Dimensipers.com — Peralihan status Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung menjadi Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU) tidak serta merta menjadikan napas lega.
Kampus masih memiliki tanggungan melengkapi administrasi sebagai persyaratan menjadi UIN. Tindak lanjut perihal tranformasi ini pun sudah mulai berjalan, yang mana pada penerimaan mahasiswa baru 2022 kiranya sudah terselesaikan.
“Karena mahasiswa kita statusnya masih institut, kita akan migrasi menjadi UIN. Ini secara administrasi, ya, tapi secara de jure, ya, sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) mahasiswa kita sekarang sudah UIN,” jelas Wakil Rektor Bidang Akademik & Pengembangan Lembaga UIN SATU, Abd. Aziz.
Sejak dikeluarkannya Perpres No. 40 Tahun 2021 tertanggal 11 Mei 2021, menyatakan bahwa IAIN Tulungagung merupakan salah satu institut yang secara resmi beralih status menjadi UIN. Pihak kampus pun menindaklajutinya dengan membahas migrasi akademik ke Jakarta. Sekitar 22.000 mahasiswa dari yang berstatus institut akan dimigrasi menjadi UIN.
Perubahan status ini juga dirasakan oleh kalangan mahasiswa berupa rasa bangga dan tanggung jawab yang besar. “Jadi secara psikologis ada dampak tersendiri yang saya rasakan yakni adanya rasa bangga, adanya rasa responsibility atau tanggung jawab yang besar,” ujar Rizky Saputra, Mahasiswa Semester 4 Jurusan Hukum Tata Negara. Namun, dari segi fasilitas belum dirasakan oleh mahasiswa sebab masih adanya pandemi.
Diketahui bahwa dalam pemublikasiannya, kampus telah memakai status UIN, namun untuk administrasi masih berstatus institut. Perihal tersebut Aziz menjelaskan bahwa ini belum adanya organisasi dan tata kerja (Ortaker) dan masih menunggu pelantikan rektor. Tidak hanya administrasi yang menunggu Ortaker, pengusulan beberapa fakultas pun juga masih belum dapat dipastikan.
“Walaupun kita mengusulkan fakultas sains dan humonioranya juga ada. Nah, kita itu nunggu Ortakernya,” tutur Aziz.
Menurut Nafika Rahma Ladiana, Mahasiswa Semester 2 Jurusan Bimbingan Konseling Islam, kampus telah siap beralih status menjadi UIN, namun terkait hal ini masih ada yang perlu dibenahi, seperti akademiknya. Hal ini dilakukan dengan adanya bukti nyata berupa peningkatan akademik mahasiswa.
Selain peningkatan akademik, adapun yang menjadi keresahan mahasiswa dari peralihan status ini yaitu kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Aziz menjelaskan bahwa ada perubahan mengenai UKT, yaitu berupa naiknya grade. Mulanya IAIN dengan grade hanya sampai lima, ketika menjadi UIN grade-nya sampai tujuh. Namun, hal ini mungkin tidak akan menjadikan naiknya UKT, dengan cara menghidupkan kerjasama-kerjasama bisnis Badan Layanan Umum (BLU).
“Nanti walaupun sudah UIN insya allah tidak akan menaikkan UKT. Makanya kerjasama-kerjasama bisnis BLU kita nanti akan kita hidupkan untuk menutupi kekurangan-kekurangan dari kegiatan akademik dan pembelajarannya. Jadi, kampus nanti harapannya bisa mensubsidi,” papar Aziz.
Transformasi ini mendapat banyak harapan tak terkecuali dari mahasiwa. Kiranya Rizky memiliki harapan berupa peningkatan prestasi mahasiswa. “Baik itu prestasi akademik maupun non akademik, saya harap meskipun dengan tantangan pandemi ini prestasi juga akan semakin meningkat,” jelasnya.
Penulis: Desyana Fitria Natalia
Reporter: Ana, Adib, Nur, Annisa’, Desy
Editor: Ulum