Travesti, Atas Nama Nilai
Bilik ruang pengap kau tempati sebagai penyangsi atas ketidakberdayaan jasad Memangku pra-anggapan manusia Meringkuk mencari moksa diri dari kungkung budaya atas sebatang nilai bernama moral Dalam cepak sang waktu kau dan aku menjanji ketakberhinggaan kebahagiaan, kedukaan kecukupan Mengecap diri…
Sang Revolusioner
Kartini sang revolusioner Hasratnya membasmi diskriminasi wanita Istana patriarki berkuasa atas segalanya Di manakah hak-hak wanita Indonesia
Lari dari ‘Bajing’
“Aku sangat membenci kebongan dan kepura-puraan, kau tau?” ucap Apta kepada lelaki di depannya. Lelaki itu tak jadi menempelkan bibirnya ke pinggiran cangkir. Diletakkan cangkir itu. Suara benturan dengan alasnya tenggelam dalam geram. Kopi hitam tumpah sedikit. “Apa…
Dua Orang yang Lupa Mengenal
Ongkos Parkir Termahal Sepanjang Sejarah
Ini adalah cerita seorang bocah. Bocah itu dulunya ingusan, pemalu yang berlebih. Bocah yang benar-benar murni, kesenangannya jernih mirip air kali yang selalu ia datangi tiap sore. Itu kali di desanya, bukan kali di Taman Eden.
Apti dan Syaki, Singa dan Kelinci di Hari Pancasila
Kasur kamar lusuh dan penuh ingus. Baunya menyengat sampai bulu hidung merinding, tapi tidak untuk sang pemilik kasur, Apti. Beberapa serangga tak sanggup terbang atau berlayar di atas kasurnya, menjauh dengan jarak minimal satu meter. Jelas, Apti ketika tidur…
Surga Kelam
Semburan hitam menjadi mimpi buruk anak cucu kami Bukan lagi hijau ranau yang menyelimuti selaput sayu mata Bau anyir dan pekatnya tanah kelam sebagai tanda sejarah Beratus-ratus peneduh kehidupan tenggelam dalam kepekatannya Kehidupan bukan lagi bisa dikatakan hidup Rangka…
Cicak Buntung
edung putih. Serba putih dan teratur, rapi. Lantai mengkilat, perabot mewah, halaman luas, licin. Setidaknya itu yang kulihat dari balik jendela, yang nampak begitu indah. Aku merenung sendiri, melihat sekitar yang menjadikanku liyan. Ukuran jendela tempatku memelotot hampir…
Tumbal
okan menumpahkan susu di samping petilasan Mbah Sumede. Bibirnya komat-kamit laksana dukun. Dia berusaha merapalkan mantra hafalannya sepanjang minggu. “Biarkanlah saya menang,” katanya. “Jika pun benar, akan ada banyak sesembahan Eyang.” Mendengar permintaannya, Mawut memincingkan matanya yang kebas sebelah.…