Gadis Kecil
Kutemui seorang gadis kecil Berada di bawah temaram lampu Terkungkung sendiri meratapi hidup Yang kian sunyi nan sepi
Pencipta Dalang Bencana?
Kicauan burung bersaut-saut Dahan-dahan padi saling bertaut Gelaran tanah tawaduk menyambut Jejak-jejak telapak kaki keriput
Perihal Puan dan Kesetaraan
Puan satu ini, berdikari menerabas batas patriarki Gugat dominasi, subordinasi, dan marjinalisasi Mendobrak pintu oligarki dengan orasi yang getarkan birokrasi
Makna Wanita
Mereka, yang disebut kaum hawa Pemilik paras indah dengan jiwa yang tenang Jiwa yang dapat melalui segala kepahitan
Nisbi, Sebuah Nilai Baru Semangat Zaman
Sore itu, meneduhkan setiap insan untuk duduk dan berdiskusi di halaman rumah komunitas sastra. Setiap napas yang hembus ditempat itu adalah napas kolektif sesungguhnya. Dengan kopi hitam, lantunan puisi dari salah satu mahasiswa mampu mengubur sunyi.
Mempertanyakan Keputusan Tuhan
Sore itu, kala bumi sedang menitikkan air untuk kesekian kalinya. Seorang remaja di persimpangan jalan sedang duduk manis termenung melihat lalu lalang kendaraan di tengah kebisingan kota. Deni namanya, remaja desa yang berjuang di tengah kerasnya kehidupan kota.…
Hujan Senja Temaram
Ada yang menghentikan lamunan Aku tertegun melihat potretmu dalam dekapku Pikiranku melarut dalam cakrawala
Tentang Memori dan Arti
Sejarah yang bawa kita pulang Bahwa dalam kepergian ada sebuah tujuan Bahwa usai perang terbit kemerdekaan Dan pulang, menjadikan kita bangga