Kelompok pemuda Bok Brombong dari Desa Plosokandang kembali menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan pada Minggu, 27 Oktober 2024. Kegiatan bersih-bersih sungai yang digelar merupakan salah satu bentuk kritik konstruktif terhadap pemerintah. Mereka tidak hanya melibatkan warga sekitar, tetapi juga mengundang berbagai komunitas lingkungan dari Jawa Timur, di antaranya Jombang, Mojokerto, Kediri, Blitar, Trenggalek, dan Tulungagung.
Acara ini dipersiapkan sejak dua minggu lalu dengan dukungan berbagai pihak, seperti Komunitas Sahabat Alam dan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala). Selain itu hadir pula instansi Pendidikan yaitu, SMK Boyolangu yang turut berpartisipasi. Serta dukungan perangkat desa berupa izin resmi yang diajukan ke Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) daerah. Meskipun kontribusi langsung dari pemerintah desa dinilai masih minim oleh para pegiat lingkungan setempat.
Nanang, selaku koordinator acara menekankan bahwa aksi mereka adalah bentuk kritik nyata kepada pemerintah yang dinilai kurang bersinergi dengan pegiat lingkungan. “Pemerintah desa kurang kooperatif, tetapi kami tetap semangat. Kami hanya ingin pemerintah benar-benar bersinergi dengan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan,” ujar Nanang. Ia menyoroti minimnya kolaborasi antara pemerintah daerah, khususnya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Pengairan dengan relawan yang telah aktif bergerak tanpa dukungan signifikan dari pemerintah.
Menurut Nanang, selama ini DLH hadir namun dengan dukungan yang masih mimim. Para relawan berharap agar pemerintah kabupaten lebih aktif berpartisipasi dalam acara kebersihan sungai dan tidak hanya bergantung pada inisiatif warga. “Kami ingin pemerintah yang menginisiasi acara seperti ini, karena alasan klasik soal dana dan jumlah petugas sering kali menjadi hambatan. Kami sudah banyak berkorban tenaga dan biaya, bahkan warga sekitar ikut membantu menyediakan konsumsi,” tambah nya.
Rudi, selaku Ketua RT setempat yang juga berperan sebagai penanggung jawab acara, mengungkapkan bahwa acara ini murni atas inisiatif masyarakat. Menurutnya, pemerintah desa belum melakukan inisiatif konkret terhadap kebersihan sungai, padahal persoalan sampah menjadi masalah yang sangat mendesak di Plosokandang.
Rudi berharap pemerintah desa dapat berperan lebih aktif sebagai motor penggerak dalam kegiatan-kegiatan lingkungan ke depan karena RT memiliki kapasitas yang terbatas. Ia juga berkeinginan agar peraturan desa terkait sampah segera diterapkan, mengingat ia sendiri harus memberlakukan aturan RT untuk mencegah warga membuang sampah sembarangan.
Di sisi lain, Harun yang merupakan salah satu pegiat lingkungan, berharap agar acara bersih sungai ini bisa berkelanjutan. Ia merencanakan kegiatan serupa sebulan sekali, termasuk penanaman pohon sebagai bentuk rehabilitasi sungai. Menurut Harun, proyek ruang terbuka hijau ini akan memberikan dampak yang nyata bagi lingkungan sekitar dan dapat diintegrasikan dengan kegiatan mahasiswa dan komunitas.
Pemuda Bok Brombong sangat antusias dan mendukung penuh kegiatan ini. Mereka ikut terlibat baik dalam aksi bersih sungai maupun, seperti konsumsi makanan dan minuman. “Kami memiliki rencana jangka panjang untuk pengolahan sampah di daerah kami, meskipun kami sadar bahwa kendala finansial kerap menjadi tantangan utama,” kata Nanang.
Menurut Harun, warga sekitar sungai berharap dengan adanya kegiatan ini sungai di sekitar mereka bisa lebih bersih dan bebas dari sampah, sehingga air sungai bisa kembali dimanfaatkan secara sehat. Selain itu, warga ingin kegiatan semacam ini dapat menjadi inspirasi bagi pemerintah untuk bergerak secara lebih serius.
Kegiatan bersih sungai oleh pemuda Bok Brombong adalah aksi nyata sekaligus bentuk kritik terhadap ketidakpedulian pemerintah Desa Plosokandang dan Kabupaten Tulungagung. Mereka berharap adanya peraturan yang tegas dari pemerintah untuk mendukung pengelolaan sampah dan kegiatan kebersihan sungai secara masif. Para pemuda dan warga sekitar berharap pada pemerintah supaya kegiatan ini bisa berkelanjutan, serta dapat menindak secara tegas jika ada yang membuang sampah di sungai.
“Ya semoga, dengan adanya ini sungai kelihatan bersih, bisa dilihat kalau bersih airnya. Kalau sungai bersih jauh dari sampah nanti kan bisa untuk dikonsumsi masyarakat. Semoga kedepan untuk niat dari sini berhasil,” ujar Harun.
Nanang juga menambahkan untuk kedepannya supaya warga sekitar sungai bisa lebih kooperatif. Jika terdapat warga yang membuang sampah di sungai, akan diberi teguran dan sanksi. Bukan melalui kekerasan, karena sudah ada Undang Undang yang mengatur di dalam Peraturan Daerah.
“Harapan warga, ya warga yang ada di sekitar sungai ya kooperatif juga. Kalau ada yang buang sampah di sungai ya ditegur dan diberi sanksi, bukan kekerasan karena ada perda nya kan,” tambah Nanang.
Penulis: Aan
Reporter: Aan, Deva, Gea
Editor: Zulfa