Yogyakarta, 23 Agustus 2022 telah terlaksana Konferensi Internasional Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Indonesia atau The 2nd International Conference On Indonesia Family Planning and Reproductive Health (ICIFPRH). Tema yang diusung dalam acara ini yakni “Accelerating The Promise of 3 Zeros In Indonesia”.
Beberapa lembaga Non-Govermental Organization (NGO) dan media juga berkolaborasi dalam forum besar tersebut. Terlibatnya peneliti internasional, nasional, asosiasi profesi, para praktisi, pembuat kebijakan, pengelola program dan mitra pembangunan juga dilakukan untuk membahas isu kesehatan reproduksi dan program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia.
ICIFPRH pertama diselenggarakan di Yogyakarta pada 30 September hingga 2 November 2019. Di ikuti oleh 796 pembicara dan peserta dari 18 negara, dengan setidaknya 40.000 peserta online dari saluran YouTube ICIFPRH. Konferensi ini berfokus pada kegiatan ilmiah, beberapa lokakarya, dan pelatihan pra-konferensi terkait dengan masalah keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
Pandemi Covid-19 membuat konsorsium menunda ICIFPRH ke‑2 menjadi 2022. Konferensi 2022 akan membahas konsep, kebijakan, program, dan berbagai pembelajaran yang telah dilakukan di tingkat global, nasional, dan subnasional oleh berbagai pemangku kepentingan. Serta relevansinya dalam peningkatan program KB dan kesehatan reproduksi. Sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mencapai Tiga Nol.
Maksud dari 3 zero adalah keinginan Indonesia di tahun 2030,meliputi; zero unmeet need for family planning (menghentikan tidak terpenuhinya kebutuhan KB), zero preventable maternal death (menghentikan kematian Ibu), zero gender-based violence and harmful practices (menghentikan kekerasan berbasis gender dan praktik berbahaya pada perempuan dan anak).Survey Pengalaman Hidup Perempuan (SPHN, 2021) menyatakan bahwa perempuan usia 15–64 tahun pernah mengalami kekerasan selama hidupnya.
Secara garis besar, konferensi ini bertujuan untuk mendiskusikan upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Poin utamanya adalah peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat.
Selain itu menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang inklusif. Tak hanya itu, juga terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Peran Mahasiswa Dalam Kampanye Tiga Nol
Tahun ini, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Dimensi berkesempatan menjadi salah satu media yang turut berkolaborasi dalam rangka mengkampanyekan isu ini. Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Ova Amelia menegaskan bahwa, “Untuk mencapai 3 zero, kita menerapkan literasi di awal untuk melakukan pencegahan yang melibatkan semua pihak. Kita tidak hanya melibatkan staf dan tenaga pendidikan, tapi juga mahasiswa. Karena mahasiswa juga bagian dari integral pengelolaan edukasi informasi yang berkaitan dengan persepsi orang tentang kekerasan itu sendiri”.
Mempertimbangkan urgensi isu ini untuk diangkat dalam ruang media mahasiswa, Ova Amelia dalam konferensi pers, juga menjelaskan langkahmembangun ruang aman kasus kekerasan seksual di UGM. “Kami membangun konselor teman sebaya yang direkrut dari semua fakultas untuk dilatih agar dapat menyuarakan dan mengedukasi secara lebih intens. Kami juga membuat tim satgas yang terdiri dari psikolog, tim hukum, mahasiswa, dan kedokteran. Tim satgas ini sudah memiliki SOP untuk membuat tim independen penanganan kasus kekerasan. Pemisahan ruang antara korban dan pelaku juga sudah masuk dalam SOP,” ungkapnya.
Tim ilmiah ICIFPRH, Amirah Ellyza Wahdi turut memberikan statement dari sudut pandang akademis bahwa kesehatan reproduksi bukan hanya masalah biologis, tapi juga masalah sosial.
Ketua konsorsium dan panitia ICIFPRH, Siswanto Agus Wilopo menyampaikan “Pandemi covid-19 memberikan dampak besar bagi sulitnya akses kontrasepsi yang mengakibatkan naiknya Angka Kematian Ibu (AKI). Kita semua juga mendengar kabar stunting, pelecehan seksual, dan isu lainnya setiap hari. Perjuangan yang perlu dilakukan adalah bicara soal upaya lintas sektor”.
Penulis: Farida
Reporter: Farida
Editor : Nurul