Anganku panjang
Jalanku terjal
Biar semua martil mengenai dada, kebenaran tak boleh binasa.
Dibalik cerobong asap sayapku patah.
Meracuni udara mengigau tanpa suara.
Pergerakanku sekarang diambil.
Mimpi-mimpi yang bergulir menuduhku tak bertanggung jawab.
Aku katakan pada mimpi dan angan bahwa tubuhku kaku.
Kiniku pasrahkan dirimu kepada pemuda yang berapi-api layaknya Merapi.
Propaganda tak boleh berhenti.
Tiap Kamis aku datang berselendang hitam mengelilingi gedung putih yang angkuh.
Jangan jadikan dirimu alasan.
Telah banyak cita-cita yang ku korbankan.
Jangan bergumam.
Kini preman itu diberi seragam.
Lawan!!
Walau keadaan menuntut diam.
Penulis: Ferdian Mochamad Risky
Editor: Nurul