Semarak Alunan Merdu
Alunan nada beradu indah Menyapa rasa melawan gundah Tentram, tenang, pun teduh
Sunyi dalam Pandemi
Pandemi kembali menyelimuti negeri Hiruk pikuk kehidupan tertelan sekali lagi Hingga hari suci telah menampakkan diri Mengingatkan tuk medekat pada Hyang Widhi
Ini Tanah Kami
Di era jabatan tuan ini Kami kembali menghadapi penderitaan tanpa akhir Kami harus melawan takdir yang kejam
Nyanyian Sunyi
Senyap Terkadang juga bising Akal dan nurani tak jarang menjerit Langkah gontai menyusur setapak Gonggongan tak bertuan masuk pendengaran Merusak aliran syaraf yang coba ditenangkan Gemuruh tak berkesudahan Menggema di setiap sudut kehampaan Mengisyaratkan dakwa tak berdasar Tak…
Merokok Bersama Pramodya
Pram datang dengan rokok di tangan Seolah mengisyaratkan untuk menulis baik dalam kegentingan atau kelonggaran
Penjual Daging
Wanita dari desa menghampiri Menawarkan diri untuk dibeli Tawar menawar bak pedagang cilok Bekasi
Bisikan Alam
Ssssssttt… Semilir angin membisik relung hatiku Berkemelut, berteriak padaku
Montase Alam
Ketika sang surya menyapa semesta Si cantik arunika mulai menampakkan kirananya Kicauan merdu burung menyapa telinga Menciptakan alunan merdu, penenang atma Sungguh keindahan alam yang mempesona
Sajak Luang Luapan
Kematian Datang Secepat Angin Hari ini, nanti, kemudian hari umur kematian cepat melahap serupa api yang pulang tak lagi sempat pamit hidup perlahan makin terjepit