Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) 2024 yang telah usai pada Sabtu (24/08) menyisakan beberapa persoalan yang cukup pelik. Salah satu persoalan yang tersorot publik adalah kericuhan parade. Terjadinya kerusuhan parade mahasiswa baru FTIK dengan koordinator lapangan (korlap) PBAK Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) pada Jumat (23/08) ditengarai oleh miskomunikasi antara panitia dan korlap PBAK FTIK.
Ahmad Chaiz, selaku koordinator sie acara menuturkan, bahwa tidak ada koordinasi khusus untuk melakukan parade hingga lapangan gedung Arif Mustaqim (AM), yang digunakan sebagai lokasi PBAK FUAD. Menurutnya, sesuai koordinasi awal, parade seharusnya berakhir di gedung Prajnaparamita (PP) dan dilanjutkan kegiatan Focus Group Discussion (FGD). “Ini tadi miskom, karena konsep awal setelah dari Pasca kita FGD, jadi parade sampai di sini (gedung PP) saja, terus setelah FGD kita langsung ke sana (lapangan AM),” ucap Chaiz.
Selain itu, Ahmad Puji Kurniawan, Gubernur Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) FTIK mengungkapkan kurangnya koordinasi antar korlap tiap fakultas adalah alasan utama terjadinya bentrokan tersebut. Ahmad menceritakan bahwa tidak ada koordinasi antar korlap fakultas untuk kegiatan esok hari yang seharusnya dijadwalkan pada Kamis (22/08) malam. Ketiadaan koordinasi tersebut disebabkan korlap PBAK Universitas (PBAK‑U) yang berhalangan hadir karena kecapaian. “Seharusnya, di hari Kamis itu ada kumpulan korlap. Nah ternyata dari korlap (PBAK) U yang bertanggungjawab itu kecapean sehingga belum ada koordinasi korlap di antara keempat fakultas,” ungkap Ahmad.
Sebut saja N, salah satu Instruktur Pendamping (IP) mengeluhkan kericuhan pada parade tersebut. Baginya, mahasiswa baru FTIK yang notabenenya adalah calon-calon pendidik tidak pantas melakukan pawai brutal seperti itu. “Menanggapi (parade) itu ya, sebagai mahasiswa fakultas keguruan, menurut saya ndak etis seorang pendidik diajari seperti itu,” imbuhnya.
Kurangnya kesejahteraan P/IP
Kesejahteraan Pendamping dan Instruktur Pendamping (IP) dalam PBAK FTIK tahun ini juga menyisakan beberapa problematika. Panitia dianggap kurang maksimal memenuhi kebutuhan dan fasilitas bagi P/IP. Beberapa persoalan paling disorot adalah sistem air di gedung Pascasarjana sebagai tempat menginap P/IP yang tidak menyala pada malam hari dan minimnya karpet. Yosi Ami Ardhita, Ketua Pelaksana PBAK FTIK enggan bersuara saat diwawancarai mengenai hal ini. Saat dihampiri beberapa kali oleh Kru Dimensi, ia terus menerus berdalih dengan alasan masih repot.
Ahmad Puji Kurniawan, selaku Gubernur Dema FTIK menjelaskan bahwa panitia sudah mengetahui kekurangan air yang terjadi di Gedung Pascasarjana. Ia mengklaim panitia telah melakukan pengecekan di pagi hari. “Di Pasca itu terutama lantai empat, ternyata kerannya mati. Sebenarnya sudah dicek juga, pagi itu nyala. Akhirnya untuk mandi dan sebagainya di masjid dan kampus utama,” jelas Ahmad.
Ica Sabina, salah satu IP mengatakan bahwa ketersediaan air ini adalah masalah yang sangat menghambat bagi P/IP. Solusi dari panitia untuk menggunakan kamar mandi masjid sebagai alternatif dirasa kurang efektif. Pasalnya, kondisi perairan masjid juga terbatas sebagaimana yang terjadi di gedung Pascasarjana. “Di Pasca ini entah kenapa sistemnya kalau malam airnya gak ada. Sedangkan di masjid itu beberapa waktu airnya juga habis. Jadi kalau mau mandi atau buang hajat susah, saran saya ini ditindak, karena memang benar-benar susah,” jelas Ica.
Sedangkan persoalan karpet, Yosian Dedy Pangestu, Penanggungjawab PBAK FTIK, menjelaskan bahwa kebutuhan tersebut ditanggung oleh masing-masing PIP sesuai kebutuhan mereka. “Sebenarnya masalah karpet ya, kalau aku ngambil (regulasi) seperti tahun lalu., setiap PIP diwajibkan membawa karpet sendiri dan oler sesuai kebutuhan masing-masing,” ujar pemuda yang akrab disapa Deden tersebut.
Diakhir wawancara, Deden menyampaikan harapan kedepannya untuk PBAK FTIK. Deden berharap PBAK FTIK lebih lancar, meriah dan sukses dibandingkan dengan tahun yang sekarang. “Harapan utamanya kalau bisa (PBAK tahun depan) lebih lancar, lebih meriah, dan lebih sukses dibanding tahun yang sekarang,” pungkasnya.
Penulis: Bara
Reporter: Bara, Rina, Amalia
Editor: Novinda