Dimensipers.com — Pada 12 Agus­tus 2021 Per­sat­u­an Cacat Tubuh (Per­catu) Tulun­ga­gung mengiku­ti pelati­han Pen­go­la­han Hasil Per­tan­ian (PHP) yang dis­e­leng­garakan oleh Bal­ai Lati­han Ker­ja (BLK) Tulun­ga­gung. Menu­rut Didik Pray­it­no, Ket­ua Per­catu, acara akan sele­sai dalam jang­ka wak­tu satu bulan. Acara yang diiku­ti oleh 16 peser­ta terse­but berlokasi di Desa Waung, Keca­matan Boy­olan­gu, Kabu­pat­en Tulungagung.

Didik men­erangkan bah­wa Per­catu telah ada sejak tahun 2002 dan sekarang telah memi­li­ki 60 anggota yang berasal dari Tulun­ga­gung.Ini dari anggota Per­catu, peser­tanya sek­i­tar 16 orang. Untuk domisili, tidak (hanya, red.) satu wilayah keca­matan, ada yang Tang­gung­gu­nung, Pakel, Tulun­ga­gung, Boy­olan­gu, dan Kau­man, ungkap Didik.

Tidak semua anggota Per­catu dili­batkan pada pelati­han ini. Didik juga menam­bahkan bah­wa jum­lah peser­ta dis­esuaikan den­gan kebu­tuhan dinas. BLK menar­getkan satu kelas hanya diisi 16 orang saja.

Pelati­han dilak­sakan pada Senin sam­pai Sab­tu, mulai pukul 08.00 WIB sam­pai 12.00 WIB. Bahan hing­ga per­lengka­pan telah dise­di­akan oleh pihak BLK. Untuk mengiku­ti pelati­han ini pun tidak ada per­syaratan khusus. Melainkan memi­li­ki kemauan dan siap untuk dilatih, tam­bah Didik.

Kemu­di­an hasil ola­han PHP akan dikon­sum­si prib­a­di. Hasil terse­but tidak dijual, melainkan diba­gi ke peser­ta yang mengiku­ti pelati­han. Siti Naf­siyah, Pen­ga­jar dari BLK men­gatakan, “Untuk per­ta­manya kita men­ga­jar cara mem­bu­at, kemu­di­an semi­sal siswa ingin mem­pro­duk­si juga boleh. Kede­pan­nya, hara­pan saya, bisa dibu­at pro­duk­si untuk diri sendiri dan harus bisa men­jual. Kan saya juga ada di forum Tulun­ga­gung, bagian pemasaran. Kalau dalam bela­jar ini ada siswa yang men­ge­na, saya siap untuk membimbing.”

Biaya pelati­han yang dia­jukan Per­catu berasal dari Anggaran Pen­da­p­atan Belan­ja Daer­ah  (APBD) Provin­si. Seper­ti yang diungkap­kan Didik, “Kalau biaya pelati­han ini dari APBD provin­si, inikan pro­gram dari Dis­naker, jadi biayanya sudah masuk APBD. Jadi teman-teman ting­gal hadir saja.

Namun, kendalanya adalah pen­ga­juan pro­pos­al ke Dinas Kete­na­gak­er­jaan dan Trans­mi­grasi (Dis­naker­trans). Didik men­gungkap­kan terkadang pen­ga­juan pro­pos­al men­ja­di kendala, jadi harus pandai-pandai bek­er­ja sama.

Di sisi lain, Per­catu ker­ap men­gadakan pelati­han untuk anggotanya, mes­ki dalam kurun wak­tu satu tahun sekali. “Tahun ini kami men­ga­jukan ke provin­si. Sebe­narnya ada dua, dikare­nakan ada PPKM (Pem­ber­lakuan Pem­bat­asan Kegiatan Masyarakat, red.) ini yang dari kop­erasi provin­si belum. Sebe­narnya sudah dijad­walkan bulan agus­tus akhir, kare­na ada PPKM jadinya ngak jadi. Ini masih PPKM namun sudah reda, jadi kami izin kepala desa sudah diizi­ni,” ungkap Didik terkait wak­tu pelak­sanaan pelatihan.

Sebelum­nya Per­catu per­nah men­gadakan pelati­han men­jahit dan pelati­han fer­men­tasi makanan ter­nak. Mual­i­fah, Anggota Per­catu dari Gon­dang men­gatakan bah­wa, “Ya, kegiatan ngeten-ngeten niki. Selaine, ya, apa kae, gae batik eco­print, tapi teng mriko, teng Sum­bergem­pol (Ya, kegiatan­nya seper­ti ini. Selain itu, kegiatan­nya mem­bu­at batik eco­print, tapi di Sum­bergem­pol sana, red.).

Pun den­gan Har­ti­ni, salah satu peser­ta dari Kali­dawir, ia men­gatakan bah­wa telah mengku­ti pelati­han men­jahit dari Per­catu. “Saya suka men­jahit, di rumah sudah men­jahit. Mesin jahit niku sangk­ing Per­catu, sangk­ing BLK Boy­olan­gu (Mesin jahit itu dari Per­catu, dari BLK Boy­olan­gu, red.),” ungkap­nya.

Per­catu juga men­gadakan ruti­nan anggota seti­ap dua bulan sekali. Ruti­nan terse­but diisi den­gan pem­bi­naan anggota. Namun adanya PPKM, ruti­nan dial­ihkan den­gan komu­nikasi melalui grup What­sApp.

Kalau tidak dari kelom­pokkan (Per­catu, red.), teman-teman itu kesan­nya kayak gimana, ya, kalau muncul di ten­gah masyarakat itu takut dan malu. Kalau diperte­mukan di kelom­pok ginikan tidak malu, mere­ka tidak berbe­da, mere­ka sudah bisa berbaur pada lingkun­gan, mere­ka tidak ada rasa cang­gung. Tujuan uta­manya kan itu. Kon­disi teman-teman ter­be­lakang sekali, lah di situ saya tim­bul inisi­atif untuk mengumpulkan dan bisa kasih moti­vasi,” pungkas Didik.

Penulis: Ana
Reporter: Aini, Fathoni, Nat­ul
Edi­tor: Ulum