By using our website, you agree to the use of our cookies.

Kategori: Sastra

Cerpen

Khayalan yang menua dan mati di ujung cerita 

Perem­puan renta yang duduk di depan pin­tu sebuah min­i­mar­ket di Jalan Kam­bo­ja kini berusa­ha mening­galan tem­pat­nya. Langkah kakinya yang gemetar dipak­sanya berdiri. Ia seper­ti sebatang ran­du lapuk yang memak­sa dirinya tetap tegak sekalipun penebang kayu berusa­ha menebas­nya, digunakan…

Cerpen

Manifesto Cup-cake 

Loyang-loyang kon­glom­erasi ham­pir penuh. Tepung terigu, tepung beras, telur, gula pasir, mente­ga, dan bahan lain telah ter­cam­pur rata. Mix­er baru itu berhasil, melumatkan kege­lisa­han orang-orang atas keti­dakadi­lan yang ter­ja­di. Lele­han cok­lat juga mem­bu­at piki­ran mere­ka ter­al­ihkan lebih cepat, melu­pakan keke­ce­waan di…

Puisi

Penggenggam Surga 

Dia yang menggenggam sur­ga Tersenyum kecut menyung­ging kepuasan pal­su Dan kala fajar merekah.… Berge­gas menung­gui tungku Beran­jak dari mimpi tuk siap­kan sug­uhan saban pagi   Dia yang menggenggam sur­ga, ter­li­hat kurus Ter­sir­at sebuah jer­it yang tak teru­cap mulus Darinya.… Mes­ki cikal…

Cerpen

Pembantu 

Sara­pan kali ini tidak terasa nikmat. Sebab adikku yang memasak. Mungkin ini adalah kali per­ta­ma ia mema­su­ki dapur. Mem­bu­at kami sekelu­ar­ga men­ja­di kelin­ci per­cobaan masakan­nya yang han­cur. Dag­ingnya dipo­tong besar-besar, alot dan keras. Bum­bun­ya apala­gi, ter­lalu banyak saos.

Puisi

Diam 

Aku diam Aku linglung Aku tak tau dan akupun tak menger­ti   Mem­beku Bersama wak­tu yang selalu berlalu Ter­diam, di sudut dunia yang tak per­nah aku tahu Per­pec­a­han men­ja­di per­go­lakan Per­dama­ian men­ja­di pertem­pu­ran Aku ters­esat dalam hidup Ia, hidup Hidup…

Cerpen

Di Tengah Hujan Sore Hari 

Hujan dan kenan­gan memang kom­bi­nasi yang indah. Ked­u­anya, sama-sama bisa datang tan­pa harus diun­dang dan ser­ing tak kun­jung hadir mes­ki san­gat dihara­p­kan. Hari yang indah penuh keba­ha­giaan, bisa teti­ba men­ja­di duka. Seketi­ka. Tak per­lu alasan yang rumit. Hanya karena…

Cerpen

Mendongeng Jabang 

Janin-janin itu ter­lan­tar di antara jutaan anai. Mere­ka ter­lem­par dan ter­bang mengikut arah angin, sam­pai ke laut kem­bali ke darat dan memu­­tar-mutar. Dua dari mere­ka sal­ing tat­ap lalu terkekeh. Keter­lan­taran mere­ka adalah sebuah keba­ha­giaan besar dari sang Maha.…

Puisi

Mangkir 

Satu kesak­sian menung­gu dilayangkan 56 kur­si lipat tan­pa meja Berdiri di ten­gah seper­ti pesak­i­tan Siap diadili di muka para opziener Wajah kusut seper­ti sajak-sajak bumi­put­era Men­gan­tar ia duduk ter­tun­duk Seba­gaimana rasa bersalah yang jatuh lalu hilang Ruan­gan itu melayang-layang…