebih ngoyo, kita akan mening­galkan angkatan ini untuk KKN, otoma­tis nggak se efek­tif dulu”,  terangnya.

Fah­mi, salah satu anggota Maha­siswa Pecin­ta Alam (Mapala), men­je­laskan bah­wa bulan yang dijad­walkan untuk pelak­sanaan KKN diman­faatkan untuk men­jalankan pro­gram kerja.

Kalo kemarin pas libu­ran iku ada kegiatan pen­dataan poten­si alam daer­ah Tulun­ga­gung. Mulai dari pen­dataan garis pan­tai yang ada didaer­ah Tulun­ga­gung, tebing, gua, mata air, dan juga titik ket­ing­gian,” ujar Fahmi.

Hal seru­pa juga dirasakan oleh salah satu anggota Ormawa Genius FM, yakni Huda yang men­gag­gap bah­wa KKN satu gelom­bang ini dini­lai kurang efek­tif kare­na Genius FM sudah mer­an­cang beber­a­pa kegiatan khusus di bulan Juli hing­ga Agus­tus 2025. Selain itu, keter­batasan SDM dan banyaknya anggota yang tidak bisa hadir men­ja­di alasan pent­ing bagi anggota yang sedang KKN untuk ter­li­bat lang­sung dalam men­gop­ti­malkan penye­leng­garaan kegiatan.

Beber­a­pa pro­ker memang dilak­sanakan di saat itu, di bulan Juli-Agus­tus ada GENUINE, per­si­a­pan OPREC dan lain-lain. Cukup kesuli­tan buat nyari SDM nya sih, sum­ber daya manu­sianya san­gat keku­ran­gan. Kare­na udah kita plan­ning den­gan beber­a­pa for­matur, sie acara bera­pa orang, bersih-bersih bera­pa orang terny­a­ta itu banyak yang gak bisa belum juga maha­siswa yang pulang dulu, pulang ke rumah atau mungkin ada kegiatan ker­ja dan yang lain pasti san­gat mem­pen­garuhi juga,” jelas Huda.

Menang­gapi soal kere­sa­han Ormawa, Didin Wahyu­di seba­gai Sekre­taris LP2M mere­spon keluh kesah terse­but den­gan mem­berikan fasil­i­tas audi­en­si bagi mere­ka yang memi­li­ki kegiatan pent­ing pada Ormawanya. Fasil­i­tas audi­en­si ini bertu­juan untuk mem­berikan izin bagi pihak Ormawa yang memi­li­ki kepentin­gan ter­ten­tu dalam suatu acara yang diadakan oleh ormawa yang memer­lukan keter­li­batan anggota pada acara terse­but den­gan jang­ka wak­tu yang telah dis­ep­a­kati bersama pihak LP2M.

Bera­pa banyak itu orang-orang organ­isasi yang pamit kare­na ada kegiatan, bukan cuma PBAK ataupun kegiatan di kam­pus, kita kasih izin. Kita akan men­jamin ke teman-teman pani­tia PBAK mis­alkan itu harus mening­galkan posko mungkin suatu saat, kita izin kan kok, pasti kita izinkan,” terang Didin.

Meskipun telah men­da­p­atkan izin untuk mengiku­ti kegiatan Ormawa, jarak yang cukup jauh antara kam­pus dari lokasi KKN juga men­ja­di salah satu fak­tor kekhawati­ran para anggota Ormawa. Seper­ti hal-hal yang berkai­tan den­gan birokrasi kam­pus, ser­ingkali menun­tut para Ket­ua Ormawa untuk tetap mak­si­mal dalam men­gu­rus keper­lu­an Ormawa. Hal ini selaras den­gan keteran­gan Naca seba­gai Ket­ua KSR yang juga merasakan

 “Dampak nya itu, jadi juga saat rap­at, con­toh birokrasi ke kam­pus kan kebanyakan kan ambil nya ket­ua dari angkatan yang lebih tua otoma­tis kita yang KKN nya itu jauh mal­ih ngoyo untuk ke kam­pus. Yang seharus­nya bisa diwak­ili oleh wak­il ket­ua akhirnya ngoyo dari KKN yang jauh mal­ih ke kam­pus. Jadi nggak efek­tif”, ujar Naca Muham­mad Alif.

Terkait kere­sa­han ormawa dalam melak­sanakan kegiatan yang dipredik­sikan tidak dap­at ber­jalan efek­tif, Didin Wahyu­di kem­bali mere­spon keluh kesah terse­but melalui ren­cana pem­ber­ian fasil­i­tas audi­en­si bagi mere­ka yang memi­li­ki kegiatan pent­ing pada Ormawanya.

