Dimensipers.com — Mengawali Pekan Seni Kreativitas Mahasiswa (PSKM) masing-masing Organisasi Daerah (Orda) yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Daerah (Forsida) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung menampilkan kreativitasnya dari daerah masing-masing. Penampilan Forsida sendiri berlangsung pada 15 April 2018 dengan mengusung tema “Harmonisasi Kedaerahan”.
Muhammad Palil selaku Koordinator Forsida mengemukakan bahwa Setiap Orda diwajibkan menampilkan kesenian daerah masing-masing. Di PSKM tahun ini terdapat penampilan 15 (Lima Belas) Orda yaitu diantaranya Ikamala (Lamongan), Mahaputra (Pule Trenggalek), Imaka (Nganjuk), Gempa (Panggul), Himacita (Cilacap), IMT (Tuban), Ikamasda (Sidoarjo), Plat AE (Kerasidenan Madiun), FKMJ (Jombang), IMAMO (Mojokerto), Formastra (Sumatra), Himawari (Kediri), Aljabar (Jawa Barat), Kosima (Malang), Imapro (Probolinggo), dan Ikawangi (Banyuwangi). Dimana tampilan yang disuguhkan adalah sendra tari dan drama.
Persiapan menghadapi PSKM ini Palil mengatakan, “Dalam acara ini kami mengadakan tahap-tahap persiapan yaitu tahap pemberitahuan info PSKM ke seluruh Orda satu bulan yang lalu, tahap kedua pembentukan panitia PSKM dari anggota koordinator Forsida, tahap evaluasi kerja 1, tahap evaluasi kerja 2, tahap 3 teknikal meeting bersama para penari, dan finish.”
Masing-masing Orda mempersiapkan penampilan untuk Pentas Seni (Pensi). Hamdasshofyatun Ni’mah selaku perwakilan dari Orda Plat AE menjelaskan bahwa, “Untuk persiapan hanya berlangsung satu minggu karena mengingat anggotanya mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) lain dan kegiatan lain jadi harus benar-benar menunggu waktu senggangnya.”
Untuk penampilan masing-masing Orda ada beberapa penampilan seperti Ikamala menampilkan Mayang Madu, Formasta menampilkan Tarian Nusantara, Ikamasda menampilkan Tari Rajawali (Kreasi Jawa dan Bali), Plat AE menampilkan tari Jatilan Ganongan Kucingan, dan sebagainya.
Adapun beberapa kendala dalam Forsida kali ini seperti yang dikemukakan Muhammad Palil, “Kendalanya tidak ada tempat khusus buat para tim penari untuk rias, sehingga tim penari rias berada di luar kampus. Dan itu menjadi salah satu kendala kemoloran waktu. Yang seharusnya jam 7 sudah mulai tampil tapi baru mulai jam 7:30.”
Senada dengan Palil, Hamdassofyatun menerangkan, “Ketika tampil hari H sebenarnya kalau dari kendalanya tidak ada sih. Cuma pergantian nomor urut saja karena kemarin di awal waktu itu sudah disepakati sesuai yang awal telah ditentukan, tapi karena banyak penampilan yang tidak segera hadir, jadi siapa yang hadir duluan ia dapat nomor hadir duluan. Jadi kita dari nomor urut 7 kita pindah ke nomor urut 11.”
Selain mengungkapkan beberapa kendala Pentas Seni Forsida Palil mengungkapkan “Harapannya seluruh Forsida bisa tambah kompak dan semakin kreatif dalam mengemas kegiatan PSKM. Dan tentunya Forsida dan organisasi daerah bisa berkolaborasi dan bersinergi lebih baik. Jargonnya Forsida “Ragam Warna Eka Cita Untuk Nusantara”, pungkasnya.
Hanya manusia biasa yang sedang menikmati indahnya menyelami lautan ilmu