Rabu (29/5), Senat Mahasiswa (SEMA) IAIN Tulungagung melaksanakan Kongres Mahasiswa yang ke-VI dengan tema “Merekontruksi KBM demi Terwujudnya Lembaga yang Produktif”. Kongres yang digelar di Aula Gedung Syaifudin Zuhri tersebut, dijadwalkan akan berlangsung mulai pukul 09.00 WIB. Namun, karena beberapa kendala, kongres ditunda hingga pukul 13.00 WIB.
Menurut Irfan, selaku Ketua SEMA‑I hal itu dikarenakan belum selesainya draf kongres yang akan digunakan dalam persidangan. “Berhubung drafnya belum selesai, itu saya undur, dari pada nanti waktu persidangan temen-temen menunggu lama, lebih baik diselesaikan drafnya baru sidang”. Ia menambahkan, proses administrasi untuk peserta kongres yang belum diselesaikan secara maksimal oleh panitia juga menjadi alasan tertundanya sidang kongres.
Salah satu peserta kongres, Aris Setiawan merasa kecewa atas penundaan yang dilakukan pihak SEMA‑I. “Saya pribadi kecewa atas kemoloran acara yang semula di undangan tertera mulai pukul 09.00 WIB namun panitia belum siap.” Aris juga menambahkan, bahwa pengunduran kongres ini menunjukkan ketidakseriusan SEMA‑I dalam menyelenggarakannya.
Sementara itu, Arif Wibowo, Ketua Umum UKM Larantuka, menilai seolah-olah SEMA‑I melakukan tugas sekehendak sendiri. “Sebagai lembaga legislatif tertinggi kampus, … seolah-olah sepenake dewe.” Selain itu, ia mengatakan bahwa antar anggota SEMA‑I saling lempar melempar tanggung jawab.
Keadaan sempat gaduh, tepatnya saat adanya informasi bahwa kongres diundur. Beberapa peserta dan panitia terlibat cekcok. Setelah diadakan mediasi, akhirnya panitia memutuskan untuk mengundur acara sampai dengan 13.00 WIB.
Pada praktiknya, acara baru dibuka kembali pukul 15.00 WIB. Acara dimulai dengan membahas Ketetapan Susunan Agenda Kongres Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) IAIN Tulungagung. Menjelang waktu berbuka, sesuai kesepakatan acara dijeda sampai dengan pukul 21.00 WIB.
Menjelang pukul 21.00 WIB, peserta mulai berdatangan ke tempat kongres. Namun, pintu gedung masih terkunci rapat, sementara pihak panitia tidak berada di lokasi. Lama menunggu kepastian panitia, peserta bersama-sama melantunkan selawat untuk sejenak menenangkan suasana. Tepat pada pukul 21.42 WIB, melalui grup WhatsApp, Irfan mengumumkan penundaan kongres sampai esok hari (30/5) pukul 08.00 WIB.
Kamis (30/5), tidak jauh berbeda dengan hari sebelumnya. Kongres yang semestinya dimulai pukul 08.00 WIB, hingga berita ini ditulis, belum ada kejelasan mengenai keberlanjutan kongres. Hal ini disebabkan lambannya respon panitia terkait waktu pelaksanaan dan tempat kongres berlangsung.
Berbagai tanggapan diutarakan oleh peserta kongres. “Banyak alasan dari sana, yang katanya belum siaplah. Harusnya dikonsep mateng-mateng, karena ini kegiatan besar. Sebenarnya untuk penundaan itu wajar, jika hanya satu atau dua jam … ini kalau saya memandang ada maksud terselubung dari pihak penyelenggara. Kita sendiri sebagai peserta tidak mengetahui rundown. Rundown kegiatan ini kita tidak diberi … itu sangat disayangkan sekali ketika lembaga legislatif seperti itu,” ungkap Yurosa selaku Ketua DEMA FASIH.
Tanggapan serupa diutarakan oleh Tamba selaku Ketua DEMA FUAD. “Panitia dan oknum-oknum yang ada dalam kongres punya banyak taktik, ini dapat dilihat dari alasan-alasan panitia yang tidak logis … penundaan dari pukul 21.00 (kemarin, red.) sampai sekarang belum terlaksana. Panitia belum siap dan tidak serius,” ujarnya.
Saat ditemui kru Dimensi pada Rabu (29/5), Abad Badruzzaman selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama menyatakan, bahwa tidak ada rekomendasi untuk mengundur kongres. “Tidak ada rekomendasi dari Abah Abad(saya, red.) untuk mengundur acara. Bahkan disarankan untuk segera dimulai agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan … kalaupun diundur jangan sampai ganti hari,” ungkapnya.
Pihak panitia sendiri enggan memberikan informasi terkait acara yang terus menerus diundur. Saat ditemui kru Dimensi (30/5), Zulfikar selaku ketua pelaksana hanya meminta maaf dan tidak mau memberi tanggapan atau klarifikasi apapun.