Aku nggak yakin, mis­al­nya kakak-kakak tingkat itu semuanya ada diposko kare­na pen­gala­man Pak Nat­sir dan kami yang men­gelo­la di situ, ben­trokan den­gan PPL itu juga tidak sekali dua kali. Pak saya harus PPL tapi bertepatan den­gan KKN, ya mere­ka bisa melakukan itu, tiap semes­ter seper­ti itu. Tapi ya KKN mlaku PPL yo mlaku. Bera­pa banyak itu orang-orang organ­isasi yang pamit kare­na ada kegiatan, bukan cuma PBAK ataupun kegiatan di kam­pus, kita kasih izin. Kita akan men­jamin ke teman-teman pani­tia PBAK mis­alkan itu harus mening­galkan posko mungkin suatu saat, kita izin kan kok, pasti kita izinkan,” ujar Didin.

Atas terse­barnya beri­ta terse­but ke selu­ruh maha­siswa, Didin selaku pihak LP2M mem­berikan pen­je­lasan lang­sung terkait kebe­naran infor­masi yang terse­bar di kalan­gan mahasiswa.

Terkait surat itu memang dari LP2M, tapi coba dil­i­hat itu ditu­jukan pada sia­pa, itu ditu­jukan pada Dekan Fakul­tas, ya kai­tan­nya yang pun­ya otori­tas betul ya kai­tan­nya den­gan fakul­tas dan juga akademik,” jelas­nya.

Ulil Abshor, selaku pihak dari Humas kam­pus, men­je­laskan bah­wa infor­masi terse­but saat ini baru sam­pai di tingkat pimp­inan fakul­tas dan masih menung­gu pros­es lebih lanjut.

Jadi ini masih pem­ber­i­tahuan kepa­da pimp­inan fakul­tas belum pem­ber­i­tahuan atau pengu­mu­man kepa­da maha­siswa lang­sung, masih digodok dita­hap inter­nal. Saya kira begi­tu,” ujarnya.

Didin men­je­laskan bah­wa salah satu alasan pelak­sanaan KKN satu gelom­bang terse­but yakni untuk men­ja­ga keser­aga­man dalam peni­la­ian KKN selu­ruh maha­siswa semes­ter 5. Hal ini bertu­juan menghin­dari kecem­bu­ru­an sosial yang mungkin tim­bul aki­bat perbe­daan nilai yang diper­oleh mahasiswa.

KKN dua gelom­bang itu saya katakan sebe­tul­nya Bid’ah ya, kare­na pem­ro­gra­man KKN itu semes­ter bera­pa? Semes­ter 7 kan di KRS itu, lhah seng pent­ing itu sak gelom­bang itu, jus­tru KKN dua gelom­bang itu, coba tanyakan sama kakak-kakak tingkat sebelum­nya, nilainya kan sulit, kare­na pemogra­man KKN itu di semes­ter tujuh, sedan­gkan teman-teman lain­nya sudah di semes­ter sebelum­nya begi­tu,” terang Didin.

Secara tegas, Didin Wahyu­di menyam­paikan bah­wa KKN satu gelom­bang ini sudah ada sejak lama. Namun, adanya keter­batasan Dosen Pem­bimb­ing Lapan­gan (DPL) menye­babkan kegiatan KKN di tahun sebelum­nya harus diba­gi men­ja­di dua gelombang.

Kena­pa dua gelom­bang, sebe­narnya sejak dulu itu satu gelom­bang, cuma salah sat­un­ya kare­na kita itu keku­ran­gan DPL, seti­ap gelom­bang kan harus ada DPL nya. Dulu kita masih keku­ran­gan dosen, jadi kalau satu gelom­bang den­gan sekian kelom­pok itu dosen kita kurang, sehing­ga tidak memu­ngkinkan untuk dijadikan satu gelom­bang, kare­na kalau satu gelom­bang tidak memu­ngkinkan kare­na jum­lah kelom­poknya akan mengge­muk bisa sam­pai 50, 60. Kalau sekarang kan salah sat­un­ya dosen kita sudah melimpah, kem­bali ke ske­ma awal terse­but juga kare­na jum­lah dosen sudah memenuhi (red).”

Naca selaku Ket­ua KSR berharap, pihak LP2M dap­at menyam­paikan prose­dur yang lebih jelas dan tran­paran terkait pelak­sanaan KKN satu gelom­bang ini. Ser­ta dihara­p­kan pihak penye­leng­gara dap­at mem­per­tim­bangkan kem­bali kebi­jakan KKN satu gelom­bang ini dari sudut pan­dang Ormawa.

Mungkin dari LP2M bisa men­je­laskan latar belakangnya atau kan salah satu kepu­tu­san yang namanya dasar, kena­pa kepu­tu­san ini dibu­at,” ujarnya.

Penulis: Dewi Isa
Reporter: Devi, Musto­fa, Dewi, Aina, Win­di, Eri­ka
Edi­tor: Zulfa